Sudah sekitar 2 minggu saya tidak posting apa-apa tentang IHSG, salah satu penyebab utamanya adalah karena keadaannya masih cenderung sama degan 2 minggu yang lalu.
Saya tetap beranggapan IHSG masih berada di zona strong bullish dan belum ada indikasi terjadinya koreksi signifikan yang perlu kita waspadai, hal itu jika diterjemahkan ke dalam trading strategy saya adalah, manfaatkan untuk BOW ketika market sedang mengalami koreksi. Puji Tuhan saya mendapat cuan yang lumayan melalu koreksi saham-saham konstruksi sekitar 1 minggu yang lalu.
Hal baru yang terjadi pada minggu yang lalu adalah sampainya IHSG ke level historical di 5.000. Seperti sudah sering saya sebutkan, level ini adalah level yang sudah ditunggu-tunggu pelaku pasar sejak 2 tahun yang lalu, dan sering dianggap sebagai simbol pertumbuhan ekonomi dan bursa efek Indonesia.
Pada hari kamis lalu IHSG berhasil tutup di level 5.012, dan meskipun pencapaian bersejarah ini hanya bertahan sehari, namun secara psikologis bagi para pelaku pasar level 5.000 sudah pernah ditembus dan tidaklah terlalu menakutkan lagi.
BEFORE AND AFTER IDX 5.000
Selama naik ke atas level 4.950 di tanggal 1April, IHSG tampak masih cukup takut-takut untuk bergerak naik, jika dibandingkan dengan penutupan minggu lalu, IHSG tercatat hanya naik 22 point atau hanya 0.4% dari pembukaan bulan ini. Pergerakan hari Senin ini juga dapat kita jadikan patokan apakah IHSG masih berani untuk naik (jika tutup di atas level 5.012) atau hanya bergerak di kisaran 4.950-5.000 lagi.
Hal baru yang terjadi di minggu lalu adalah koreksi yang cukup signifikan pada bursa Amerika dalam grafik SP500 kita bisa melihat valuasi 500 emiten terbesar Amerika tercata mengalami koreksi terdalamnya sepanjang tahun 2013 dan mematahkan trendline yang terbentuk sejak awal tahun, hal ini cepat atau lambat akan berpengaruh pada IHSG jika terus berlangsung dalam 1-2 minggu kedepan.
Jika kita melihat indeks-indeks lainnya kita bisa melihat koreksi sudah terjadi di Eropa dan mayoritas bursa Asia sejak 2-4 minggu yang lalu. Kita melihat hampir semua bursa utama dunia mengalami koreksi selama bulan April ini.
Kondisi Foreign Flow IHSG terlihat sudah mengalami pelambatan sejak bulan lalu, masa-masa dimana asing masuk tanpa henti sudah berakhir, namun secara keseluruhan selama bulan April ini asing masih Net Inflow sebesar 1,1 T. Namun meskipun demikian jika kita melihat grafik di samping dapat terlihat Foreign Flow dan IHSG sedang mengalami divergen, meskipun kondisinya tidak terlalu signifikan.
Secara keseluruhan sinyal negatif memang sudah mulai bermunculan, kondisnya masih dalam batas toleransi dan risk and rewardnya masih cukup menjanjikan. Divergen memang terjadi karena IHSG masih tumbuh sejak awal Maret lalu, sementara Foreign Flownya masih cenderung flat dan tidak membentuk level tertinggi barunya. Namun jika kita merubah sudautpandangnya, kita bisa melihat dana asing terlihat masih berada di bursa kita, dan terus menjadi penopang kenaikan indeks. Pelambatan arus inflow kemungkinan terjadi karena berhentinya trend bullish di mayoritas bursa dunia sejak bulan Maret lalu.
Kesimpulannya goyahnya bursa dunia dan harga komoditas terlihat hanya berdampak pada pelambatan trend IHSG dan foreign inflow, dan tidak disertai dengan koreksi atau aski jual besar-besaran oleh asing. Jadi kemungkinan para big player masih menunggu rebound dari bursa-bursa dunia dan harga komoditas untuk kembali memberikan katalis kenaikan IHSG ke atas 5.000.
Namun jika harapan tersebut tidak terlaksana, dan indeks dunia terus terkoreksi IHSG cepat atau lambat akan menyusul, namun dengan kondisi saat ini dimana dana asing masih parkir di bursa kita, koreksi yang didorang oleh sentimen dari luar adalah peluang untuk kita kembali melakukan buy on weekness. Saham-saham property dan banking masih terus menjadi favorit saya untuk perdagangan minggu ini.
Quote of The day:
In Crisis? Release your grief.Receive help from others.Refuse to become bitter.Refocus on what matters most.Rely on Christ!
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market