Saham PGAS terus menjadi pusat perhatian para investor di bursa kita, aksi jual investor asing yang terus terjadi membuat harga saham ini terus tertekan meskipun harganya sudah turun sangat signifikan dalam seminggu terakhir. Seperti pembahasan kami di awal minggu lalu penurunan ini bukan hanya disebabkan oleh aksi jual asing, namun aksi jual tersebut merupakan aksi cut loss yang dilakukan investor asing, dalam artikel tersebut kami menghitung dalam penjualan 2 hari pertama di minggu lalu investor asing sudah melakukan cutloss sebanyak 17.5 Milyar, melihat fakta tersebut dalam analisa kami pada kesimpulan artikel tersebut kami mengatakan :
Aksi cutloss yang dilakukan Bandar/Asing bukanlah sesuatu yang sering terjadi namun jika terjadi tidak peduli di saham apa pun, hal ini selalu merupakan indikasi negatif karena merupakan tanda adanya kepanikan dari para raksasa dan pengendali saham ini, sehingga peluang terus berlanjutnya penurunan cukup besar.
Artinya dalam waktu dekat PGAS berpotensi melanjutkan penurunannya, potensi rebound-rebound jangka pendek seperti yang juga terjadi di AISA pasca penggerebekan pabriknya memang selalu ada, namun selama investor asing masih terus keluar di saham ini maka arah pergerakan harga saham ini masih akan ke bawah.
Kekhawatiran kami dalam analisa tersebut terbukti, dalam 6 hari terakhir bukan hanya harga PGAS terus turun, namun aksi cut loss asing juga terus berlanjut sampai penutupan perdagangan kemarin. Hal ini jelas bukan berita baik bagi rekan-rekan yang sudah memiliki saham PGAS, karena seperti kami katakan sebelumnya bahwa untuk BANDAR (dalam kasus ini Investor Asing) ada perbedaan yang sangat besar antara Asing dalam kondisi nyangkut, dan asing melakukan cut loss.
Jika diberikan perumpamaan, jika BANDAR adalah seorang Driver Bus, dan Bus adalah pergerakan harga, ketika BANDAR NYANGKUT kurang lebih seperti ketika Bus tersebut bannya terperosok ke lubang, dalam kondisi tersebut Driver akan berusaha untuk mengeluarkan Bus-nya dari lubang tersebut. Sementara BANDAR CUTLOSS kurang lebih seperti kita melihat Driver Bus tersebut loncat keluar meninggalkan Bus atau driver tersebut memerintahkan para penumpangnya untuk menyelamatkan diri dan loncat keluar dari Bus tersebut. Sebagai penumpang gelap di bus tersebut, kita tentunya tahu mana yang lebih bahaya.
Jika kita mempelajari lebih mendalam mengenai aksi Cut Loss yang dilakukan Investor Asing di saham PGAS dalam 6 hari terakhir kita menemukan beberapa fakta yang mengkhawatirkan.
Jika ditotal dalam 6 hari terakhir total saham yang dijual investor asing sebanyak 306.555 lot, dan semuanya dijual dibawah harga pembeliannya alias cutloss. Aksi jual sebanyak ini adalah aksi jual terbesar di saham PGAS sejah tahun 2012. Artinya dalam 5 tahun terakhir investor asing tidak pernah menjual saham PGAS sebanyak ini dalam periode 6 hari, yang lebih menakutkan lagi kita juga tahu aksi jual ini di lakukan kisaran harga terendah dalam 5 tahun terakhir.
Jadi jelas bisa kita simpulkan bahwa penjualan yang terjadi saat ini bukan aksi jual biasa, melainkan aksi panic selling dan cut loss investor asing dalam jumlah yang sangat besar. Melihat fakta ini ada dua pertanyaan penting yang perlu kita cari jawabannya.
Pertama, apa alasan di balik aksi cutloss asing yang sedang terjadi ? Kedua, siapa yang sedang ‘menampung’ aksi cut loss yang sedang terjadi ?
Apa alasan di balik aksi cutloss asing yang sedang terjadi ?
Mari kita bahas pertanyaan pertama, berita terakhir yang keluar di saham PGAS adalah berita memburuknya kinerja keuangan PGAS di kuartal kedua, dan margin kentungan yang berada di level terendahnya sepanjang sejarah karena PGAS terus ‘dipaksa’ pemerintah untuk menjual gas di harga murah. Karena itulah berita terakhir yang keluar di emiten ini maka wajar para analis sekuritas akan menhubungkan penurunan harga saat ini dengan berita tersebut.
Namun jika kita pikirkan lagi secara logis, berita turunnya margin keuntungan, dan prediksi melemahnya kinerja keuangan PGAS bukanlah berita baru dan mengagetkan, berita itulah yang membuat harga PGAS turun dari 6.000an ke 2.200 an dalam 3 tahun terakhir.
Lebih misteriusnya lagi kita tahu kalau di harga 2.200an investor asing justru mengumpulkan saham PGAS terlepas dari berita-berita negatif tersebut, jadi sangat aneh hanya karena keluar berita yang menkonfirmasi kondisi tersebut, investor asing tiba-tiba melakukan aksi cut loss besar-besaran dengan jumlah penjualan terbesar dalam 5 tahun terakhir.
Jadi jika kita kembali ke perumpamaan Bus di atas, kurang lebih kita melihat kalau suatu Bus sedang kesulitan karena sedang menhadapi jalan yang berliku, namun meskipun demikian Supir Busnya tetap saja berusaha mengendalikan Bus tersebut dalam beberapa jam terakhir. Namun secara tiba-tiba dalam kondisi jalan yang kurang lebih sama dangan jalan sebelumnya, tiba-tiba Driver tersebut meloncat dari jendela.
Melihat kondisi seperti ini tentu wajar jika kita berpikir ada hal lain yang menyebabkan Supir Bus ini loncat dari jendela, sesuatu yang tidak kita ketahui. Dalam kasus PGAS juga kurang lebih sama, berita laporan keuangan umumnya adalah berita yang paling gampang ‘bocor’ sebelum dirilis ke publik, dan juga paling gampang dibuat proyeksinya apalagi di perusahaan-perusahaan seperti PGAS yang penjualannya lebih stabil.
Apalagi perlu kita ingat kalau sekuritas-sekuritas asing umumnya menugaskan salah satu analis khusus yang meng-cover perusahaan sebesar PGAS, jadi sesalah-salahnya prediksi analis tersebut terhadap kinerja keuangan PGAS di kuartal kedua lalu harusnya tidak akan sampai separah itu sampai menyebabkan asing melakukan aksi cutloss terbesar dalam 5 tahun terakhir.
Jadi seperti kami juga bahas dalam artikel sebelumnya, kami sangat khawatir ada berita yang sebenarnya lebih buruk dari berita kinerja keuangan yang sudah sama-sama kita ketahui, sebuah berita yang cukup besar sampai membuat investor asing terus melakukan cutlossnya bahkan sampai 6 hari setelah laporan keungan tersebut keluar.
Jadi kami masing sangat-sangat khawatir bahwa the worst is yet to come, paling tidak dari sisi berita, mungkin saja setelah berita buruknya keluar asing justru melakukan buyback, namun itu juga berarti untuk dalam jangka pendek potensi penurunan saham ini masih besar meskipun harga PGAS sudah sangat murah.
Related: Anda bisa mendapatkan Sistem Foreign Flow yang kami ciptakan untuk mendeteksi pergerakan dana asing seperti yang lakukan di saham PGAS di atas, dengan cara mengikuti WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Siapa yang sedang ‘menampung’ aksi cut loss yang sedang terjadi.
Jika sistem Foreign Flow mengatakan dalam 6 hari terakhir ada NET SELL ASING sebanyak 305 ribu lot di saham PGAS, maka itu berarti ada perpindahan kepemilikan dari saham yang semula dimiliki Investor Asing ke Investor Lokal sebanyak 305 ribu lot dalam 6 hari terakhir.
Pertanyaannya darimana datangnya kekuatan beli sebesar itu, karena jika dirupiahkan total penjualan asing dalam 6 hari terakhir adalah sebesar 351 M, jadi tidak mungkin semua saham yang dibeli oleh investor ritel yang tidak tahu apa-apa seperti kita. Kita tahu di market ada beberapa kategori investor lokal seperti Reksadana, Asuransi, Dana Pensiun, dan Perusahaan atau Koorporasi, dan individual (ritel).
Mengenai pembeli ini, kami mendengar satu teori yang cukup menarik mengenai penurunan PGAS saat ini, ada yang mengatakan bahwa ada kemungkinan PGAS sengaja dibuat jelek demi melancarkan rencana merger atau akuisisi antara Pertamina Gas dengan PGN (PGAS). Itu sebabnya PGAS dipaksa untuk menjual Gas di harga murah. Meskipun sejauh ini kemungkinan ini masih berupa teori tanpa adanya fakta-fakta yang mendukung pada kemungkinan tersebut.
Namun satu hal yang kita tahu adalah sampai akhir Agustus lalu kepemilikan Investor Asing di saham PGAS masih sebesar 71% dari seluruh saham yang beredar di publik, dan meskipun bulan ini ada aksi jual yang sangat besar di saham ini, namun menurut proyeksi kami kepemilikan asing di akhir bulan September ini kemungkinan tidak akan turun kebawah 65%. Artinya meskipun asing sudah cutloss besar-besaran mayoritas saham PGAS yang beredar masih tetap dikuasai asing, dan kalau teori di atas benar maka mungkin PGAS masih akan dibuat ‘semakin’ buruk kedepan.
Tanda pertama yang akan muncul yang mendukung teori tersebut bisa kita lihat dari Identitas investor lokal yang saat ini sedang menampung penjualan investor asing. Menurut pangalaman kami dalam menganalisa di kasus-kasus seperti ini di antara kategori-kategori investor yang ada, yang paling baik untuk melakukan pembelian adalah Investor Korporasi, kedua Reksadana, Sekuritas, dan yang terlemah adalah Dana Pensiun dan tentunya investor ritel yang berada di ‘kasta paling rendah’. Sayangnya karena data dari KSEI yang mejelaskan fakta tersebut hanya dirilis setiap akhir bulan, sejauh ini kita belum bisa membuat proyeksi siapa yang paling banyak ‘menampung’ aksi cutloss asing ini.
Sambil menunggu dirilisnya data KSEI di akhir bulan, kami umumnya menggunakan sistem BANDARMOLOGI PRO yang kami ciptakan untuk melihat ‘siapa saja’ yang sedang menampung aksi cutloss asing ini. Dalam sistem tersebut kami membagi Broker menjadi 4 kategori ASING, TOP LOKAL, ZOMBIE (broker-broker misterius dengan transaksi besar) dan RITEL.
Dari 4 kategori di atas kita tahun Broker-broker Asing adalah yang melakukan penjualan, barang yang dijual ditampung ketiga kategori broker lainnya. Dalam 6 hari terakhir Top Broker Local menjadi pembeli terbesar sebanyak 42%, Broker Ritel di peringkat kedua dengan 29.4% dan Zombie 28.2%
Jadi masih terbuka kemungkinan para pemain besar lokal yang mengumpulkan saham ini, mereka mungkin tahu sesuatu yang Investor Asing tidak tahu… Namun kita juga harus menyadari kalaupun teori tersebut benar, maka kemungkinan strategi ini bukanlah strategi jangka pendek, karena kalau memang ada ‘raksasa’ dalam negeri yang mau mengumpulkan saham ini sebanyak mungkin dan di harga semurah mungkin dari Investor Asing yang menguasai saham ini, maka mereka tentu tidak akan cepat-cepat ‘menG-intervensi’ kepanikan asing yang sedang terjadi saat ini, apalagi mengingat kepemilikan investor asing yang masih sangat besar di saham PGAS sampai akhir bulan lalu.
KESIMPULAN
Jadi pada akhirnya pergerakan harga PGAS dalam jangka pendek masih sangat dikendalikan oleh pergerakan yang dilakukan investor asing. Fakta yang kita tahu sampai saat ini adalah :
- Asing adalah penguasa saham yang beredar di publik saat ini, meskipun mereka sudah cutloss besar-besaran dalam 6 hari terakhir namun kepemilikan investor asing di saham ini akan tetap yang paling besar di akhir bulan nanti.
- Aksi cutloss ini menandakan adanya kepanikan yang luar biasa besar di kalangan investor asing saat ini, karena sebagai pemegang saham mayoritas merekalah yang paling dirugikan dengan kejatuhan saham PGAS saat ini, jadi dalam kondisi normal seharusnya mereka tidak akan melakukan cutloss besar-besaran yang menjatuhkan harga PGAS seperti saat ini.
- Ada indikasi pembelian yang dilakukan pemain besar dalam negeri, yang menampung aksi jual besar-besaran asing ini, namun investor ritel juga tampak masih sangat aktif mengumpulkan saham PGAS dengan jumlah pembelian mencapai 29.4% dari saham-saham yang dijual broker asing dalam 6 hari terakhir.
Asumsi paling masuk akal dan logis dalam kondisi ini adalah investor asing melakukan aksi cutloss besar-besaran bukan untuk ‘check-out’ di saham ini karena saham milik mereka terlalu besar untuk bisa dijual seluruhnya kepada investor lokal, jadi aksi ini kemungkinan adalah aksi jual duluan yang dilakukan oleh investor asing sebelum keluarnya berita buruk yang nantinya membuat investor lokal panic selling, sehingga mereka bisa melakukan buyback di harga yang lebih rendah.
Namun tetap terbuka juga kemungkinan kalau ada ‘skenario dari raksasa lokal’ dibalik kejatuhan harga PGAS saat ini, dimana mereka memanfaatkan kepanikan investor asing untuk memborong saham dari mereka sebanyak mungkin di harga diskon, namun dalam kondisi seperti ini sedikit kemungkinan raksasa tersebut meng-intervensi kepanikan investor asing saat ini yang notabene menguntungkan mereka. Atau mungkin juga ada skenario yang lebih pendek dimana secara tiba-tiba akan keluar berita ‘buyback’ atau sejenisnya yang secara otomatis memberikan sentimen positif di saham PGAS.
Sebagai investor ritel kami merasa strategi menjauh dari saham ini untuk sementara masih tetap yang terbaik, karena kemungkinan skenario pertama yang terjadi masih lebih besar, dan kalaupun skenario kedua terjadi harga hanya berpotensi naik dalam jangka pendek jika ada berita positif di luar dugaan yang dirilis oleh emiten atau pemerintah, kalau skenario Merger yang terjadi maka ‘raksasa lokal’ yang kita bahas di atas akan sangat menikmati kejatuhan harga PGAS saat ini untuk bisa mengumpulkan sebanyak mungkin saham milik investor asing, yang artinya harga PGAS masih akan terus terkoreksi dalam jangka pendek.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
4 comments
Berita dan analisis yg bagus
perang BANDIT BURSA boss
Analisisnya bagus….seharusnya para bandar membaca ya,he,he
Ditunggu berita siapa raksasa lokal tersebut