Emiten konstruksi PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) menargetkan perolehna kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 1,8 triliun. Target tersebut tumbuh 38,4% jika dibanding dengan target tahun ini.
Direktur Utama IDPR, Febyan mengaku optimis dapat mencapai target tersebut di tengah upaya pemerintah mendorong proyek-proyek infrastruktur. “Tahun depan kita lihat banyak peluang. Kita bisa jadi subkontraktor kontruksi BUMN untuk proyek-proyek pemerintah,” kata dia di Jakarta, Kamis (10/12).
Tahun ini, emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mematok target kontrak baru sebesar Rp 1,3 triliun. Febyan mengatakan, hingga saat ini target tersebut sudah dicapai. Sementara kontra carry over mencapai sekitar Rp 200 miliar-Rp300 miliar.
Sebagian bear perolehan kontrak baru tersebut masih didominasi oleh proyek-proyek swasta yakni mencapai 90%, sementara sisanya 10% merupakan proyek infrastruktur. Namun, tahun depan perseroan akan mendorong porsi proyek infrastruktur menjadi 30%-40% seiring dengan proyek-proyek pemerintah.
Tahun ini, IDPR telah berhasil memperoleh kontrak dari proyek infrastruktur dari proyek light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan sebesar Rp 33 triliun. Tahun depan, perseroan akan mengincar proyek-proyek pemerintah seperti jembatan, bendungan, pembangkit listrik, air port, dan lain-lain. ” Jadi kita tidak hanya fokus high rise saja,” ujarnya.
Saat ini, perseroan juga tengah mengikuti tiga tender pembangunan pondasi untuk proyek pembangkit listrik (power plant) yakni di Tangguh, Bojonegoro dan Cirebon. Menurut Febyan, nilai masing-masing proyek tersebut di atas Rp 100 miliar.
Sumber: kontan.co.id
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market