Seperti kita ketahui di bursa saham tidak boleh ada kepastian, harga saham dengan fundamental baik tidak boleh selalu naik dimana ada waktunya kita menemukan saham dengan fundamental baik tapi harganya terus turun., saham dengan fundamental buruk juga tidak boleh selalu turun, kita sering menemukan perusahaan-perusahaan yang hampir bangkrut atau yang tidak jelas keberadaannya justru terbang tinggi harganya.
Karena satu-satunya yang pasti di bursa saham adalah : Setiap kali terjadi transaksi atau pergerakan harga, di waktu yang sama harus ada pihak yang beli dan ada pihak yang jualan. Artinya di waktu yang sama, dalam kondisi perusahaan seperti apa pun harus ada pihak yang yakin saham tersebut akan naik (pihak pembeli) dan ada pihan yang yakin kalau sahamnya akan turun (pihak penjual). Ketidakpastian-lah yang menjadi fondasi terbentuknya bursa saham, kalau ketidakpastian tersebut hilang, maka bursa saham pun akan hilang. Karena ketika saham pasti naik, semua orang akan ingin membeli, tidak ada yang mau menjual, dan juga sebaliknya, jadi kalau ada kepatian maka bursa saham akan ‘tutup’, karena tidak ada transaksi.
Namun jika ditanya kapankah suatu saham hampir pasti naik, atau memiliki probabilitas paling tinggi untuk naik. Maka jawabannya adalah ketika terjadi Effect Window Dressing.
Fenomena Window Dressing adalah fenomena yang sangat unik yang terjadi di bursa saham, dan terjadi setiap tahun di bulan Desember. itu sebabnya IHSG hampir selalu naik di bulan Desember, dimana sejak tahun 1984 lalu bulan Desember adalah bulan dimana IHSG memiliki probabilitas kenaikan yang paling besar yaitu 90%, jauh lebih baik dibanding bulan-bulan lainnya di IHSG dimana probabilitas kenaikan di IHSG hanya mencapai 60%an.
Alasan mengapa bulan Desember umumnya menjadi bulan yang begitu special, dimana saham-saham hampir pasti naik, karena kondisi di bulan ini relatif sama dari tahun ke tahun. Kita tahu sepanjang tahun ada banyak bulan-bulan yang penting, seperti bulan-bulan di saat keluarnya laporan keuangan, namun di bulan-bulan tersebut meskipun kondisinya sama setiap tahun, namun tentunya kinerja laporan keuangan tidak selalu sama dari tahun ke tahun jadi akan ada tahun dimana pada bulan tersebut indeks mengalami kenaikan dan ada juga yang sebaliknya.
Selain karena sentimen laporan keuangan, bursa saham di bulan-bulan lainnya indeks sering kali terpengaruh oleh kondisi market dunia, kebijakan pemerintah, sampai data-data ekonomi penting di suatu negara, kita tahu sentimen-sentimen tersebut terkadang memberikan dampak positif, namun terkadang justru sebaliknya.
Namun di bulan Desember kondisi market umumnya sama dari tahun ke tahun, di akhir tahun pemerintah di seluruh dunia biasanya tidak membuat kebijakan yang dapat memberikan pengaruh signifikan pada ekonomi suatu negara, di akhir tahun juga umumnya tidak ada data ekonomi yang penting yang dapat memberikan pengaruh signifikan untuk IHSG. Hanya satu sentimen yang terjadi dari tahun ke tahun di bursa saham di seluruh dunia yaitu Effect Window Dressing.
Window Dressing adalah sebuah fenomena kenaikan di pasar saham yang terjadi karena adanya kepentingan bersama yang dimiliki oleh para Manager Investasi Reksadana, Investor Institusi, Fund Manager Asing, Emiten dan banyak pemain besar lainnya untuk menaikan nilai-nilai saham yang mereka miliki, sehingga performance dana kelolaannya menjadi lebih baik dalam pencatatan di akhir tahun.
Seperti kita ketahui kinerja tahunan sebuah dana kelolaan selalu dijadikan acuan sampai bertahun-tahun kedepan, bukan hanya itu bonus yang diterima para Fund Manager juga banyak ditentukan dari kinerja dana keloaannya di akhir tahun.
Ketika para pemain besar ‘sepakat’ untuk menaikan nilai dana kelolaannya masing-masing, maka Indeks pun akan jauh lebih mudah untuk naik, dan hal ini juga sangat menarik untuk dimanfaatkan oleh para trader dan investor ritel yang tidak memiliki kepentingan yang sama, namun bisa ikut menunggangi ‘arus window dressing’ untuk mendapakan keuntungan di bulan Desember.
Untuk menemukan metode terbaik dalam memanfaatkan Effect Window Dressing, team research kami melakukan penelitian secara mendalam mengenai Effect Window Dressing sejak tahun 1984 lalu sampai tahun kemarin, untuk mencari saham-saham apa saja yang biasanya akan diangkat oleh Big Player di bulan Desember dan mempelajari strategi para Big Player di bulan Desember terutama di saham-saham unggulan.
Baca Juga : Window Dressing: Kenapa harga saham harus naik di bulan Desember
Hal pertama yang kami temukan adalah, ternyata pemahaman publik selama ini yang menganggap Effect Window Dressing berlangsung selama bulan Desember dan banyak di bahas di awal bulan Desember ternyata salah.
Setelah diteliti lebih dalam Effect Window Dressing justru terjadi menjelang akhir bulan Desember, justru ketika mayoritas investor ritel sudah ‘meninggalkan’ market untuk liburan. Jika kita melihat tabel kinerja IHSG di minggu pertama dan 2 minggu pertama di bulan Desember cenderung biasa-biasa saja, kadang naik kadang turun, tidak berbeda dengan minggu-minggu lainnya sepanjang tahun.
Namun jika kita memfokuskan perhatian kita pada 1 minggu dan 2 minggu terakhir di bulan Desember, maka kita menemukan dalam 10 tahun terakhir IHSG selalu naik dalam periode tersebut. Hal ini cukup masuk akal karena memang kinerja fund manager yang dicatat dan menjadi acuan pemberian bonus adalah kinerja di penutupan tahun, jadi apa yang terjadi di awal bulan Desember tentu tidak banyak berarti.
Melihat adanya peluang yang begitu besar secara statistik, kami memperdalam analisa kami untuk mencari saham-saham apa saja yang menarik dibeli di setiap periode di bulan Desember, terutama di satu dan dua minggu terakhir menjelang penutupan tahun.
Hasilnya cukup luar biasa, hanya dengan menganalisa saham-saham Big Caps saja kami sudah menemukan :
- 1 Saham BUMN yang Selalu Naik di bulan Desember dalam 10 tahun Terakhir, dengan rata-rata kenaikan per tahun 9.3%
- 10 Saham Blue Chip yang selalu naik di Bulan Desember dalam 3 tahun terakhir, dengan kenaikan 5% atau lebih sepanjang bulan Desember.
- 5 Saham Big Caps yang punya potensi kenaikan 90% atau lebih dalam 10 tahun terakhir, dengar rata-rata kenaikan 5% atau lebih setiap tahunnya.
Yang membuat analisa ini semakin menarik adalah analisa ini dilakukan pada saham-saham dalam BIG CAPS dan semuanya punya liquiditas sangat tinggi, sehingga jika investor ritel seperti masuk dalam jumlah besar ke saham ini pun kemungkinan besar tidak akan terlalu berdampak pada pegerakan harga. Karena memang kepentingan para fund manager untuk menaikan harga saham ini di penutupan tahun sangatlah besar.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God