Dalam 24 jam terakhir kemi dihubungi oleh begitu banyak pihak, dari wartawan, perwakilan bursa, broker, analis sekuritas, trader berpengalaman, dan tentunya yang paling banyak adalah investor ritel. Dan semuanya menghubungi kami karena artikel Para Raksasa Mulai Mundur, Apa yang Sedang Terjadi di IHSG ?!, artikel tersebut memang cukup membuat heboh dan berhasil menjadi fokus pembicaraan mayoritas pelaku pasar di Indonesia. Tidak heran dalam 24 jam terakhir tercatat sudah lebih dari 15 ribu investor baik dari dalam maupun luar negeri telah membaca artikel ini.
Selain itu kemarin pagi perwakilan dari Merrill Lynch Indonesia juga sudah mengkonfirmasi temuan Team Creative Trader dalam artikel di atas, dan akhirnya mengakui bahwa mereka MUNDUR dari Market Indonesia.
Berbagai pihak baik dari Direksi BEI, dan lembaga-lembaga lainnya sudah memberikan komentarnya terhadap mundurunya Merrill Lynch dan Deutsche Bank dari Indonesia, dan mereka melakukan tugas mereka dengan baik dan mencoba meminimalisasi efek dari temuan Team Creative Trader tersebut.
Menariknya sekuritas yang kami katakan berhenti beroperasi bukan hanya ML, namun juga Nomura Sekuritas (FG) namun sejauh ini tidak satu pun pihak baik dari bursa, direksi perusahaan, atau lembaga lainnya yang mau membahas apa yang terjadi dengan sekuritas asal Jepang tersebut.
Kami awalnya berniat untuk mem-followup ke pihak CNBC, dan meminta mereka juga mengorek tentang berhenti beraktivitasnya FG, namun kami mengurungkan niat kami, karena kami banyak belajar di market, ada banyak benturan kepentingan, ada banyak raksasa yang tidak boleh kita ganggu, dan mungkin alasan yang sama yang membuat CNBC memilih tidak membahas kondisi Nomura Sekuritas tersebut.
Namun jika kita teliti secara lebih mendalam sebenarnya tidak dibahasnya FG bukan satu-satunya keanehan yang ada dalam kasus ini. Untuk kasus Merrill Lynch juga masih banyak yang bisa kita pertanyakan, antara lain :
KENAPA PENGHENTIAN OPERASI MERRILL LYNCH DILAKUKAN SECARA TIBA-TIBA, DAN DISEMBUNYIKAN DARI PUBLIK ?!
Seperti kami bahas sebelumnya sistem M3S (Market Maker Monitoring System) mencatat pergerakan ML sudah berhenti secara tiba-tiba sejak tanggal 8 Juli 2019 lalu, namun setelah seminggu beroperasi tidak satu pun pemberitaan baik dari Bursa atau dari media yang membahas mengentai mundurnya ML dari market Indonesia. Dan kita semua tahu satu-satunya alasan mengapa berita itu tersebar ke publik sekarang, karena Team Creative Trader meminta bantuan pihak CNBC untuk menggunakan pengaruhnya dan mencari jawaban terhadap temuan kami tersebut.
Bahkan ketika perwakilan bursa dimintai informasi pun, jawabannya pertamanya adalah ‘tunggu akhir bulan’. Mengapa aksi ini seakan-akan disembunyikan masih misteri bagi kita, namun menurut kami yang lebih misteri lagi adalah mengapa dialkukan secara tiba-tiba, sangat berbeda dengan rencana mundurnya DB yang sudah dijelaskan ke publik sejak awal, dan meskipun sampai saat ini DB masih terus bertransaksi di Bursa, namun transaksinya terus bergerak turun, sampai akhirnya berhenti sama sekali.
Namun hal yang serupa tidak kita temukan dalam kasus ML dan FG, kedua sekuritas terlihat berhenti secara tiba-tiba, ML contohnya pada hari Jumat, 5 Juli 2019, M3S mencatat transaksi ML masih normal dengan total transaksi sebesar 131 Milyar. Namun hari Seninnya transaksi ML berhenti secara tiba-tiba. Hal serupa kita temukan pada kasus FG bulan April lalu. Sebagai salah satu institusi keuangan paling Powerful di dunia, aksi seperti ini jelas mengundang pertanyaan.
Alasan mundurnya mereka dari Bisnis Brokerage juga menjadi pertanyaan, kalau alasan mereka mundur karena persaingan yang ketat, tentunya itu juga menjadi pertanyaan.
Berikut perhitungan yang kami lakukan dimana kami membandingkan transaksi yang dilakukan Broker ML pada semester pertama tahun 2017, 2018, dan 2019.
- Semester I 2017 – 18.9 Triliun
- Semester I 2018 – 20.7 Triliun
- Semester I 2019 – 21.2 Triliun
Dan perlu juga kita ingat bahwa pada semester pertama tahun 2019 ini, kita disibukan oleh panasnya Pemilu 2019, dan ada juga Libur Lebaran, yang membuat transaksi di market berkurang. Jadi dari data di atas kita bisa melihat tidak ada pelemahan dalam aktivitas ML sebagai broker sampai akhir semester pertama tahun 2019. Jadi pemberitaan di di kalangan pelaku pasar yang mengatakan kalau ML kalah bersaing jelas tidak diambil berdasarkan data di atas.
Satu lagi yang perlu kita ketahui juga yang bertransaksi di ML adalah investor asing, dan bukan investor lokal, sebagai contoh dari 21.2 T transaksi ML di semester 1 2019, 21.1 T nya dilakukan oleh investor asing. Jadi mundurnya ML dari market Indonesia jelas berhubungan dengan Aksi Investor Asing di Indonesia, dan bukan apa yang terjadi di kalangan investor lokal di Indonesia. Hal serupa juga berlaku dalam kasus DB dan FG.
ALASAN YANG BEREDAR LAINNYA
Beberapa pemberitaan di luar negeri sempat menghighlight krisis yang terjadi di Deutsche Bank dan Nomura, namun tidak ditemukan pemberitaan mengenai Merrill Lynch, namun kalau benar ketiga institusi raksasa tersebut sedang mengalami krisis dan sampai menarik diri dari Indonesia yang 10 tahun terakhir menjadi negera dengan pertumbuhan indeks paling tinggi di dunia, itu artinya kondisi market dunia sedang benar-benar dalam bahaya. Bagi rekan-rekan yang mempelajari tentang krisis Amerika tahun 2008 lalu, anda akan menemukan banyak kesamaan dengan apa yang terjadi saat ini (kalau benar ketiga rakasasa investasi tersebut sedang krisis).
LALU BAGAIMANA NASIB DANA ASING DI INDONESIA
Bagi semua investor berpengalaman di Indonesia semua tentunya sudah tahu kalau pergerakan IHSG ditentukan sepenuhnya oleh investor asing, dan IHSG hanya bisa naik kalau Investor Asing melakukan aksi beli di IHSG. Dengan kata lain kalau investor asing pergi dari Indonesia itu juga berarti IHSG tidak akan bisa naik, atau lebih tepatnya akan turun.
Namun memang benar dana asing yang selama ini ada di ML, DB, dan FG akan dipindah ke sekuritas lain, jadi terlepas dari keluarnya 3 raksasa tersebut, itu sama sekali tidak merubah porsi kepemilikan investor asing di Indonesia saat ini, karena untuk porsi kepemilikan asing berubah, maka saham yang dimiliki asing harus dijual ke Investor Lokal seperti kita.
Jadi memang dalam jangka pendek Mundurnya 2 Raksasa Asing ini tidak akan ada pengaruhnya untuk IHSG, karena saat ini tidak ada yang berubah dengan kepemilikan Asing di IHSG, dan karena pergerakan IHSG ditentukan oleh Investor Asing, maka IHSG pun tidak akan bisa turun kalau investor asing tidak menjual sahamnya ke Investor Lokal.
Jadi memang dalam jangka pendek sebagai investor kita tetap bergantung sepenuhnya terhadap sistem Foreign Flow untuk menganalisa pergerakan asing di IHSG untuk mengetahui arah IHSG kedepan. Karena selama asing belum jualan IHSG tidak akan turun.
Dan dalam grafik pergerakan investor asing di IHSG yang bisa anda lihat di atas, kita bisa melihat sejauh ini kondisi IHSG masih cukup sehat karena sejak akhir bulan Mei lalu, asing cukup banyak masuk ke IHSG, dan Inflow tersebutlah yang membuat IHSG naik dari 5.800an ke 6.300an saat ini.
LALU APA EFEK DARI MUNDURNYA 2 RAKSASA PASAR MODAL DUNIA INI TERHADAP IHSG ?!
Menurut data yang dirilis KSEI di akhir semester 1 tahun ini, jumlah kepemilikan investor asing di pasar modal Indonesia mencapai 1.937 Triliun, atau sebesar 52% dari nilai saham yang beredar di IHSG, jadi memang bisa disimpulkan bahwa sampai detik ini investor asing memiliki kendali sepenuhnya terhadap pergerakan IHSG.
Namun data tersebut juga menjelaskan kepada kita, bahwa kalau asing mau mengurangi porsinya di IHSG, mereka harus melakukannya secara perlahan, karena kita tahu kalau asing jualan sebesar 1 Triliun saja, dalam 1 hari, IHSG umumnya akan turun sekitar 1%, bayangkan kalau mereka jualan 1.937 Trilun.
Namun sebagai investor asing, kalau seandainya mereka memiliki rencana untuk mundur dari bursa Indonesia dalam beberapa tahun kedepan, tentu mereka harus melakukannya secara bertahap, dan mundurnya ML dan DB dari market Indonesia bisa jadi langkah awalnya.
Karena seperti yang kami analogikan dalam artikel sebelumnya :
Jika selama ini Asing punya 12 kendaraan ( 12 broker asing yang selama ini digunakan untuk mengatur pergerakan IHSG) jika 3 kendaraannya dipulangkan, maka hal tersebut bisa merupakan indikasi kalau kedepannya mereka ingin mengurangi aktivitasnya di Indonesia, dan dananya pun ikut pulang kampung.
Well pada akhirnya, tujuan kami pada awalnya merilis fakta ini adalah untuk meningkatkan awareness, kami percaya dalam jangka pendek IHSG masih akan baik-baik saja selama asing tidak melakukan aksi jualan secara massive, namun dalam jangka panjang mungkin saja asing akan secara perlahan keluar dari Indonesia. Jadi bagi rekan-rekan investor yang sudah memiliki sistem Foreign Flow dan bisa menganalisa pergerakan investor asing secara realtime, tidak ada salahnya kita lebih berhati-hati lagi kedepannya.
Mari kita doakan supaya itu tidak terjadi, karena seperti kami bahas di atas IHSG tidak bisa naik kalau asing tidak menaikannya, dan kalaupun pergerakan IHSG diserahkan pada BANDAR LOKAL, kita sama-sama tahu bahwa pergerakan BANDAR LOKAL tidak lebih baik dibanding bandar asing.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
8 comments
Thank your for your analysis
Analisa yg tajam…tks for sharing pak argha
Merrill lynch Indonesia terfiliasi dengan Hasyim, Nomura terafiliasi dengan Lukito W.
DB sepertinya murni arahan dari induk mereka.
LUKiTO W. itu punya hubungan apa dgn Hashim Djojohadikusumo ya??? 🤔
Artikel yg bagus pak, terus lah mengedukasi kami (retail) . GBU
Terima kasih artikel yg bagus pak, maju terus IHSG
Bujur melala informasi nya pak,
Semoga IHSG bisa terus tumbuh
#Mejuah jauh
Mas… Gak ada hubungan antara ML dan DB out dr Indonesia dg akan turunnya minat investasi di Indonesia. ML out krn imbas krisis 2008… mrk sampai skrg gak bisa bangkit. Kalo DB memang mrk gak bisa menyesuaikan dg market lokal. So Far Indonesia masih sangat menarik…dr sejak jaman Krismon 97… siapapun yg bilang Indonesia jelek Salah besar. kenyataannya IHSG naik dr 300an ke 6500 an.