Meskipun masih dalam tahap percobaan, tampaknya cukup disukai para pembaca setia website kami, dan salah satu fitur yang sepertinya cukup disukai adalah fitur yang memungkinkan anda, untuk menghubungi langsung team analis dari CTS, untuk menyampaikan pertanyaan anda kepada kami mengenai pergerakan BANDAR atau investor asing di saham-saham yang diinginkan. Dalam beberapa hari terakhir ini kami mendapat cukup banyak mendapat pertanyaan mengenai prospek saham BUMI kedepan, terutama pasca Right Issue yang akan efektif dilaksanakan mulai hari ini (Senin, 10 Juli 2017)
Dan karena banyaknya pertanyaan yang masuk kami memilih menjawab semua pertanyaan tersebut melalui artikel ini.
Seperti kita ketahui, hari ini aksi koorporasi kontroversial di saham BUMI akan efektif dilaksanakan, saham fenomenal ini akan melakukan Right Issue di harga 926 dengan perbandingan 1.034 : 1.000, aksi koorporasi ini menjadi perhatian dan pokok pembahasan para investor ritel karena harga Right Issue saham ini berada jauh di atas harga pasar BUMI yang pada hari Jumat lalu ditutup di harga 332.
Selain akan diberikan Right untuk membeli saham ini di harga 926, para pemegang saham BUMI juga akan mendapat Obligasi Wajib Konversi yang seharga 1 rupiah, dalam dokumen yang dirilis emiten juga mengatakan bahwa setelah Right Issue harga teoritis BUMI akan menjadi 624.
Mungkin bagi anda yang belum lama terjun di dunia pasar modal anda akan cukup asing dengan istilah-istilah di atas, dari pemantauan kami di berbagai forum saham kami mendapati mayoritas investor juga cukup bingung dengan Right Issue BUMI ini.
Namun supaya artikel ini tidak terlalu panjang kami memilih untuk tidak menjelaskan semua perhitungan-perhitungan dari aksi koorporasi di atas, karena memang aksi ini cukup memusingkan dan sangat di luar kebiasaan. Dan akan mencoba membahas point-point yang kami anggap penting saja.
APAKAH HARGA BUMI AKAN DIKONVERSI KE ATAS PASCA RIGHT ISSUE
Seperti kita ketahui dalam kasus RIGHT ISSUE (RI) normal, harga saham baru umumnya berada di bawah harga pasar, hal ini membuat harga saham yang bersangkutan harus disesuaikan dengan jumlah saham yang baru dan harga jual saham RI. Jadi pada hari pelaksanaan RI otomatis harga saham yang bersangkutan akan turun menyesuaikan dengan perubahan jumlah saham beredar tersebut.
Karena itu banyak investor yang bertanya-tanya apakah hari ini harga BUMI akan juga mengalami penyesuaian yang sama? Karena jika dilakukan penyesuaian yang sama harga BUMI hari ini akan menjadi 624 mengingat harga saham baru yang akan dirilis ada di level 926. Artinya jika konversi dilakukan maka setiap trader yang membeli saham ini di hari Jumat lalu, akan secara otomatis mendapat keuntungan sekitar 80% karena membeli di 300an dan bisa langsung menjual di 600an, plus mendapatkan RIGHT (hak membeli saham baru di harga 926), yang kita tahu RIGHT tersebut juga bisa dijual ke publik.
Yang kami tahu, penyesuaian harga pasca Right Issue hanya dilakukan jika harga Teoritis yang baru berada di bawah harga pasar, dan jika kasusnya seperti saham BUMI saat ini, maka penyesuaian pasca Right Issue tidak akan dilakukan. (Dari pemantauan kami ada beberapa pakar saham yang beranggapan bahwa harga BUMI akan tetap dikonversi ke atas, jadi mungkin saja saya salah, karena saya memang tidak sempat menanyakannya langsung ke pihak bursa)
Jika kita menggunakan harga asumsi tidak akan terjadi konversi harga, maka kondisi BUMI pada hari ini akan sama dengan penutupan hari Jumat lalu, bedanya sekarang setiap pemegang saham BUMI diberikan HAK untuk membeli saham BUMI yang baru ini di harga 926.
UNTUK APA BELI DI 926, KALAU HARGA DI PASAR CUMA 332 ?!
Pertanyaan ini adalah pertanyaan terbesar dalam kasus RIGHT ISSUE ini, kalau RI ditujukan untuk menambah modal perusahaan, melalui pembelian saham baru yang dilakukan investor, pertanyaannya untuk apa investor membeli saham ini di harga 926 kalau kita bisa membeli saham yang sama di harga 332. Dengan kata lain siapapun yang mengksekusi hak membeli saham baru akan otomatis rugi 60%, untuk apa ?
Dari sudut pandang Bandarmologi, aksi koorporasi menerbitkan saham baru di atas harga pasar seperti yang terjadi di saham BUMI saat ini umumnya merupakan trik yang dilakukan para pemegang saham besar untuk menguasai kepemilikan perusahaan dengan cara menerbitkan saham baru.
Dengan menerbitkan RI di atas harga pasar maka mayoritas pemegang saham menolak untuk mengeksekusi hak tersebut, hal itu memberikan kesempatan untuk para Standby Buyer untuk membeli saham-saham baru tersebut. Jadi kalau RI nya 1:1 maka secara otomatis para Standby Buyer akan menguasai 50% dari jumlah saham beredar tanpa harus melakukan pembelian dari pemegang saham lama. Tanpa menggunakan strategi seperti ini, untuk satu pihak menguasai 50% dari saham beredar tentu dibutuhkan dana yang sangat besar, dan akan menyebabkan kenaikan harga saham yang signifikan. Jadi Right Issue meskipun secara logika agak sulit diterima, namun aksi seperti ini memang bisa dijelaskan secara Bandarmologi.
Kembali ke kasus saham BUMI para RI kali ini akan diterbitkan 28.7 Milyar lembar saham baru, sebelumnya jumlah saham beredar BUMI sebanyak 36.6 Milyar lembar, artinya jika kita mengasumsikan seluruh saham yang dijual di RI akan dibeli oleh Standby Buyer maka 43% dari saham beredar akan dimiliki oleh mereka. Ini belum termasuk persentasi saham yang mereka miliki sebelumnya.
Namun tentunya ada harga yang harus dibayar, untuk membeli semua saham baru tersebut dibutuhkan dana sebesar 26.6 Triliyun rupiah, dan jumlah tersebut adalah jumlah yang luar biasa besar untuk dialokasikan ke saham dengan reputasi seperti BUMI.
Bahkan menurut kami kalau tujuan RI ini seperti skenario Bandarmologi di atas, kami menganggap harga RI BUMI di 926 terlalu tinggi, dan persentasi saham baru yang dilepas terlalu kecil. Kalau memang tujuannya untuk menguasai kepemilikan saham ini, mengapa RI tidak dilakukan di harga 500an dengan jumlah saham dua kali lebih banyak. Di harga 500 tentu sudah cukup mahal untuk membuat para investor ritel tidak mengeksekusi hak mereka untuk membeli saham baru, dan persentasi yang lebih besar membuat ‘aktor’ di balik Right Issue ini akan lebih menguasai kepemilikan perusahaan.
PERANG BANDAR DI SAHAM BUMI
Dari analisa yang kami berikan di atas, kita mempelajari secara BANDARMOLOGI, RIGHT ISSUE kontroversial seperti yang dilakukan BUMI memang bisa dijelaskan, namun harga yang harus dibayar untuk manuver tersebut kami anggap terlalu mahal, dan membuat kami ragu bahwa itulah tujuan utama dibalik RI BUMI saat ini.
Sebelum membahas lebih dalam mari kita sama-sama lihat PETA KEPEMILIKAN SAHAM BUMI yang dirilis oleh KSEI akhir bulan Juni lalu.
KEPEMILIKAN INVESTOR DOMESTIK : 57%
– Individual 32.1%
– Corporate 18.8%
– Reksadana 3.9%
– Dana Pensiun 0.18%
– Asuransi 1%
– Sekuritas 1.1%
Dari data di atas kita mendapati bahwa investor dalam negeri meguasai 57% dari saham beredar dan 32% dimiliki investor ritel seperti kita disusul oleh Coorporasi 18.8% dst. Kita tahu meskipun jumlah kepemilikan investor ritel lokal sangat besar di saham ini, namun kepemilikan tersebut tidak ada memiliki kendali apa pun, karena terdiri dari puluhan ribu investor, yang tidak mungkin memiliki 1 suara, bahasa kerennya ‘silent majority’
KEPEMILIKAN INVESTOR ASING : 43%
– Corporate 27.8%
– Individual 4.4%
– Institusi Keuangan 3%
– Reksadana 0.85%
– Dana Pensiun 0.16%
Jika disimpulkan dari peta kepemilikan tersebut kita mendapati sangat sedikit dari kepemilikan BUMI yang dimiliki oleh R, mayoritas dikuasai oleh Corporate dan Ritel. Karena Ritel adalah Silent Majority maka manuver-manuver yang terjadi di RUPS kemungkinan dikendalikan oleh Corporate.
Melihat fakta-fakta di atas kami berasumsi bahwa saat ini sedang terjadi PERANG BANDAR di saham ini, dalam pembahasan di atas kita mempelajari kalau skenario yang mungkin terjadi di balik Right Issue ini adalah untuk menguasai kepemilikan BUMI. Namun kita mendapati bahwa tidak banyak pihak lagi yang bisa diusir dari kepemilikan BUMI saat ini, karena persentasi kepemilikan dari Reksadana, Dapen atau investor-investor ‘institusi’ lainnya sudah sangat kecil. Dalam kasus seperti ini investor ritel seharusnya akan jadi sasaran empuk untuk dari para raksasa di saham ini.
Right Issue seharusnya ada di harga yang tidak terlalu jauh di atas harga saham saat ini, namun dengan jumlah saham yang jauh lebih banyak, dengan strategi tersebut tentunya para BANDAR di saham ini bisa mengurangi persentasi kepemilikan ritel dengan sangat signifikan.
Related: Terbuka kesempatan bagi anda yang ingin mengikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA,JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
Namun hal tersebut bisa hanya bisa terjadi jika para raksasa pemegang saham BUMI saat ini saling sepakat dan setuju untuk bergerak 1 tujuan, sehingga RI bisa diatur sebaik mungkin dan dengan biaya semurah mungkin. Namun beda halnya jika ada 2 tujuan yang bertolak bertentangan di balik RIGHT ISSUE ini.
TUJUAN PERTAMA : MEMPERTAHANKAN KONTROL DAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN
Tujuan ini kemungkinan dimiliki oleh para penguasa BUMI yang lama yang ingin mempertahankan kontrol perusahaan, kami tidak sedang membahas investor ritel di sini melainkan para pemegang saham raksasa di saham ini.
TUJUAN KEDUA : MEREBUT KENDALI PERUSAHAAN DARI PEMILIK LAMA
Kemungkinan dimiliki oleh para pemilik baru perusahaan yang muncul dari program konversi hutang ke saham yang dilakukan oleh perusahaan beberapa waktu yang lalu, pihak-pihak ini kemungkinan ingin mencoba merebut atas menambah persentasi kepemilikan juga kendali mereka di perusahaan.
Jadi dalam kasus ini investor ritel kemungkinan bukan sasaran dari aksi korporasi ini, kita hanyalah sekumpulan semut yang terjebak diantara pertarungan 2 gajah. Karena itulah harga Right Issue begitu mahal, 926/lembar menjadi level yang disepakati oleh kedua pihak yang sedang bertarung. Level dimana ‘pemilik lama’ mematok harga bagi ‘pemilik baru’ jika mereka mau mencoba merebut kekuasaan.
Kemungkinan itu juga yang menyebabkan kepemilikan investor ritel di BUMI cenderung stagnan dalam beberapa bulan terakhir, tidak seperti pada umumnya yang hampir selalu bertentangan dengan rencana BANDAR.
Analisa ini hanya merupakan prediksi kami melihat beberapa fakta di atas, dan data-data lain yang kami miliki, dan bukan infomasi yang kami dapatkan dari pihak-pihak tertentu yang memiliki informasi mengenai apa yang sedang terjadi dibalik Right Issue ini.
APA YANG HARUS DILAKUKAN INVESTOR RITEL
Saran kami jika Gajah sedang bertarung, semut sebaiknya menunggu saja pertarungan berakhir, satu hal lagi yang bisa kami share.
Semua investor yang sukses memperoleh kekayaan dari pasar modal adalah mereka yang berinvestasi di saham-saham yang mereka mengerti, jika anda mengalami kesulitan untuk memahami saham BUMI ini, artinya hanya satu, berarti saham ini tidak akan membuat anda sukses di pasar modal.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market