Sudah cukup lama kami tidak membuat program ‘Anda Pilih Sahamnya, Kami Buat Analisanya’ jadi tidak heran ketika minggu lalu kami memutuskan untuk kembali membuat program ini begitu banyak pembaca setia kami yang ikut memilih saham-saham yang ingin dibahas pergerakan Bandarnya. Di tengah kondisi market yang sepi karena trend penurunan IHSG beberapa bulan terakhir, ternyata minat para pembaca setia website kami untuk mengikui Pooling ini tetap sangat besar. Hasil dari pooling tersebut juga tidak kalah menariknya, untuk pertama kalinya dalam sejarah program tersebut posisi saham yang paling banyak dipilih ditempati oleh 2 saham sekaligus alias seri.
Seperti bisa anda lihat pada grafik di samping saham BAPI dan saham FREN sama-sama menempati posisi teratas dengan mendapat 13% suara, jauh mengalahkan peringkat ke 3 yang diduduki oleh BBRI yang hanya mendapat 4.3% suara.
Dan karena sesuai janji masa pooling ditutup akhir pekan lalu, maka khusus minggu ini kami akan coba membahas tentang pergerakan Bandar di kedua saham tersebut.
Bebicara mengenai BAPI dan FREN kita mengetahui bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua saham ini. Persamaan yang jelas terlihat adalah kedua saham ini sama-sama baru banyak memakan korban di kalangan investor ritel, karena penurunan harganya yang cukup luar biasa dalam beberapa minggu terakhir. Persamaan ini memang cukup wajar, karena memang kalau kita belajar dari hasil-hasil pooling-pooling 3 tahun terakhir, kami mendapati saham yang mendapat suara paling banyak selalu saham yang baru saja memakan banyak korban di kalangan investor ritel.
Fakta ini memang cukup ironis, tapi memang harus kami akui sebagian investor ritel umumnya baru merasa perlu memahami pergerakan Bandar ketika mereka sudah nyangkut di suatu saham, ketika harganya masih naik dan sedang digoreng-goreng Bandar, banyak trader merasa sudah mengerti dan percaya diri.
Persamaan lain antara kedua saham ini adalah : kami melihat sampai saat ini strategi Bandar di kedua saham ini masih belum selesai, jadi kedepannya kemungkinan Bandar kedua saham ini masih akan aktif ‘memancing’ investor ritel untuk melakukan apa yang menguntungkan bagi mereka.
Namun tentu yang paling membedakan antara FREN dan BAPI adalah fase yang sedang dilakukan Bandarnya di kedua saham ini,
Seperti bisa kita lihat pada grafik BAPI di samping, saham sudah ini langsung dibanting sejak hari pertama IPO, dan seperti beberapa kali kami bahas di Channel kami, minat beli investor ritel di saham ini tampaknya sudah tinggi sejak hari pertama IPO, hal ini sangat memudahkan untuk Bandar mendistribusi barangnya kepada investor ritel.
Bahkan jika kita menganalisa transaksi di hari pertama saham ini pasca IPO, pada tanggal 16 September 2019 lalu, pada hari tersebut saja 5 broker utama investor ritel yang biasa kami jadikan acuan langsung menyarap saham ini sebanyak 580 ribu lot.
Tingginya minat investor ritel untuk membeli saham ini sejak hari pertama IPO memang luar biasa, kemungkinan disebabkan karena perusahaan ini memang termasuk perusahaan yang luar biasa, yang dijalankan oleh sekumpulan orang yang bisa dikatakan ‘luar biasa’.
Salah satu buktinya bisa kita lihat dalam prospektus yang diberikan emiten ini menjelang IPO (bisa anda download langsung di website bursa), jika kita melihat Tabel Komposisi Karyawan Perseroan, ternyata jumlah pegawai di PT BHAKTI AGUNG PROPERTINDO hanyalah 10 orang, dan lebih luar biasa lagi 9 di antaranya sudah berusia di atas 50 tahun. Seperti bisa dilihat dalam tabel di bawah.
Memang pada prospectus tersebut tidak disebutkan secara detail umur dari ke 9 pegawai yang berusia di atas 50 tahun tersebut, namun tentunya bagi rekan-rekan investor ritel yang sudah banyak membeli saham sejak hari pertama listing di bursa, tentunya anda harus mempertimbangkan ada resiko kalau perusahaan ini berhenti akan beroperasi dalam beberapa tahun kedepan, karena 9 dari 10 pegawainya pensiun. (Sebagai informasi usia pensiun pegawai swasta adalah 56 tahun).
Well namun bagi anda yang sudah cukup lama di bursa anda tentunya tahu, kalau di bursa saham fundamental perusahaan tidak selalu menjadi hal yang perlu dipertimbangkan, karena kita di sini sedang menganalisa saham BAPI, bukan BBCA.
Dan kalau kita mengikuti seminar-seminar fundamental umumnya hanya saham-saham seperi BBCA, UNVR, ASII lah yang dijadikan contoh untuk di analisa fundamental, sementara kita tahu untuk 80% – 90% saham lainnya di bursa kita, harga sahamnya bisa begerak bebas kemana pun bandarnya mau, tanpa mempedulikan fundamentalnya bagus atau tidak, pegawainya banyak atau sedikit, atau perusahaannya ada atau tidak.
Karena satu hal yang bisa anda yakini, Bandar saham ini tentunya sudah tahu dari jauh-jauh hari kalau pegawai perusahaan ini hanyalah 10 orang, dan 9 di antaranya akan pensiun dalam beberapa tahun kedepan, namun itu tidak menghentikan Bandar saham ini untuk membandari saham BAPI. Artinya kalau Bandar yang punya juataan lot saham ini saja tidak peduli dengan fundamental perusahaan ini, kenapa kita sebagai investor ritel harus peduli.
Karena bagi kita yang sudah mempelajari Ilmu Bandarmologi IPO, kita akan tahu kalau BAPI bukanlah satu-satunya perusahaan di bursa kita yang pegawainya 10 orang, ada beberapa perusahaan lainnya yang pegawainya bahkan lebih sedikit dari PT BHAKTI AGUNG PROPERTINDO.
Jadi daripada pusing memikirkan masa depan perusahaan, yang jauh lebih penting untuk kita ketahui adalah, apa tujuan Bandar di balik IPO BAPI ini, dan apakah tujuan tersebut saat ini sudah selesai dilakukan atau belum ?
Tujuan Bandar di balik IPO BAPI ?
Tujuan dasar dari setiap IPO adalah menghimpun dana dari Public alias investor ritel, itu artinya tujuan dari BANDAR BAPI akan terpenuhi kalau saham ini sudah berhasil mereka distribusikan ke publik. Jika kita melihat transaksi BAPI sejak hari pertama IPO sampai sekarang, kita bisa melihat dengan jelas kalau broker-broker ritel sudah berada di posisi Top Buyer saham ini sejak hari pertama IPO sampai perdagangan kemarin. Broker-broker yang memiliki nasabah investor ritel yang sangat besar seperti YP, CC, PD, NI, GR dan DH tampak sangat ‘bernafsu memborong saham BAPI sejak awal saham ini diperdagangkan di harga 250an sampai harganya parkir di 50 sampai saat ini.
Aksi jual besar-besaran yang dilakukan Bandar kepada investor ritel juga semakin dikonfirmasi oleh data KSEI yang dirilis akhir bulan September lalu yang mencatat, bahwa dalam sampai tanggal 30 September 2019 lalu kepemilikian Investor Lokal Individual (atau biasa disebut Investo Ritel) di saham ini sudah mencapai 47.2% dari jumlah saham yang dilepas ke publik. Hal ini menunjukan memang minat beli investor ritel pada saham ini sangatlah tinggi, karena hanya dalam waktu 2 minggu saja, Bandar sudah berhasil mendistribusikan hampir setengah dari saham beredar ke ritel.
Namun dari Data KSEI tersebut juga kita mendapat iformasi kalau masih ada 51.5% dari saham beredar yang saat ini masih dipegang oleh reksadana lokal, dan 1.2% yang dipegang oleh perusahaan dalam negeri.
Sebagian dari kita tentunya sudah mendengar tentang kasus saham TMPI yang menjadi pembahasan beberapa minggu yang lalu, dimana menurut infomasi kepemilikan publik di TMPI saat ini sudah mencapai 100%, dan sekarang perusahaannya terindikasi sudah tidak diurus lagi dan Bursa mengancam akan me-delisting saham ini.
Data kepemilikan KSEI tersebut tentunya bisa merupakan indikasi positif, karena meskipun harga saham BAPI sudah parkir di 50 namun BANDAR belum selesai menjual saham ini ke publik, dan kalau Bandar mau menjual 52% sisa sahamnya ke publik, mereka tidak mungkin melakukan penjualan saham sebanyak itu di pasar nego.
Jadi kalau mereka mau melanjutkan aksi jual mereka, maka Bandar BAPI tidak punya pilihan lain selain mengangkat harga saham ini dulu, baru setelah harganya naik, investor ritel kembali berlomba-lomba membeli saham ini, barulah mereka bisa melanjutkan aksi jualnya.
Namun Bandar tentunya tidak perlu terburu-buru melakukan strategi untuk mengangkat harga saham ini, mereka bisa saja menunggu 1-2 bulan kedepan, atau 1-2 tahun kedepan. Karena menurut kami, para Big Player di saham ini kemungkinan tidak akan khawatir dengan resiko 9 – 10 pegawai perusahaan ini pensiun sebelum mereka berhasil keluar dari saham ini.
Karena masih banyak waktu sampai itu terjadi, dan tentunya perusahaan pun bisa saja menggunakan dana yang didapat pasca IPO untuk men-hire 10 pegawai baru di usia 20an, artinya masih ada waktu 30 tahun lagi sampai semua pegawai tersebut pensiun.
Atau bisa saja 1 orang anak muda berusia 20-30 tahun dalam tabel komposisi karyawan di atas, adalah anak muda yang jenius, dan bisa jadi The Next Nadiem Makarim, mungkin dalam kabinet 5 tahun kedepan anak muda itu akan dipilih masuk ke dalam kabinet, dan pada hari tersebut saham BAPI akan terbang, seperti saham ABBA kemarin.
Mungkin contoh-contoh di atas memang hiperbola atau sarkasme, namun point paling penting yang ingin kami sampaikan adalah, kami tidak melihat Bandar BAPI sedang dalam kondisi terburu-buru, masih banyak waktu, masih banyak kesempatan, dan tentunya yang lebih penting adalah, semakin lama saham ini parkir di 50, maka semakin banyak investor ritel yang nyangkut di harga atas, yang akan cut loss di harga 50 atau menjual saham ini di harga yang lebih murah lagi di pasar NEGO.
Aksi cut loss tersebut akan sangat menguntungkan Bandar karena semakin banyak ritel yang cut loss, tentunya membuat modal yang dibutuhkan Bandar untuk mengerek naik harga saham ini jadi jauh lebih kecil. Jadi ketika harga BAPI dinaikan BANDAR nanti, tidak banyak investor ritel yang akan profit taking, dan memberatkan Bandar dalam proses menaikan harga saham ini.
Baru nanti setelah harga saham ini kembali naik, minat beli investor ritel perlahan-lahan akan pulih di saham ini, di situlah Bandar bisa melanjurkan aksi jualnya di saham ini, namun kembali lagi Bandar tidak perlu terburu-buru untuk melakukan strategi tersebut.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
13 comments
Pak Argha yang saya bingung bandar distribusi kok di bawah harga IPO.. bagaimana mereka memperoleh keuntungannya ? apakah IPO ini hanya kamuflase untuk dilakukan distribusi ?
Bandar jual di bawah harga IPO, mgkn itu strategi short sell pak. Toh dengan harga 50 skrg, kalo mrk buyback yang mereka jual kemarin, masih untung Rp20an. Kalau di parkir lama sampai bertahun-tahun, mgkn ada yang mau jual di Rp10…
Ada hal menarik dalam tulisan pak Argha
1. Profil Perusahaan
2. Banyaknya investor ritel yang nyangkut
Untuk poin 1, saya melihat beberapa kejadian di bursa kita, perusahaan yang pada dasarnya tidak layak dijual ke publik tapi kok bisa lolos ke bursa, kesannya perusahaan cari duit/modal setealh itu masa bodo dengan manajemnya ( coba dicek ada berapa perusahaan yang seperti itu sehingga harus delisting ). Harapan saya mbok yau perusahaan yang layak dan bisa dipertanggung jawabkan manajemennya sehingga invesstor diuntungkan dan tidak jadi korban ke depannya
Sedang poin 2, saya menghimbau Tim CTS tuntuk terus intensive memberikan edukasi bandarmologi kepada invesotr baru yang rata2 masih awam/newbie, belum tahu gambaran bisnis saham yang sesungguhnya, al hasil karena tetidak tahuan akahirnya harus INVESTASI PEMBELAJARAN YANG MAHAL ( baca nyangkut, cut loss ) dan tidak NEXT nya
ok thanks pak Argha dan tim atas pembelajarannya nya selama ini
Sebenarnya Saham Bapi INI tidak lepas Dari nama “perusahaan fiktif Tapi legal”
Terlihat jelas Dari prospectus nya, mulai Dari kantornya Hingga jumlah Pegawainya,
Well, Begitulah bursa efek, Dan Bapi tidak Sendirian, ada Banyak perusahaan sejenis INI yg sudah meraup duit Banyak dari masyarakat dengan cara IPO Dan Saham seperti INI banyak yg endingnya nongkrong d gocap
fiktif tapi legal itu yang bagaimana ya?
bangunan nya ada di ciledug dan di surabaya sana
Saya mah ga pusing dengan analisa ala bandar, Secanggih apapun pengamatan thd investor besar(bandar), setajam apapun pisau analisa teknikal atau sedalam apapun pencarian fundamental perusahaan, setiap aksi jual-beli saham adalah aksi tebak-tebakan!
Rasanya kurang pakem dan elok pak Argha jika profil jumlah karyawan yang di bahas yang mengarahkan opini pembaca seolah ini perusahaan “gadungan”
level manager ke atas yang berstatus karyawan tetap hingga saat BAPI listing, sedangkan staff kebawah semuanya pkwt/t, sehingga tidak termasuk di prospektus.
di swasta bisa berbeda dengan asn, swasta usia pensiun bisa hingga 60 tahun dan…dan dapat di karyakan kembali sesuai kebutuhan perusahaan.
Proses rekruitmen karyawan di mulai setelah BAPI listing. Kurang lebih begitu informasi yang sy ketahui untuk sedikit melengkapi opini Bapak.
Mengenai pergerakan harga nya, sy berasumsi akan di gerakkan dari bawah, entah style siapa ini, waktu nya hanya dia/mereka yang tahu, imo
Terima kasih
Terima kasih untuk infomasinya Pak Eko. Mohon maaf jika tulisan di atas tidak berkenan ke bapak.
Supaya fair, saya akan publikasikan juga tulisan bapak ini kepada pembaca lainnya, jadi pembaca bisa menilai tidak hanya dari sisi orang luar seperti saya, tapi juga orang yang mengentahui kondisi di dalam perusahaan.
Salam
Cukup wajar siy sebenernya klo ada penilaian minus terkait SDM & Asset kantor, karena berpacu dengan waktu juga, Investor kan mindset nya simple, siapapun yg listing pasti Fit & Proper dalam semua hal.. jadi Investor ekspektasinya para emiten itu ya produksi terus kecuali ada kondisi contoh seperti sikon COVID-19 tepat saat saya reply komen ini hehe..
Mudah2an sahan BAPI dan warant segera ada pergerakan sehingga tidak menimbulkan berbagai dugaan dan polemik, hanya waktu pergerakan sahamnyalah yg bisa menjawabnya. Semoga semua mendapat yg terbaik
Wow ini perampokan&penipuan secara legal tapi terselubung ya. Keren pak tulisannya
Tulisan yang mencerahkan untuk orang yang terjebak di bapi di harga gocap seperti saya. Bandar masih punya barangBerarti saya tinggal tunggu saja kapan bapi bergerak. 51 rupiah pun akan langsung saya sell.
Tunggu aja maturity date warran-nya, walaupun agak lama juga sih. Berdoa aja semoga si “Bandar” butuh duit di bulan Des dan/atau bulan Jan.