Minggu lalu kami merilis 2 artikel yang saling bertolak belakang satu sama lain, artikel pertama mengatakan bahwa masuknya dana asing secara luar biasa berpotensi membawa IHSG ke 6.000 (atau paling tidak ke 5.900an), dan artikel kedua membahas mengenai fakta sejarah yang membuktikan bahwa kita memasuki periode yang menakutkan di IHSG (Mei – Oktober) satu periode yang kami buktikan secara statistik merupakan periode dimana IHSG umumnya mengalami koreksi besar.
Jadi bulan Mei ini akan dipengaruhi oleh 2 kekuatan besar di IHSG, pertama fakta sejarah mengenai mitos “Sell in may, and Go Away” yang menyarankan kita keluar dari market, namun di sisi kita juga tidak bisa menutup mata dari pergerakan dana asing yang di bulan April lalu saja tercatat inflow sebesar 8 Triliyun, karena sejarah juga membuktikan bahwa IHSG hanya bisa terkoreksi kalau investor asing melakukan aksi jual besar-besaran. Dan peluang investor asing melakukan aksi jual besar-besaran sejak awal bulan Mei ini tentu sangat kecil, apalagi mempetimbangkan inflow yang terjadi di bulan April.
Related: Jika anda tertarik mempelajari tentang ilmu yang mendalami pergerakan Investor Asing di bursa kita, anda bisa mempelajarinya dalam WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Jadi kemana arah IHSG di bulan Mei ini ?!
Jawabannya cukup sederhana, pertama kita harus memahami koreksi signifikan yang terjadi di IHSG umumnya berlangsung selama 1-2 bulan, paling lama 3 bulan, hal ini berarti meskipun mitosnya bernama “Sell in May” namun itu sama sekali tidak berarti IHSG akan turun terus dari bulan Mei ke bulan Oktober, karena berbeda dengan trend bullish yang umumnya berjalan lambat, trend bearish umumnya terjadi lebih cepat, hanya dalam waktu 2-3 bulan saja IHSG bisa turun sampai 20% lebih.
Jadi untuk kalau kita percaya IHSG akan kembali jatuh di periode Mei – Oktober ini maka masih ada waktu sampai paling tidak bulan September nanti untuk koreksi tersebut datang, tidak perlu harus dimulai di bulan Mei. Namun tentunya kewaspadaan kita harus lebih ditingkatkan karena periode ini disebut “Sell in May” karena memang probabilitas koreksi meningkat sejak bulan Mei-Oktober, dibanding bulan-bulan lainnya.
Untungya sekarang kita bisa mengandalkan sepenuhnya analisa Foreign Flow untuk memprediksi pergerakan IHSG dalam periode yang lebih pendek. Seperti dibahas sebelumnya bulan April lalu dana asing masuk ke bursa kita sebanyak 8 Triliyun, 4 Triliyun di antaranya masuk di minggu terakhir. Jadi secara logika, kemungkinan asing akan langsung membombardir market dengan aksi jual besar-besaran di awal Mei ini hampir tidak ada, karena itu akan membuat mereka harus menjual dalam kondisi rugi. Karena sepanjang 1 bulan terakhir asing berupaya sedemikian rupa untuk menjaga supaya IHSG tidak banyak naik selama fase akumulasi mereka, jadi kalau mereka mau menjual saham-sahamnya sekarang tentunya penjualan harus dilakukan di level harga yang relatif sama bahkan lebih rendah dari modal akumulasi asing.
Satu hal yang mulai perlu kita perhatikan di bulan ini adalah arus dana asing, apakah akumulasi asing mulai masih terus terjadi, ataukah jumlahnya semakin hari semakin berkurang, dan di sisi lain IHSG justru masuk ke dalam fase euforia dan terus mengalami kenaikan yang dimotori oleh investor lokal. Karena setelah fase itu terjadi, akan terbuka peluang untuk investor asing melakukan profit taking, dan profit taking itulah yang bisa membuat IHSG mengalami koreksi besar.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market