Bagi anda yang aktif di pasar modal, tentu anda pernah mendengar salah satu sosok misterius yang sering disebut Bandar, sosok ini punya julukan lain seperti Bozz, Big Player, Fund Manager, Hedge Fund Manager, dll.
Di sisi lain saya juga sering mendengar beberapa analis kenamaan yang berkata bahwa mereka tidak percaya dengan keberadaan bandar, bagi mereka bandar atau apa pun sebutannya itu tidak ada sama sekali. Sebagian lagi berpendapat bandar hanya ada untuk saham-saham berkapitalisasi kecil yang hanya bergerak sesekali dengan pergerakan harga yang besar, atau yang sering kita sebut saham gorengan.
Jadi dalam pemahaman terhadap keberadaan bandar ada tiga kubu :
- Kubu pertama : mereka yang percaya adanya keberadaan bandar di semua saham.
- Kubu kedua : mereka yang percaya bahwa bandar hanya ada di saham-saham gorengan.
- Kubu ketiga : mereka yang tidak percaya dengan keberadaan bandar.
Saya pribadi adalah orang yang ada di kubu yang pertama, saya mempercayai keberadaan bandar, di setiap saham, memang untuk saham “gorengan” hal itu lebih mudah terlihat, tetapi bukan berarti saham-saham berkapitalisasi besar tidak memiliki bandar.
Saya akan membuat beberapa tulisan yang akan datang akan saya buat untuk membagikan pemahaman saya tentang siapa itu “bandar” dan apa yang mereka lakukan kepada rekan-rekan sekalian.
Saya tidak menjamin yang saya tulis ini benar, karena saya bukan bandar dan tidak punya kenalan bandar. Saya hanya ingin membagi pemahaman saya tentang bagaimana saya melihat bisnis di pasar modal dan bagaimana saya menafsirkan sosok misterius yang selama ini kita “maki-maki“ dan terkadang kita “elu-elukan” itu.
Pertama-tama saya ingin mengganti istilah bandar dengan istilah yang saya anggap lebih tepat dan lebih sopan, karena bandar sering diidentikan dengan perjudian, dan saya sangat tidak setuju jika investasi di pasar modal disamakan dengan perjudian. Saya akan mengganti istilah bandar dengan istilah Market Maker, alasan saya menggunakan istilah tersebut saya akan jelaskan kemudian.
PART 1 : MARKET MAKER ADA DI BANYAK AREA KEHIDUPAN.
Saya percaya market maker bukan hanya ada di pasar modal, tetapi ada di banyak area kehidupan dan cara kerjanya hampir mirip dimana pun mereka beroperasi. bisnis tanaman hias adalah contoh paling jelas tentang keberadaan market maker. Saya memang bukan ahli tanaman hias dan tidak pernah terjun ke bisnis tersebut, tetapi saya sempat melakukan browsing tentang fenomena yang terjadi di tanaman hias, saya rasa rekan-rekan juga sudah pernah mendengar tentang Booming Tanaman Hias Anturium (Gelombang Cinta).
Dari beberapa artikel yang saya baca, tanaman itu sempat dihargai 1M, saat boomingnya. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk membeli, menanam, memajang dan membiakan tanaman ini, pada saat berada di puncak popularitasnya.
Yang menarik adalah, sebelum terjadi booming tumbuhan ini sama sekali “tidak ada harganya”, tetapi pada saat booming semua orang menganggap tanaman ini indah dan cantik, elegan dan berharga.
Mungkin sudah banyak yang menganggap tanaman ini indah sebelum terjadi booming, tetapi saya yakin tidak ada yang bersedia membeli tanaman ini seharga puluhan bahkan ratusan juta sebelumnya. Tanaman ini dahulu hanyalah satu dari tanaman-tanaman hias lainnya.
Hal yang paling menarik adalah kenyataan bahwa sekarang harga tanaman tersebut tidak sampai se-per-seratus dari masa jayanya, kurang lebih 2 tahun yang lalu. Bentuknya tetap sama, tetapi “keindahannya” sudah hilang, apalagi nilainya.
Menurut pendapat saya fenomena tersebut hanya akan mungkin terjadi jika ada seorang market maker di balik fenomena tersebut, untuk membuat tanaman biasa menjadi suatu barang yang diminati banyak orang, tentu bukanlah suatu hal yang mudah.
Karena senang atau tidak, penilaian kita akan sesuatu amat-sangat dipengaruhi oleh pendapat orang-orang di sekitar kita, dan untuk membentuk suatu opini dan akhirnya membentuk sebuah “nilai-nilai” dalam publik dibutuhkan modal dan infrastruktur yang besar, dan tentu itu semua tidak dapat dilakukan oleh penjual tanaman hias sembarangan.
Saya percaya Market Maker dalam booming tersebut, sedikit demi sedikit mengangkat Anturium dari sebuah tanaman biasa, menjadi tanaman hias favorit, dan lebih dari itu mereka menyulap tanaman ini menjadi sebuat produk investasi yang menjanjikan bagi mereka yang memilikinya, membiakannya dan juga bagi mereka yang membelinya.
Strategi yang mungkin mereka lakukan kurang lebih seperti ini:
1. Menguasai Pasokan Anturium
Mereka membeli, membiakan dan mengembangkan tanaman ini, jauh sebelum tanaman ini menjadi populer, mereka mencoba mengusai persediaan tanaman ini dari hulu ke hilir.
2. Mempopulerkan Anturium
Caranya bisa bermacam-macam, salah satu yang paling sederhana adalah dengan memuat berita tentang keidahan dan kepopuleran bunga ini di media-media cetak dan elektronik, market maker berusaha menanamkan di benak orang-orang yang menyukai tanaman hias akan keindahan tanaman ini.
Pada saat awal-awal “lauching” ke publik tanaman ini tentu akan dijual dengan harga yang terjangkau, tetapi juga dijual dalam jumlah yang terbatas, market maker tidak ingin ada pihak-pihak yang memiliki tanaman ini dalam jumlah yang besar, karena akan mengacaukan strategi yang mereka buat.
4. “Menggoreng” Anturium
Inilah proses dimana “strategi utama” market maker dilaksanakan, mereka bukan hanya menjual, tetapi juga membeli tanaman ini dengan harga yang lebih tinggi, jika mereka menjual tanaman ini dengan harga 1 juta, bukan mustahil mereka mau membeli tanaman yang sama dengan harga 2 juta, (tentu hal ini mereka lakukan dengan menggunakan pihak-pihak lain yang mereka tugaskan sebagai pembeli)
Tujuan dari pembelian ini adalah supaya “nilai” dari tanaman ini menjadi naik, mereka mungkin menjual 200 buah tanaman dengan harga satuan 1 juta rupiah, dan mereka mau membeli 50 tanaman dengan harga 2 juta rupiah, dan hal tersebut akan mereka “sebarkan” ke publik bahwa ada beberapa pihak yang mendapat keuntungan 100% dengan membeli tanaman ini, hanya dalam waktu singkat.
Disadari atau tidak, jika ada seseorang yang mau membeli sebuah tanaman dengah harga 2 juta, maka harga 1.5 juta akan menjadi murah, padahal beberapa waktu yang lalu 1 juta adalah harga tertinggi untuk tanaman tersebut. Proses yang sama berlangsung berkali-kali sampai ada kabar ada yang mau membeli tanaman ini seharga 1M, bayangkan jika ada yang membeli seharga 1M (terlepas benar, tidaknya berita tersebut) otomatis harga 10-100 juta untuk sebuah tanaman yang sebelumnya dihargai 1 juta akan terasa murah. Karena pandangan dan ekspektasi orang sudah berubah, bukan lagi membeli tanaman hias tetapi merupakan produk investasi.
Dalam keadaan seperti ini yang paling diuntungkan adalah mereka yang memiliki tanaman tersebut dalam jumlah yang banyak, yang tidak lain adalah market maker itu sendiri. Uang yang beredar dalam perdagangan tanaman ini akan semakin besar, karena banyak yang ingin mencari keuntungan dari booming ini. Market maker sendiri sudah mengetahui scenario yang mereka buat, mereka tentu akan terfokus untuk menjual sebanyak-banyaknya di harga setinggi-tingginya.
5. Kejatuhan Harga Anturium
Cepat atau lambat, dalam keadaan seperti ini, harga akan kembali jatuh ke harga awalnya, biasanya ketika seorang market maker merasa sudah menjual cukup banyak dari tanaman yang mereka miliki, dan mereka tidak perlu lagi membeli di harga yang lebih tinggi, dan tidak perlu lagi membentuk opini di media-media tentang potensi dan keindahan anturium.
Ketika itu sudah terjadi, cepat atau lambat publik akan menyadari bahwa mereka sudah membeli “sesuatu” dengan harga yang sangat mahal, dan tidak memiliki prospek lagi di masa yang akan datang, dan otomatis harga tanaman ini akan terjun bebas, ke titik dimana orang mau membeli tanaman ini. Bukan mustahil nilainya akan sangat rendah, dan membuat para investor tanaman hias akan “nyangkut” selamanya.
Jika kita renungkan, kejadian-kejadian serupa selalu terjadi di pasar modal, terutama pada saham-saham gorengan, saham-saham yang sebelumnya tidak dikenal dan tidak ada harganya bisa tiba-tiba melonjak tinggi harga dan peminatnya. Tiba-tiba semua orang membicarakan perusahaan tersebut, prospeknya bagus, fundamentalnya bagus, dll. Tiba-tiba semua meminati perusahaan yang digoreng harganya, pada awal-awalnya memang kita bisa memperoleh keuntungan, tetapi pada akhirnya saham tersebut hanya akan membawa ribuan “nyangkuters” di dalamnya.
Secara tidak sadar kita semua terkena “gelombang cinta” yang diatur skenarionya oleh Market Maker.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
10 comments
apakah tidak illegal ya caranya bandar seperti itu?
Saya tidak mengetahui kalau memang ada hukum yang spesifik melarang praktik seperti ini. Selain itu pembuktiannya akan sangat rumit, dan cenderung merugikan bagi pemerintah yang mendapat keuntungan melalui pajak di setiap transaksi.
Mungkin akhir tahun ini saya akan buat artikel berseri tentang “Why we need Bandar !!”, supaya penilaiannya bisa lebih fair…
why we need bandar??? supaya harganya lebih fluaktif ya bos??? kalo ga ada bandar…saham sepi kek kuburan ^_^
ulasan diatas menarik bos….cuma kadang mau nya bandar suka buang penumpang….ck….
saya suka artikel ini..ada beberapa nilai yang muncul dari setiap kejadian..banyak masyarakat yang dengan sadar masuk kedlam lingkaran tersebut serta merasakan hasilnya.point yang kedua sudah dipastikan mereka sudah masuk dalam lingkaan bisnis yang sebenarnya..karena segala sesuatu yang besar bisa dimulai dari hal yang kecil dan rirencanakan dengan matang…….tetap semangat .!!
semoga nilai2 yang ada menjadi bekal yang kuat dala meniti kehidupan
tanpa bandar serasa sayuran tanpa garam ha ha ha ha ha…..!
pertanyaan dari saya selaku kubu kedua
Anturium mungkin bisa dibandari (saham kapitalisasi kecil)
tetapi apakah padi(saham kapitalisasi kecil) bisa dibandari ?
sori mesti diedit salah ketik
pertanyaan dari saya selaku kubu kedua
Anturium(saham kapitalisasi KECIL) mungkin bisa dibandari
tetapi apakah
padi(saham kapitalisasi BESAR) bisa dibandari ?
Secara prinsip bisa pak… namun caranya dan bandarnya lebih besar dan prosesnya lebih lama… Karena pada akhirnya investor ritel tidak bisa menggerakan harga… harus ada komando dari pemain yang lebih besar….
Terimakasih atas informasinya.
Itu namanya mafia bukan bandar, sama seperti kasus kambing ettawa.
Mereka bekerja sistemnya seperti itu., di daerah membeli kambing ettawa dengan borongan, lalu menyebarkan berita bahwa ada yang membeli kambing itu 100 juta padahal stock lagi kosong.
lalu persis mafia tersebut bekerja seperti paparan diatas
this is gold !