Protect Yourself From Yourself. Banyak orang kerap kali menyalahkan Market atas kerugian yang ia terima, padahal mungkin yang perlu ‘disalahkan’ disini adalah diri kita sendiri. Market sudah dari dulu selalu seperti ini, banyak orang, banyak kepentingan, sehingga ketika memberikan uang kita masuk ke market seharusnya itu sudah dengan kesadaran bahwa tempat ini memiliki resiko.
Ketika anda masuk ke market, hanya dengan 1 senjata yaitu kemampuan analisa, menurut kami it’s so far behind. Market sendiri bergerak karena faktor ‘psikologis’, fear & greed. Semua Investor mengambil keputusan di market atas dasar 2 kondisi psikologis diatas.
Artikel yang kami tulis pada akhir 2017 lalu ini, sepertinya cukup banyak membuka mata Investor dari ‘blindspot’ yang selama ini mereka cari. Simak pembahasan selengkapnya di artikel dibawah ini:
Tahukah anda perbedaan utama trader pemula dengan trader yang sudah bertahun-tahun di bursa kita ? Trader pemula fokus mencari saham terbaik, dengan belajar menganalisa, mencari rekomendasi terbaik, sampai mencari analis yang paling hebat.
Trader berpengalaman umumnya sudah melewati fase tersebut, mereka tidak lagi mencari saham yang akan naik paling banyak di waktu yang paling cepat. Fokus mereka bukan lagi mencari metode mencari saham yang lebih baik dari yang mereka miliki saat ini. Fokus mereka adalah mempelajari apa yang harus mereka lakukan setelah mereka menemukan saham yang ‘cukup baik’ dan bagaimana mereka memaksimalkan keuntungan dari saham yang dia miliki.
Hal ini tidak hanya terjadi di bursa saham tapi di semua bisnis, seorang yang baru masuk ke dunia usaha, umumnya fokus mencari usaha yang paling berprospek, barang dagangan yang paling laku yang untungnya paling banyak.
Namun pengusaha berpengalaman fokusnya tidak lagi mencari barang dagangan yang paling baik, dan paling menguntungkan saat ini, fokus utama setiap pengusaha berpengalaman adalah menjaga dan mengelola bisnis mereka, baru setelahnya mereka akan mencari peluang untuk mengembangkan bisnis mereka, melakukan ekspansi, atau masuk ke bisnis baru.
Di bursa saham mengelola bisnis diartikan sebagai Money / Portfolio Management, bagaimana kita mengelola portfolio kita, berapa resiko yang bisa kita tanggung, berapa saham yang sebaiknya kita miliki, berapa banyak cash yang harus kita pegang, dll.
Menjaga bisnis sedang membahas tentang menjaga diri sendiri, menjaga kita dari sisi psikologis, salah satu investor ternama di dunia pernah mengatakan :
“Protect yourself from yourself, not from the market.”
Mengapa faktor psikologis sangat penting, karena faktor ini bisa ‘menghapus’ seluruh skill dan metode yang kita pelajari sebelumnya. Sudah tidak terhitung lagi jumlahnya investor yang mengalami kebangkrutan bukan ‘kegilaan sesaat’ yang mereka lakukan di market. Kegilaan sesaat tersebut dapat menghancurkan seluruh usaha selama bertahun-tahun.
Dalam artikel ini kami akan menunjukan kepada anda bagaimana kondisi Psikologi dapat mempengaruhi pandangan seorang investor atau trader. Bagaimana 2 orang trader dengan pengetahuan yang sama, skill yang sama, dan informasi yang sama, namun bisa memiliki pandangan dan melakukan aksi yang bertolak belakang karena perbedaan kondisi psikologis dari kedua trader tersebut.
Subject penelitian yang kami lakukan adalah kasus kejatuhan saham PGAS yang terjadi sebulan terakhir. Seperti kita ketahui bahwa saham ini baru saja menemubus level terendahnya dalam 5 tahun terakhir, dan aksi cut loss investor asing membuat saham ini terus turun sampai sekarang.
Dalam beberapa minggu terakhir kami beberapa kali membahas mengenai penurunan yang terjadi di saham ini, baik di website kami maupun di Line Official kami, dimana kami berusaha memberikan informasi sebanyak mungkin mengenai saham ini. Sehingga seluruh para pembaca setia kami memiliki informasi yang kurang lebih sama. Selain itu kami juga mengeluarkan survey dan meminta pendapat para pembaca setia kami mengenai kondisi, prospek dan apa yang akan mereka lakukan di saham PGAS melihat kondisi saat ini.
Pertanyaan pertama yang kami berikan adalah :
Survey ini diikuti oleh 429 Investor, dimana 51% investor mengaku sudah memiliki saham PGAS ketika mereka mengisi Kuestioner ini, dan 49% nya mengaku belum memiliki saham PGAS. Artinya kita memiliki sample yang kurang lebih sama, dan karena semuanya adalah pembaca setia website kami, kami juga mengasumsikan bahwa secara rata-rata investor tersebut memiliki informasi yang sama. Satu – satunya hal yang berbeda adalah kondisi psikologis dari kedua kubu. Mereka yang sudah punya saham PGAS sudah dalam kondisi nyangkut, dan sedang ‘tersiksa’ karena terus turunnya harga saham PGAS. Sementara yang belum punya sedang melihat bagaimana salah satu BUMN yang pernah dianggap terbaik di Indonesia ini sedang terus turun harganya, dan membuka kesempatan untuk mereka membeli di harga diskon.
Dalam survey ini para investor tidak diberitahu bahwa kami sedang melakukan riset mengenai Psikologi Trading, karena mereka hanya ditanyakan mengenai pertanyaan-pertanyaan normal mengenai saham PGAS, tanpa mengetahui bahwa kami sedang meneliti ada atai tidaknya perbedaan pandangan yang dimiliki oleh Investor yang sudah punya saham PGAS, dengan yang belum.
Berikut hasil dari survey tersebut :
Pendapat investor terhadap seberapa besar potensi PGAS mengalami kebangkrutan :
Investor yang sudah punya (nyangkut) di saham PGAS
Investor yang belum punya saham PGAS
Melalui pertanyaan ini kedua kubu ( baik yang sudah punya maupun yang belum punya PGAS) sama-sama yakin kalau PGAS hampir tidak mungkin bangkrut dalam menghadapi krisis yang sedang dihadapi perusahaan. Namun persentasinya cukup berbeda jauh. Diantara mereka yang nyangkut 91% beranggapan peluang kebangkrutan PGAS hanya 0-10%, sementara mereka yang tidak punya saham PGAS persentasinya hanya 75% untuk kemungkinan yang sama.
Prediksi pergerakan saham PGAS dalam 1 tahun kedepan :
Investor yang sudah punya di saham PGAS
Investor yang belum punya saham PGAS
Dalam pertanyaan ini kita semakin melihat bagaimana kondisi yang dialami seorang trader, akan mempengaruhi prediksi mereka. Bagi mereka yang sudah nyangkut di saham PGAS, 82% yakin bahwa saham PGAS akan naik ke atas level 2.000an dalam 1 tahun kedepan, 35% bahkan yakin kalau harga PGAS akan naik jauh di atas 2.000 dalam 1 tahun kedepan.
Sementara bagi mereka yang tidak bekepentingan, hanya 49% yang yakin harga PGAS akan naik dalam 1 tahun kedepan, dan hanya 9% yang percaya PGAS akan naik jauh ke atas level 2.000. Selain itu ada 17% percaya PGAS masih akan turun cukup signifikan dari level saat ini.
Selanjutnya kami menanyakan mengenai strategi investasi para investor di saham PGAS, jika mereka memiliki dana segar sebesar 100 juta rupiah, dan hanya dapat digunakan untuk membeli saham PGAS, atau disimpan di Deposito dalam 5 tahun kedepan. Apa yang akan dilakukan dalam dengan dana tersebut ?
Investor yang sudah punya di saham PGAS
Investor yang belum punya saham PGAS
Dalam pertanyaan ini pilihan pertama yang dipilih oleh kedua kubu, sama sama ‘Semuanya akan dibelikan saham PGAS’ menurut kami ini sangat wajar karena timeframenya 5 tahun, dan dibandingkan dengan deposito dan bukan dengan saham lain. Namun perbedaan persentasi kedua kubu sangatlah mencolok 50% vs 29%
Dan peringkat kedua sampai kelima dari kedua kubu juga berbeda cukup jauh, bagi investor yang sudah punya saham PGAS, hanya 24% yang menganggap Deposito adalah pilihan yang lebih baik dalam 5 tahun kedepan, sementara bagi yang belum punya persentasinya 36%
Hal ini cukup ‘mengherankan’ apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa dalam pertayaan pertama tadi kita mengetahui sudut pandang kedua kubu secara Fundamental masih kurang lebih sama, namun perbedaan kondisi yang sedang dialami membuat strategi yang diterapkan menjadi sangat berbeda.
Terakhir kami menganyakan pada mereka yang tertarik membeli saham PGAS, yang tidak memasukan semua uangnya ke Deposito mengenai Strategi terbaik untuk membeli saham PGAS saat ini :
Investor yang sudah punya di saham PGAS
Investor yang belum punya saham PGAS
Bagi mereka yang sudah dalam kondisi nyangkut di saham PGAS, strategi terus average down di masa penurunan harga dianggap sebagai strategi yang terbaik oleh 53% investor, sementara di kubu lain strategi ini justru dianggap yang paling buruk.
Sementara pilihan pertama bagi trader yang tidak punya saham PGAS, justru menjadi pilihan terakhir bagi trader yang nyangkut.
Hal ini membuktikan bahwa kondisi psikologi seorang trader/investor akan akan mempengaruhi pandangan mereka terhadap satu saham, dan sangat-sangat mempengaruhi aksi yang akan mereka lakukan terhadap saham tersebut.
Kedua kubu kami anggap memiliki pengentahuan yang sama, pengalaman yang sama, dan tentunya melihat kondisi yang sama di saham PGAS namun hasil analisa dan aksi yang mereka lakukan bisa bertolak belakang, karena efek dari kondisi psikologi yang berbeda.
Dan kalau kita lihat dari sisi objectivitas tentu kita tahu bahwa mereka yang belum punya saham PGAS saat ini akan memiliki pandangan yang lebih objective, karena mereka tidak punya ikatan sentimental terhadap pergerakan saham PGAS kedepan.
Namun hanya karena mengetahui fakta bahwa kondisi psikologis dapat mempengaruhi output dari analisa dan aksi kita di bursa saham, bukan berarti seorang trader bisa dengan mudah mengendalikan emosi dan harapan mereka ketika mereka dihadapkan dalam kondisi seperti yang dialami di saham PGAS ini.
Kemampuan Psikologis inilah yang sebenarnya membedakan antara trader berpengalaman dan trader pemula, mereka yang berpengalaman umumnya bisa lebih objective dan memilih tindakaan yang tepat terutama dalam kondisi sulit. Jika dilihat dari kemampuan menganalisa, umumnya tidak ada banyak perbedaan antara trader berpengalaman dengan trader pemula, karena keduanya umumnya belajar dari buku yang sama, ikut workshop yang sama. Bahkan dari pengamatan saya pribadi trader-trader berpengalaman umumnya justru menggunakan metode analisa yang jauh lebih simple daripada trader pemula.
Perbedaanya trader berpengalaman tentu memiliki pengalaman trading dan investasi yang lebih banyak, pengalaman ‘nyangkut’ yang lebih banyak, jadi mereka lebih memiliki kemampuan mengendalikan pressure dalam trading dibanding para pemula. Mereka juga punya keyakinan yang jauh lebih besar terhadap metode mereka daripada trader pemula yang umumnya masih berusaha mencari-cari metode terbaik.
Bukan cuma itu trader berpengalaman juga memiliki awareness yang lebih mengenai pentingnya faktor psikologi dalam trading, sementara trader pemula umumnya tidak menyadari hal tersebut.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God