IHSG terus naik dan sudah mendekati level 4.700 hari ini, penurunan selama hampir 4 bulan sepertinya terhapus oleh kenaikan kurang dari 3 minggu. Siap tidak siap bullish market sudah datang, paling tidak jika kita melihat dari sudut pandang technical. Bullish Market sudah datang, dan waktunya kita untuk kembali ke market baik sebagai spekulan jangka pendek atau investor jangka menengah.
Namun pembahasan lebih menarik adalah apa yang menyebabkan IHSG mengalami kenaikan yang begitu luar biasa dalam semunggu terakhir, mengapa penurunan 4 bulan bisa terhapus dengan kenaikan 9 hari. Padahal jika kita mempelajari pergerakan di masa lalu dari semua indeks di dunia, trend bearish selalu berlangsung lebih cepat, dan mengerikan sementara trend bullish berlangsung lebih lambat dan membosankan. Mengapa kondisi saat ini justru sebaliknya ?
Jika kita mempelajari pergerakan harga di saham (bukan indeks) kenaikan harga seperti yang terjadi seperti IHSG saat ini umumnya disebabkan karena faktor fundamental yang sangat mengejutkan dan diluar expektasi pasar. Sebagai contoh jika saham seharga 300an dan tiba-tiba ada rencana nyata akan ada akusisi di harga 1000 maka saham tersebut akan naik dalam jumlah yang sangat besar dalam jangka pendek, dan dapat terus naik sampai mendekati level 1.000. Kemungkinan lain adalah jika kondisinya terjadi di saham-saham gorengan, dimana pergerakan harga sepenuhnya diatur oleh bandar. Namun jika kondisinya terjadi di indeks seperti IHSG seharusnya kondisinya berbeda karena kenaikan terjadi karena akumulasi dari puluhan sampai ratusan saham. Jadi berita yang menyebabkan kenaikan luar biasa seperti saat ini seharusnya sama luar biasanya, namun sampai saat ini kita belum mendapati berita luar biasa apa yang bisa mengangkat IHSG 15% hanya dalam jangka waktu 3 minggu.
Berikut ini beberapa faktor yang ‘seharusnya’ dapat menjadi motor kenaikan IHSG saat ini :
PULIHNYA EKONOMI INDONESIA
Presiden Jokowi memprediksi bulan Oktober ini Ekonomi Indonesia akan mulai meroket, namun jika melihat data ekonomi bulan September tanda-tanda meroketnya ekonomi belum terlihat. Menurut survey kami selama akhir pekan mengenai kondisi Ekonomi Indonesia selama bulan Oktober ini memberikan hasil yang menunjukan masih sangat kecilnya tanda-tanda kebangkitan ekonomi dalam negeri.
Dari pertanyaan di atas hanya 8% voters yang mengatakan bahwa kondisi bisnis atau pekerjaannya di bulan Oktober ini lebih baik dibandingkan dengan awal tahun 2015. Sebaliknya 27% voters mengatakan bahwa kondisi ekonomi justru lebih buruk dibandingkan dengan awal tahun ini, dan 23% mengatakan belum ada perubahan sama sekali.
Vote ini mengatakan dari sektor riil kemungkinan baru 8% bisnis yang bisnisnya mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan awal tahun, 50% beranggapan kondisinya lebih buruk atau masih sama dengan awal tahun.
Jika membahas faktor fundamental lainnya kita juga perlu mewaspadai rilis laporan keuangan yang kemunkinan akan rilis di akhir bulan ini atau awal bulan depan, karena dalam periode kuartal ketiga di bulan Juli sampai September lalu USD sedang tinggi-tingginya jadi kemunkinan banyak perusahaan yang akan mengalami impact nilau tukar yang cukup besar. Jadi meskipun kuartal ke 4 ini ada perbaikan, rilis keuangan Q3 kemungkinan akan memberikan sentimen negatif terhadap market.
Jika disimpulkan sejauh ini kita belum mendapati adanya faktor fundamental yang menunjang kenaikan IHSG saat ini. Jikalau perbaikan ekonomi sudah terjadi, perbaikannya kemungkinan belum terlalu signifikan.
NILAI TUKAR DOLLAR
Faktor pendorong utama kenaikan IHSG seminggu terakhir adalah penguatan rupiah terhadap dollar Amerika, secara fundamental jika rupiah menguat, kinerja mayoritas perusahaan dalam negeri juga akan membaik, namun tentunya kita juga harus mewaspadai bahwa kenaikan kinerja perusahaan hanya akan terjadi jika rupiah tidak melemah dalam dalam 1-2 bulan kedepan.
Sayangnya jika kita melihat grafik penguatan rupiah, penguatan yang terjadi saat ini sangatlah tidak sehat, dan lebih mengindikasikan adanya spekulan yang masuk daripada bukti dari pemulihan ekonomi dalam negeri. Secara Technical kenaikan Rupiah akan menemu resisten yang kuat di kisaran 0.755 atau jika dibalik di kisaran 13.200 per Dollar Amerika. Kita hanya bisa berharap rupiah akan stabil di kisaran ini paling tidak untuk 2 minggu kedepan, karena pergerakan yang terlalu ekstrim justu akan mendatangkan ketakutan dan kemunculan spekulan.
KEBANGKITAN EMERGING MARKET
Seperti posting kami kemarin pagi ini, bukan hanya Indonesia yang mengalami kenaikan luar biasa dalam 2 minggu terakhir, mayoritas negara berkembang lainnya juga mengalami kenaikan, meskpin memang Indonesia menduduki peringkat pertama, sejauh ini.
Hal ini adalah faktor positif karena trend yang berlangsung secara global tentunya akan lebih kuat daripada sesuatu yang hanya terjadi di dalam negeri. Sejauh ini penguatan IHSG masih lebih tinggi sekitar 5% dibandingkan dengan rata-rata penguatan negera berkembang lainnya.
Analisa kebangkitan negara-negara Emerging Market bisa anda baca disini.
ALIRAN DANA ASING
Menurut pembelajaran kami selama ini beberapa faktor di atas seperti indeks regional, dan sentimen penguatan nilai tukar hanya menggambarkan kondisi actual market, dan tidak memberikan arahan jelas kemana arah IHSG di masa yang akan datang.
Related : Foreign Flow Workshop Semarang
Dasar dari setiap kenaikan di market tentunya adalah faktor fundamental jika keuntungan perusahaan naik, penjualan meningkat, maka IHSG akan mengalami kenaikan, namun sayangya faktor fundamental sangatlah terlambat untuk memberikan kita konfirmasi, seperti kita ketahui bahwa jika kita menunggu kinerja perusahaan di kuartal ke 4 ini kemungkinan baru akan keluar bulan Maret 2016 nanti, artinya jika memang benar ekonomi dalam negeri sudah melewati masa krisisnya, besar kemungkinan IHSG sudah jauh lebih dulu ‘pulih’ jika kita harus menunggu bulan Maret nanti ada kemungkinan semua saham sudah kembali ke harga sebelum terjadinya koreksi.
Dalam hal inilah analisa Bandarmologi / Foreign Flow memegang peranan sangat penting, karena dengan menggunakan analisa ini kita sedang melihat pergerakan para investor besar yang kemungkinan memiliki data dan sudut pandang yang jauh lebih luar daripada kita dalam memprediksi ada atau tidaknya pemulihan Ekonomi dalam negeri. Dalam grafik di atas kita bisa melihat bahwa memang sedang terjadi inflow dana asing yang cukup signifikan ke bursa kita, hal ini adalah angins segara setelah terjadinya trend aksi jual terus menerus yang terjadi di market kita, sejak April lalu, trend outflow asing juga sudah patah dengan inflow yang terjadi dalam 3 minggu minggu terakhir.
Sampai perdaganan kemarin , secara total dana asing sudah masuk selama 9 hari berturut-turut, dengan jumlah sebesar 3.52 T, jumlah ini cukup besar dan memberikan indikasi yang kuat bahwa trend bullish sudah lahir, karena inflow dana asing adalah fondasi dari setiap kenaikan IHSG, masuknya dana asing adalah indikasi paling nyata bahwa IHSG sudah berbalik arah.
Dari studi kami dari tahun 2007 terhadap aliran dana asing di IHSG kami mendapat bahwa trend bullish selalu memiliki dua karakteristik dari sisi Foreign Flow.
- Inflow terjadi secara konsisten, dimana hampir setiap hari investor asing tercatat melakukan net buy, dalam 1 minggu investor asing bisa mencatakan net buy 4-5 kali.
- Inflow terjadi meskipun IHSG mengalami penurunan (mark down)
Dari kedua kondisi tersebut syarat kedua belum dipenuhi dalam kenaikan saat ini, artinya konfirmasi trend bullish justru akan muncul ketika IHSG mengalami technical correction dalam beberapa waktu kedepan.
Dari sudut pandang Foreign Flow dana asing yang masuk dalam 9 hari terakhir belum cukup untuk menopang kenaikan IHSG sampai ke level saat ini, untuk inflow sebesar 3.5T nilai wajar IHSG ada di level 4.400 – 4.450, artinya IHSG saat ini sudah sangat mahal secara Foreign Flow dan sangat dibutuhkan aksi mark down seperti kami bahas di atas dimana IHSG mengalami koreksi namun asing terus melanjutkan aksi akumulasinya. Jika aksi mark down terjadi kami memprediksi level ideal untuk masuk ada di kisaran 4.450 – 4.500.
KESIMPULAN
Seperti kita semua tahu kenaikan IHSG saat ini sudah terlalu besar dan cepat, koreksi jangka pendek sangatlah diperlukan baik dari sudut pandang Foreign Flow maupun Technical, semakin cepat terjadinya koreksi semakin baik untuk IHSG karena membuat koreksi yang terjadi nanti tidak terlalu dalam dan mendatangkan kekhawatiran yang baru.
Dalam jangka pendek IHSG akan sangat rawan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah, namun seperti kita bahas di atas meskipun terjadi koreksi itu bukanlah suatu yang buruk, melainkan sebuah konfirmasi terakhir akan datangnya bullish.
Related : Bullish sudah datang, belum terlambat untuk mengikuti Bandarmologi Workshop Surabaya & Medan
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
mgkn jg pak para spekulan rupiah itu sdh kluar dan masuk ke pasar modal kita.. jd mreka double profit.
datangny bulish market jg mgnkn pasar mulai melihat data masa depan berhubung 2015 tinggal 2 bulan lagi dan sbntar lg 2016. klw kita menunggu konfirmasi positif dari data ekonomi kita, benar memang kita akan terlambat masuk market