Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan utang luar negeri tahunan kuartal III-2015, yaitu hanya 2,7% dibanding periode Juli-September 2014. Laju utang luar negeri ini melambat dibandingkan pertumbuhan 6,2% year on year pada kuartal II.
Dari nilai nominal, posisi ULN pada akhir September 2015 sebesar US$ 302,4 miliar. Posisi tersebut juga lebih rendah US$ 2,1 miliar dibandingkan posisi pada kuartal sebelumnya yang berakhir Juni (q to q) sebesar US$ 304,5 miliar.
Penurunan ULN tersebut terjadi baik pada utang swasta maupun publik. Hanya saja penurunan ULN swasta lebih besar dibandingkan publik.
Data BI mencatat, posisi ULN sektor swasta turun US$ 1,7 miliar. Sementara itu, posisi sektor publik turun US$ 0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya utang luar negeri Pemerintah.
Meski sudah turun banyak, pangsa utang luar negeri sektor swasta masih lebih besar dibanding publik. Pangsa ULN swasta sebesar 55,6% (US$ 168,2 miliar) dan ULN publik sebesar 44,4% (US$ 134,2 miliar).
Berdasarkan data BI pula, penurunan ULN swasta utamanya disebabkan oleh penurunan ULN bank. Meski demikian, jika dilihat berdasarkan sektor ekonominya, utang luar negeri swasta pada akhir kuartal ketiga 2015 terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih dengan pangsa 76,2%.
Dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ULN YoY sektor listrik, gas dan air bersih mengalami peningkatan. Namun, pertumbuhan ULN tahunan sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat semakin melambat. Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada triwulan sebelumnya.
“BI memandang perkembangan ULN pada triwulan ketiga 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Rabu (18/11).
Sumber : kontan.co.id
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market