Perbaikan kinerja industri semen pada Semester II-2015 bergantung pada belanja infrastruktur pemerintah, seiring dengan pelemahan sejumlah data makroekonomi domestik di sepanjang semester pertama tahun ini.
Hal itu dikatakan Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharno, di Jakarta, baru-baru ini. “Kami tidak ada strategi khusus untuk meningkatkan penjualan sampai akhir tahun, tetapi kami bergantung pada kondisi makroekonomi dan belanja pemerintah,” ujarnya.
Menurut Agung, komitmen pemerintah dalam pengembangan proyek infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019 bisa menumbuhkan penjualan Semen Indonesia hingga empat tahun ke depan. “Infrastructure spending oleh pemerintah pada 2015-2019 bisa mencapai US$433 miliar,” kata Agung.
Dengan demikian, jelas dia, pihaknya meyakini bahwa Semen Indonesia mampu meraih target pertumbuhan penjualan 2015 sebesar nol persen dan bisa mempertahankan market share sebesar 43,3 persen. “Sampai Semester I-2015 penjualan kami masih minus tiga persen. Diharapkan semester ini penjualan bisa mencapai enam persen,” tuturnya.
Dia menyebutkan, saat ini tingkat konsumsi semen domestik mencapai 59,9 juta ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi Semen Indonesia hanya mampu memenuhi 42-44 persen dari total konsumsi nasional. “Bonus demografi diharapkan bisa mendukung perbaikan industri semen dalam negeri,” imbuh Agung.
Lebih lanjut dia merincikan, sepanjang Januari-Juni 2015, penjualan semen yang mencatatkan kinerja positif hanya terjadi di kawasan Nusa Tenggara dan Indonesia Timur yang masing-masing tumbuh 2,3 persen dan 1,6 persen.
“Penjualan semen di Pulau Sumatera turun 3,5 persen menjadi 5,85 juta ton, Pulau Jawa turun 3,1 persen menjadi 15,82 juta ton, Kalimantan dan Sulawesi juga menurun menjadi 2,04 juta ton dan 2,08 juta ton,” paparnya.
Sehingga, lanjut Agung, sepanjang Januari-Juni 2015 penjualan Semen Indonesia secara nasional hanya sebesar 28,089 juta ton atau menurun tiga persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2014. “Pada Januari-Juni 2014 masih mencapai 28,94 juta ton,” kata Agung.
Agung menegaskan, pihaknya meyakini target pertumbuhan penjualan sebesar nol persen bisa tercapai di 2015. “Karena sejak Indonesia merdeka, penjualan semen selalu tumbuh. Hanya pada 1998-1999 penjualan semen nasional mengalami penurunan,” ucapnya.
Dia menilai, perlambatan penjualan semen di Indonesia karena terkait dengan adanya penggabungan dua kementerian, yakni Kementerian PU dan Kementerian Perumahan Rakyat. “Spending government di infrastruktur masih kecil, karena ada penggabungan dua kementerian,” jelas Agung. (sumber: IPOTNEWS)
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market