Dalam voting “Anda Pilih Sahamnya, Kami Buat Analisanya’ BKSL menjadi salah satu saham yang paling banyak diminta analisanya selama akhir pekan lalu. Saham ini memang mulai diperhatikan oleh banyak investor ritel terutama karena munculnya berita bahwa emiten ini berencana melakukan Right Issue di atas harga market.
Seperti kita lihat dalam report dalam Hot Info Channel di bawah pada tanggal 03 Januari lalu dirilis berita bahwa BKSL akan melakukan Right Issue di harga 112 dengan rasio 5:3. Seperti bisa lihat dalam report di atas bahwa berita ini bisa dibilang baru berupa rumor, karena masih perlu menunggu persetujuan RUPS di tanggal 7 Februari nanti.
Rumor tersebut juga mengatakan right issue akan dilakukan di kisaran harga 112 sepertinya berhasil menarik perhatian banyak pihak, karena berada di atas harga pasar. Sampai saat ini harga BKSL masih berada di kisaran 94 rupiah, secara logika right issue di harga 112 tentu tidak akan berhasil dilaksanakan jika harga di pasar regulernya saja lebih rendah dari itu. Karena itulah banyak pihak yang percaya harga BKSL akan diangkat dulu dalam waktu dekat demi men-sukseskan program RI-nya di 112.
Namun setelah seminggu berita tersebut keluar harga BKSL masih belum banyak bergerak, dan masih cukup jauh di bawah target harga right issunyea, kenyataan ini membuat kita bertanya-tanya mengenai kebenaran rumor tersebut.
Dari sudut pandang Bandarmologi kami juga menemukan beberapa hal yang cukup janggal dari rumor mengenai BKSL ini antara lain :
Timing keluarnya rumor ini, dalam ilmu Bandarmologi ada yang disebut sebagai ‘media handling’ dimana para Bandar mengatur waktu, dan detail dari berita yang dirilis ke publik, untuk keuntungan mereka. Sebagai contoh jika kita asumsikan bahwa berita di atas benar adanya, dimana di awal tahun manajemen perusahaan memang memiliki rencana untuk right issue di harga atas, namun sebagai pihak yang mengetahui lebih dulu mengenai berita tersebut, bandar bisa mengatur detail dan timing keluarnya berita tersebut.
Sebagai contoh, Bandar bisa saja mengatur supaya berita tersebut tidak dirilis di tanggal 3, namun mundur sampai tanggal 5, dan di tanggal 3 – 4 nya bandar menggunakan kekuatannya untuk mengangkat harga BKSL 20% setiap harinya. Dengan pergerakan tersebut otomatis rumor tersebut jadi lebih mudah dipercaya oleh ritel, bukan cuma itu kenaikan harga 2 hari berturut-turut disusul dengan keluarnya berita positif membuat minat beli ritel menjadi jauh lebih tinggi meskipun harga BKSL sudah terbang sebelum keluarnya berita.
Bukan cuma itu jika memang bandar memiliki kepentingan untuk mengangkat harga BKSL untuk mensukseskan Right Issuenya, rencana tersebut akan jauh lebih mudah dan menguntungkan bisa dilaksanakan sebelum keluarnya berita, ketika saham ini belum banyak diperhatikan orang lain.
Jadi jika melihat apa yang terjadi di BKSL saat ini dimana berita keluar duluan, dan harga sampai sekarang belum naik, membuat kita mempertanyakan kebenaran berita tersebut, dan tentunya tujuan dibalik keluarnya berita tersebut.
Apa tujuan dirilisnya berita tersebut ?
Selain timingnya yang janggal, tujuan dibalik dirilisnya berita tersebut juga bisa kita pertanyakan. Jika beritanya memang benar, mengapa Bandar tidak mengambil keuntungan seperti skenario yang dibahas di atas.
Jika tujuannya untuk mengajak ritel ‘sama-sama’ mengerek harga BKSL untuk mensukseskan Right Issuenya, kenapa harganya sampai sekarang belum naik ? Dan jika target Right Issue mencapai 2.3 Triliyun, harusnya bandar memiliki budget yang cukup untuk mengerek harga BKSL ke harga yang dibutuhkan tanpa perlu mencari ‘bantuan’ dari ritel.
Ada juga kemungkinan bahwa rumor tersebut ternyata tidak benar atau hanya separuh benar, dan dirilisnya berita yang terlihat sangat positif tersebut justru untuk menarik minat beli ritel (supaya bandar bisa jualan).
Jadi bisa kita simpulkan ada beberapa kejanggalan dalam kasus di BKSL ini, selain itu kita juga bisa mempelajari fakta penting dari kasus ini, yaitu ketidakberdayaan ritel dalam menggerakan harga suatu saham.
RITEL TIDAK BISA MENGGERAKAN HARGA, HANYA BANDAR YANG BISA
Dalam Teori Bandarmologi disebutkan bahwa harga tidak akan bisa bergerak secara signifikan jika tidak digerakan oleh Bandar, dengan kata lain terlepas dari baik/buruknya berita atau analisa yang dirilis, namun tanpa ada aksi signifikan yang dilakukan oleh Bandar, harga umumnya hanya bisa bergerak secara terbatas, kurang lebih seperti yang terjadi di saham BKSL saat ini.
Keterbatasan informasi yang dimiliki investor ritel membuat kita umumnya membutuhkan ‘komando’ untuk mulai bereaksi terhadap satu berita, jadi meskipun berita positif sudah keluar sejak beberapa minggu yang lalu, namun ritel baru memutuskan percaya atau tidak percaya akan berita tersebut setelah ada pergerakan harga yang signifikan pada saham yang bersangkutan.
Faktor investor ritel juga merupakan alasan mengapa BKSL merupakan salah satu saham property ternama dengan kinerja terburuk di IHSG selama 5 tahun terakhir, jika dilihat dari data kepemilikan saham BKSL yang dirilis oleh KSEI di akhir tahun 2016, kepemilikikan INVESTOR DOMESTIC INDIVIDUAL di saham ini mecapai 24.3%.
Jumlah tersebut jauh lebih besar dari kepemilikan Investor Ritel di saham-saham property lainnya sebagai contoh :
BSDE 1.7%
SMRA 2.1%
LPKR 4%
PWON 2.4%
CTRA 4.4%
Besarnya kepemilikan investor ritel / domestic individual umumnya membuat harga saham sulit untuk naik, karena untuk menggerakan saham yang sangat banyak dimiliki ritel umumnya membutuhkan modal yang cukup besar, untuk dapat menampung aksi jual dari investor ritel kalau ketika harganya mulai naik.
Bukan cuma itu dari grafik di atas (Histogram berwarna Orange) kita juga meleihat trend kepemilikan ritel di BKSL masih dalam trend menungkat sampai bulan Desember lalu, yang menandakan para pemain besar melakukan aksi jual dan ditampung oleh investor ritel. Jadi inilah alasan mengapa saham ini meskipun dalam beberapa tahun terakhir sering disebut sebagai saham property yang paling murah secara valuasi terutama karena Land Bank nya yang sangat besar, BKSL tetap saja menjadi saham dengan kinerja terburuk.
KESIMPULAN
Ada banyak kejanggalan yang muncul dalam rumor right issue mengenai BKSL ini, jadi kami sarankan untuk sangat berhati-hati meresponi rumor ini. Karena saham ini memang sudah banyak ‘menjebak’ investor ritel dalam pergerakannya beberapa tahun terakhir, bukan mustahil berita yang satu ini juga merupakan jebakan lainnya.
Satu hal positif yang bisa kita dapatkan dari kasus ini adalah, dalam teori bandarmologi, media handling sering digunakan untuk mengatur investor ritel untuk melakukan satu hal ( baik beli atau jual) , jadi terlepas benar atau salahnya berita ini, fakta bahwa berita ini sudah keluarkan artinya Bandar sedang berusaha men-drive opini ritel ke arah tertentu.
Hal ini sangatlah dibutuhkan terutama jika Bandar mau menggerakan yang banyak dimiliki ritel seperti BKSL ini, jadi saran kami jika saham ini mulai bergerak naik, kita bisa memanfaatkan kenaikannya untuk trading jangka pendek, dan tidak perlu melakukan strategi buy and hold dalam waktu yang lama. Sebelum hal itu terjadi menurut kami lebih baik kita mengalihkan pertahatian kita ke saham yang lain terlebih dahulu.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market