Dengan ditutupnya perdagangan kemarin maka berakhirlah perdagangan di bulan Juli 2019, sepanjang perdagangan bulan lalu IHSG diwarnai oleh melantainya puluhan saham baru di bursa kita, menggilanya aksi Thanos di saham POSA, dan tentunya yang paling menjadi perhatian adalah terungkapnya aksi mundur ‘secara diam-diam’ yang dilakukan oleh 2 Raksasa Investasi Asing dari Indonesia.
Dan dalam artikel ini kami akan membahas mengenai point terakhir, seperti rekan-rekan ketahui pada tanggal 16 Juli 2019 lalu, team riset Creative Trader mengungkap satu fakta yang cukup mengejutkan terutama bagi investor di pasar modal Indonesia. Dalam artikel Para Raksasa Mulai Mundur, Apa yang Sedang Terjadi di IHSG ?! kami mengungkap kepada publik bahwa ada 2 sekuritas asing (Merrill Lynch dan Nomura) yang secara tiba-tiba menghentikan aktivitasnya di bursa kita, namun aksi tersebut sepertinya sengaja disembunyikan dari publik, karena alasan yang sampai sekarang belum kita ketahui.
Karena kami tidak menemukan alasan atau penjelasan apa pun mengenai berhentinya aktivitas dari kedua sekuritas raksasa tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk merilis artikel tersebut, dan membocorkan beberapa data hasil temuan kami kepada rekan-reka dari CNBC Indonesia, untuk meminta mereka menggunakan pengaruhnya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan sekuritas berkode ML dan FG.
Seperti kita ketahui, berkat hasil kerja keras dari pihak CNBC Indonesia hanya dalam waktu 24 jam, akhirnya kita semua mendapat konfirmasi bahwa Merrill Lynch sudah menyatakan mudur dari Indonesia. Dan 2 hari kemudian, CNBC kembali mendapat konfirmasi kalau Nomura juga mundur dari Indonesia. Dengan di konfirmasi tersebut maka ada 3 Broker raksasa asing yang menyatakan mundur dari Indonesia sepanjang bulan Juli lalu, Merrill Lynch, Deutsche Bank, dan Nomura.
Namun meskipun sudah di konfirmasi sampai sekarang kita belum mendapat alasan resmi mengapa mereka mundur dari Indonesia, dan mengapa kemunduran tersebut seakan-akan ditutupi dari Publik. Padahal setelah diteliti tidak ada penurunan dalam nilai transaksi yang dilakukan broker ML dan FG, nilai transaksinya bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selain itu nasabah mereka hampir seluruhnya investor asing, jadi sama sekali tidak terpengaruh oleh persaingan broker dan perang fee di dalam negeri. Satu-satunya yang aneh adalah, kedua broker tersebut secara tiba-tiba berhenti bertransaksi dan mundur dari Indonesia, padahal sehari sebelumnya transaksinya kedua broker tersebut masih normal.
Dalam artikel lanjutan : 2 Raksasa Dunia Mundur dari Indonesia, Kenapa ini Mungkin Jadi Tanda Bahaya untuk IHSG ?
Kami menjelaskan bahwa, selama tidak adan aksi jual yang dilakukan oleh investor asing, maka aksi mundurnya broker ML, DB dan FG tidak akan mempengaruhi IHSG dalam jangka pendek, karena meskipun ketiga broker raksasa tersebut mundur, hal tersebut tidak merubah kepemilikan asing di bursa kita, karena broker adalah kendaraan yang digunakan oleh investor asing, dan hanya karena kendaraannya ditarik pulang, kepemilikan asing tetap tidak berubah, hanya ganti kendaraan saja.
Kepemilikan asing hanya bisa berubah ke lokal kalau sahamnya dijual oleh asing ke investor lokal, dan selama aksi jual itu tidak terjadi maka IHSG akan aman-aman saja. Namun tentunya aksi ditarik mundurnya 3 kendaraan, dari total 12 kendaraan yang selama ini digunakan asing untuk mengontrol pergerakan IHSG tentu bukanlah indikasi yang baik, karena hal ini bisa berarti kedepannya asing berencana mengurangi kepemilikan dan partisipasinya di Indonesia, sehingga mereka memutuskan untuk ‘memulangkan’ 3 kendaraannya. Itu sebabnya kami meminta rekan-rekan semua untuk lebih mengamati pergerakan Investor Asing kedepannya.
Namun ternyata ‘drama’ IHSG tidak selesai di situ, seperti bisa kita lihat pada grafik pergerakan IHSG di bawah, sebelum aksi mundur diam-diam tersebut terungkap, investor asing masih dalam fase akumulasi di bursa kita, namun setelah berita tersebut (pertama kami rilis jam 13.34 pada tanggal 16 Juli 2019) dan dalam beberapa jam pertama artikel kami tersebut langsung menjadi viral dan dibaca oleh lebih dari 6000 investor di Indonesia.
Dan pada perdagangan hari selanjutnya setelah berita tersebut viral, pada tanggal 17 Juli 2019, investor asing langsung mencatatkan aksi jual terbesarnya dalam 1 bulan terakhir, dan diikuti oleh aksi-aksi jual lanjutan sampai perdagangan kemarin, total dana asing yang keluar setelah terungkapnya berita tersebut sudah sebanyak 4 Triliun. Outflow tersebut cukup besar, karena itu artinya dari 7.5 Triliun dana asing yang masuk sejak akhir Mei sampai pertengahan hari dirilinya berita tersebut, yang sudah berhasil mengangkat IHSG dari 5.800an ke level 6.400. Dengan outflow sebesar 4 Triliun, itu berarti sudah lebih dari setengah dana asing yang masuk sudah keluar lagi dari bursa kita.
Apakah semua ini hanya kebetulan saja, dimana aksi profit taking asing kebetulan dilakukan tepat sehari setelah kami mengungkap aksi mundur diam-diam ML dan FG ke publik, atau memang aksi jual tersebut dilakukan secara tiba-tiba karena fakta yang tadinya disembunyikan terungkap ke publik, tiba-tiba kami ungkap dan menjadi viral.
Kita tentunya tidak akan pernah tahu jawabannya, karena yang tahu jawabannya hanyalah investor asing yang sedang jualan, dan mereka tidak diwajibkan memberi tahu kepada kita mengapa mereka tiba-tiba jualan dan profit taking. Dan sebagai investor alasan tentunya tidak penting, mau jualan karena keluar berita, atau tidak ada hubungannya dengan berita, yang pasti asing sudah jualan, dan jualannya sudah 4 Triliun, dan karena dalam 10 tahun terakhir setiap kejatuhan IHSG selalu terjadi karena asing melakukan penjualan besar-besaran, maka di bulan Agustus ini sudah seharusnya kita lebih berhati-hati lagi.
Karena sama seperti mereka bisa tiba-tiba memutuskan untuk mulai melakukan profit taking di tanggal 17 Juli lalu, investor asing juga bebas memutuskan kapan mereka mau menjatuhkan IHSG. Selama mereka yakin mereka akan untung, atau malah mereka sudah untung (dari investasi sebesar 7.5 Triliun yang dilakukan sejak akhir Mei) maka mereka tidak punya kepentingan untuk menjaga nilai IHSG, dan IHSG bisa mereka jatuhkan kapan saja.
Bukan cuma itu, jika anda pernah mempelajari Ilmu Foreign Flow secara mendalam yang diajarkan di Workshop Foreign Flow, maka anda akan diajarkan 5 ciri-ciri yang selalu muncul dalam SETIAP KEJATUHAN IHSG dalam 10 tahun terakhir.
- Sebelum IHSG jatuh akan ada HIDDEN OUTFLOW, dimana investor asing secara diam-diam melakukan penjualan, namun IHSG sengaja dijaga supaya tidak jatuh dulu, supaya aksi jual mereka tidak mendatangkan kepanikan di kalangan investor lokal, yang merupakan sasaran aksi jual mereka.
- Kejatuhan IHSG akan dimulai ketika ada Outflow Signifikan ( Net Sell lebih dari 1 Triliun dalam 1 hari)
- Dalam setiap masa kejatuhan IHSG akan selalu disertai dengan fase MARK UP, dimana IHSG sengaja dibuat Rebound, namun investor asing tetap jualan. Aksi ini dibutuhkan untuk membuat investor lokal tetap optimis, dan mau terus membeli saham yang dijual investor asing.
- Asing akan melakukan aksi jual secara konsisten, hampir setiap hari mencatakan NET SELL di IHSG.
Jika anda melihat kondisi terakhir IHSG sejak terungkapnya berita mundurnya ML dan FG tersebut, 4 dari 5 ciri-ciri yang selalu muncul dalam masa kejatuhan IHSG dalam 10 tahun terakhir sudah menjadi kenyataan. Artinya kita hanya tinggal menunggu ciri-ciri ke 5.
Well terlepas dari andamengetahui ciri-ciri yang ke 5 atau tidak, yang pasti dengan munculnya 4 tanda kejatuhan IHSG yang dibahas di atas, maka tidak ada salahnya anda meningkatkan kewaspadaan anda, karena kalau asing sudah berhasil profit taking, maka IHSG bisa jatuh kapan saja.
Bagi rekan-rekan yang belum pernah mengikuti Workshop Foreign Flow dan belum melihat pembuktian dari Teori Foreign Flow mengenai kejatuhan IHSG di atas, anda dapat melakukan riset sendiri, anda bisa mempelajari pergerakan investor asing di balik SEMUA KEJATUHAN SIGNIFIKAN IHSG dalam 10 tahun terakhir, dan anda akan mendapati keempat ciri-ciri tersebut akan muncul dalam kejatuhan IHSG, dan tidak mustahil anda akan menemukan point ke 5-nya, point yang sengaja kami ‘rahasiakan’ di artikel ini untuk menghormati para Alumni Workshop Foreign Flow.
Tentunya terlepas dari riset mengenai foreign flow yang sudah kami lakukan 10 tahun terakhir, tetap saja kami bukan investor asing, jadi tebakan kami bisa salah, bisa saja setelah artikel ini, aksi investor asing berubah lagi dan mereka memutuskan untuk terus melakukan akumulasi sehingga IHSG naik lagi bahkan mencetak record tertingginya.
Namun kami lebih memilih salah memprediksi kejatuhan IHSG, dan membuat para investor yang mengikuti kami gagal mendapat kentungan, karena mereka memilih untuk berhati-hati, di tengah bahaya yang kami katakan. Daripada berdiam saja, dan menyaksikan investor asing membantai investor ritel seperti tahun-tahun sebelumnya.
Karena saya sudah bertemu ribuah investor saham dalam 10 tahun terakhir, dan yang saya dapati penyebab mayoritas investor di bursa kita gagal, bukan karena mereka tidak bisa atau kehilangan kesempatan dalam mencari untung, mereka tidak bangkrut karena memilih ‘bermain’ aman. Mayoritas investor ritel bangkrut justru karena mereka tidak tahu dan tidak sempat keluar ketika bahaya datang, dan modalnya habis ketika kejatuhan market datang.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
10 comments
Postingan CTS ini diibaratkan rambu2, Marka, lampu lalu lintas dijalan raya. Investor/trader boleh mengikutinya dan mengamankan resiko atau boleh saja mengabaikannya dgn konsekuensi Loss. (Dan sebaliknya). Terima kasih pak Argha ilmunya 🙏
Point ke lima nya apa
Management CTS,
Sy blm lama trading saham jd dpt dikatakan masih awam. Yg menjadi pertanyaan saya apakah investasi asing di pasar modal kita hanya 7 T (yg katanya 50% sudah keluar) – krn yg menjadi fokus hanya net buy asing yg terjadi paling up to date) – setahu sy bahwa investasi lokal dan asing di pasar modal kita besar sekali dan 52% (+\-). Kalau memang niat asing menjatuhkan ihsg – bukan kah dampaknya akan kena sendiri. Semoga paham apa yg sy maksud diatas. Mohon kiranya dapat ditanggapi – terimakasih
Bukan pak yang kami maksud 7 Triliun tersebut adalah uang investor asing yang masuk ke Indonesia yang sejak akhir bulan Mei 2019, dan sudah keluar setengahnya. Total kepemilikan asing di bursa kita sendiri jauh lebih besar dari itu, yaitu senilai 51% dari nilai IHSG.
Tenaaanngg….midal utk long term sudah diamankan…..nyisain dikit buat nyopet saja…hahaha
Terima kasih Pak Argha atas tulisannyaa..
Menarik infonya (y) meningkatkan kewaspadaan
Tks pencerahannta pak Argha
Khusus utk ML dan DB kalau tdk salah baca diberita, mrk sdh menyampaikan alasan pengunduran dirinya
Terimakasih insightnya Pak Argha
Sayangnya tulisan bagus ini ga mendukung aplikasi WA.. biar cepat di baca dan diantisipasi kawan kawan trader pemula seperti saya ini.. mohon agar di dukung ke depannya agar tulisan, kajian dan analisa nya bisa di share ke publik minimal medsos yg masih dipakai banyak warga seperti WA. Trims