Minggu lalu kami membuka forum diskusi di website kami dengan format Quiz Bandarmologi Berhadiah, dalam quiz tersebut kami memberikan satu pertanyaan yang sangat sederhana, namun berhasil ‘mengoyahkan’ pemikiran cukup banyak pembaca. Kami memang sengaja membuat pertanyaan seperti itu sebagai upaya kami meng-edukasi dan membangkitkan kesadaran para investor ritel mengenai prinsip dasar-dasar dari Ilmu Bandarmologi.
Pertanyaannya yang kami berikan adalah :
Menurut anda kalau satu saham direkomendasikan ke Publik karena diketahui BANDARnya sedang mengAKUMULASI saham tersebut, kira-kira apa akan dilakukan oleh BANDARnya jika mengetahui hal tersebut ?
– Lanjut melakukan akumulasi, karena sekarang ada ‘teman’ yang sama sama membeli saham tersebut.
– Diam Saja
– Merubah strateginya dari Akumulasi ke Distribusi mumpung sekarang sudah ada pembeli.
Pembaca diminta memilih salah satu dari 3 jawaban di atas, dan memberikan penjelasan mengapa mereka memilih jawaban tersebut, 2 jawaban terbaik akan mendapatkan hadiah.
Quiz tersebut mendapat respon yang luar biasa kami mendapat lebih dari 200 jawaban yang berkualitas, dan meskipun lebih dari 70% dari jawaban berkualitas tersebut memang berasal dari para Alumni Bandarmologi yang memang sudah pernah mempelajari Ilmu Bandarmologi secara mendalam, namun tetap saja ada 30% investor lainnya yang menunjukan pemahaman yang luar biasa mengenai prinsip-prinsip dasar bandarmologi meskipun mereka belum pernah mengikuti Workshop Bandarmologi yang kami adakan.
Ok mari kita kembali ke pertanyaan, di atas, Apakah yang dilakukan Bandar jika saham yang sedang mereka akumulasi, tiba-tiba bisa di deteksi oleh orang lain dan direkomendasikan ke publik ?!
Pertama mari kita samakan pemahaman dulu tentang beberapa point penting di atas :
Bandar sedang Akumulasi, akumulasi artinya mengumpulkan. Jadi Bandar Akumulasi artinya Bandar sedang mengumpulkan saham yang bersangkutan dari para investor ritel. Akumulasi Bandar pastinya bukan proses yang bisa dilakukan dalam 1 hari, karena itu disebut akumulasi bukan Bandar Buy.
Proses mengumpulkan barang dari investor ritel tentu membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena investor ritel ada ratusan ribu jumlahnya, dan masing-masing punya strategi dan keinginan yang berbeda dalam menjual saham yang dimilikinya. Jadi untuk mengumpulkannya pun dibutuhkan waktu yang lama, bahkan tidak jarang harus ‘dibantu’ oleh berita atau rumor-rumor negatif di media atau di forum-forum saham untuk membuat para investor ritel mau jualan saham yang dimiliknya.
Hal lain yang juga perlu kita ketahui bahwa sama seperti kita investor ritel yang ketika membeli saham, ingin membeli di harga serendah mungkin, Bandar pun punya keinginan yang sama. Ketika melakukan akumulasi mereka akan berusaha untuk membeli di harga sebaik dan serendah mungkin. Jadi terutama di awal-awal sebuah fase akumulasi umumnya Bandar akan berusaha menjaga harga sahamnya supaya tidak naik terlalu cepat dan tinggi.
Jadi setelah kita memahami prinsip-prinsip dasar mengenai akumulasi di atas, kita tentunya bisa membayangkan begaimana tidak sukanya Bandar jika dalam fase akumulasi tersebut ada seseorang yang bisa menganalisa atau membocorkan aksi mereka ke publik dan merekomendasikan investor ritel untuk membeli saham tersebut.
Karena jika banyak investor ritel mau ikut membeli saham tersebut, maka akan terjadi perebutan barang antara investor ritel dan Bandar. Bukan cuma itu para investor ritel yang kebetulan sudah memiliki saham tersebut juga tentunya jadi ingin ‘jual mahal’ ketika mengetahui saham yang dimilikinya sedang diminati Bandar. Jadi dengan kata lain ketika saham yang sedang di akumulasi bandar dibocorkan ke publik, memang mungkin dalam jangka pendek saham tersebut jadi bergerak naik, namun kenaikan harga tersebut bukanlah kenaikan yang diinginkan Bandar dalam periode akumulasi, bahkan menggangu aksi mereka.
Jadi sangatlah wajar jika Bandar melakukan perubahan strategy jika hal tersebut terjadi, namun jika kita memposisikan diri dalam posisi bandar puny kita akan menyadari bahwa untuk tiba-tiba merubah strategy pun bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Ada beberapa strategy yang bisa menjadi pilihan Bandar ketika mereka dalam posisi yang kita bahas di atas, salah satunya adalah :
Memanfaatkan momentum meningkatnya niat beli investor ritel untuk jualan, bisa saja bandar memanfaatkan momentum ‘bocornya’ informasi mengenai apa yang mereka lakukan ke investor ritel untuk jualan, namun masalahnya sama seperti Bandar membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan akumulasi, untuk jualan pun mereka butuh waktu yang lama.
Anggaplah salah satu Bandar punya strategi membeli 5 juta lot saham di average harga 450an, dan bandar sudah menjalankan strategi tersebut selama 2 minggu dan sejauh ini mereka sudah berhasil membeli saham tersebut sebanyak 1 juta lot dengan average modal pembelian di harga 425, dan posisi harga saham tersebut pada penutupan kemarin ada di level 440. Namun secara tiba-tiba aksi akumulasi mereka dideteksi oleh investor ritel, dan ritel tersebut ’ember’ dan meberitahukan aksi bandar ini ke publik dan merekomendasi saham tersebut pada investor ritel lainnya dan mengajak para investor ritel untuk membeli saham tersebut.
Memang benar bandarnya sudah untung, dan mereka bisa saja langsung jualan karena harga sekarang ada di 440, namun satu hal yang tidak bisa kita lupakan adalah, barang yang dimiliki bandar dari pembelian sebelumnya sebanyak 1 juta lot hari hasil proses akumulasi selama 2 minggu terakhir, dan barang sebanyak itu tidak bisa dijual sekaligus di harga 440. Tidak mungkin puluhan ribu investor di Indonesia secara tiba-tiba sepakat untuk antri beli di harga 440 dan terkumpul antrian beli sebanyay 1 juta lot, sehingga bandarnya tinggal jual semua saham yang dimilikinya dan untuk 15 rupiah per lembar saham.
Kenyataan yang akan dihadapi bandar adalah, meskipun mereka ingin menjual sahamnya, dalam kondisi saat ini sangat sulit untuk mereka menjual semua saham yang dibeli sebelumnya dalam posisi profit. Jadi kalaupun mereka mau merubah strategy mereka, kemungkinan mereka akan coba me-mark up dulu saham tersebut di tengah euphoria investor ritel, dimana Bandar membiarkan bahkan membantu untuk membuat harga saham tersebut naik setinggi mungkin dalam waktu singkat ketika sahamnya masih menjadi trending topic di kalangan investor ritel, dan di tengah masa euphoria tersebut mereka akan mendistribusi sahamnya sebanyak mungkin, dan aksi jual tersebut secara perlahan akan memadamkan euphoria ritel, karena semakin hari akan ada semakin banyak ritel yang nyengkut di saham tersebut, seiring semakin banyaknya saham yang dilepas bandar ke ritel, dan semakin turun harganya.
Dari sisi bandar pun belum tentu di akhir masa distribusinya mereka akan berhasil mendistribusi seluruh saham yang sebelumnya dibeli di atas harga modal mereka di 425, mengingat banyaknya saham yang harus mereka jual, dan perubahan strategy secara tiba-tiba tentunya akan membuat lebih sulit bagi mereka untuk memperoleh keuntungan.
Itulah sebabnya jika anda adalah pembaca setia website ini minimum dalam 1 tahun terakhir, anda akan menyadari bahwa rekomendasi yang kami berikan di website ini sangat berbeda dengan yang diberikan di website-website lain. Karena analisa yang kami gunakan adalah analisa pergerakan Bandar, dan bukan analisa technical.
Jadi meskipun kami tahu saham apa yang saat ini sedang di akumulasi Bandar, namun jika ingin merilis analisa tersebut ke publik kami juga harus mempertimbangkan efek dari analisa atau rekomendasi yang kami berikan pada pergerakan Bandar.
Itu sebabnya jika anda memperhatikan meskipun pergerakan Bandar umumnya lebih mudah dilihat di saham-saham second liner atau gorengan, namun sangat jarang kami merekomendasikan saham-saham gorengan kepada para pembaca setiap website kami, atau follower channel kami.
Kami umumnya lebih suka membahas saham-saham blue chip, dengan liquiditas dan market cap yang besar, karena di saham-saham tersebut modal bandarnya juga sangat besar (umumnya bandarnya investor asing), dan aksi beberapa ribu investor ritel pembaca setia Creative Trader seharusnya tidak akan banyak menggangu pergerakan bandarnya, dan tidak membuat bandarnya harus langsung merubah strateginya.
Kalaupun kami membahas saham-saham second liner, kami umumnya lebih sering membahas ketika aksi bandar tersebut sudah selesai dilakukan, dan pada saat itu umumnya harga sahamnya sudah turun cukup signifikan, dan investor ritel sudah nyangkut di saham itu. Karena kami pun tentunya tidak ingin ‘mencari masalah’ dengan pihak Bandar yang sedang melakukan aksinya.
Dan tujuan para trader dan investor yang menggunakan analisa Bandarmologi adalah untuk mengekor pergerakan Bandar, dan bukan menghancurkan dan menghapus bandar dari IHSG. Jadi kami pun ingin bandar untuk bisa tetap untung, semakin besar untungnya semakin baik, karena kami ingin ikut menikmati keuntungan yang dirasakan oleh Bandar, tanpa harus menjadi bandar dan repot-repot meng-akumulasi atau mendistribusi saham.
Di sisi lain dengan mambahas saham-saham yang sudah diguyur bandar, kami tetap bisa memberikan pembelajaran kepada para investor ritel yang mungkin sudah menjadi korban, supaya mereka juga bisa membaca pergerakan bandar dan tidak terjebak lagi di kemudian hari.
Itulah sebabnya ketika orang lain sibuk jualan stockpick, kami memilih untuk mengadakan workshop, karena kami tahu stockpick sangat mudah untuk dikerjai bandar. Namun jika kami membekali rekan-rekan dengan ilmu bandarmologi, kami akan memberikan senjata untuk anda, senjata untuk bisa memperoleh keuntungan di market karena anda sudah bisa menganalisa sendiri pergerakan bandar, jadi ketika anda menemukan saham yang sedang di akumulasi bandar, anda bisa masuk ke saham tersebut, tanpa harus menunggu komando atau pembahasan dari kami, sehingga penumpang gelap di saham tersebut tidak terlalu banyak dan bandarpun tidak perlu merubah strateginya.
Namun meskipun demikian sesekali kami juga tetap ingin membahas pergerakan Bandar di saham-saham yang sedang di akumulasi Bandar, namun pembahasannya sering kali tidak terlalu mudah untuk dipahami oleh orang-orang yang masih awam dengan ilmu Bandarmologi dan baru mengenal analisa technical atau fundamental.Strategi lainnya yang terkadang kami lakukan adalah dengan merahasiakan kode sahamnya, jadi kami membahas penjang lebar mengenai pergerakan BANDAR di saham yang bersangkutan, bagaimana bandarnya sedang melakukan akumulasi di saham tersebut, namun kami tidak memberi tahu sahamnya apa. Jadi para pembaca harus mencari sendiri saham apa yang sedang kami maksud, cara ini juga kami percaya akan mengurangi jumlah penunmpang gelap yang berpotensi masuk ke saham yang sedang di akumulasi bandar tersebut.
Akhir pekan lalu kami menemukan satu saham yang sedang diakumulasi bandar adalam jumlah cukup besar dalam seminggu terakhir, bahkan jika kita menganalisa lebih jauh kita menemukan Bandar sudah mengakumulasi saham ini sepanjang bulan September.
Menariknya lagi kami melihat saham ini belum terlalu banyak dibahas di forum-forum saham meskipun di akhir bulan September kemarin terlihat BANDAR sudah mulai mengangkat harga saham ini setelah dalam beberapa waktu harganya dijaga supaya tidak naik (seperti bisa kita lihat dalam grafik di atas). Dan setelah di analisa pergerakan Bandarnya dalam kenaikan harga tersebut tidak sedang terjadi mark up, melainkan sedang terjadi akumulasi bandar dalam jumlah yang lebih besar dibanding periode-periode sebelumnya.
Dalam broker summary di samping, kita bisa sama-sama melihat besarnya akumulasi yang dilakukan bandar di saham ini sepanjang minggu lalu.
Kita bisa melihat broker-broker ritel juga menjual saham ini dalam jumlah yang cukup besar dalam periode tersebut. Hal ini semakin mengkonfirmasi meskipun harga saham ini sudah mulai bergerak naik setelah beberapa lama di akumulasi, namun investor ritel belum terlalu menyadari hal tersebut.
Kami juga sengaja menutupi beberapa detail mengenai broker summary di samping supaya tidak terlalu mudah untuk kita menemukan saham ini.
Hal lain yang bisa kami informasikan adalah pada perdagangan kemarin (1 Oktober 2018), harga saham ini langsung terbang tinggi sejak pembukaan market, dan secara perlahan tapi pasti terus bergerak naik sepanjang perdagangan kemarin.
Kami melihat pembahasan ini mungkin saja membuat bandar saham ini membuat harganya turun lagi untuk sementara, karena untuk menggerakan harga bukanlah hal yang sulit untuk bandar, namun meskipun bandar bisa menurunkan harga saham ini kapan pun, namun hal itu bukan berarti bandarnya dengan mudah bisa mendistribusi barang yang sudah mereka akumulasi sepanjang bulan September lalu. Karena untuk melakukan distribusi Bandar harus memancing investor ritel seperti kita untuk membeli, dan kita tentunya tidak akan terpancing untuk membeli saham ini jika harganya tiba-tiba terjun bebas.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
3 comments
Itu chartnya daily ya?
Bukan pak…. :))
Terima kasih Tim Ctsnya pak.
Artikel yang Tim berikan menambah pandangan dan wawasan saya saya tentang pergerakan saham (yang menggerakkan saham) .
Selama ini saya selalu mengandalkan TA dg MM tentunya utk entry dan buy dgn losing rasio yg dominan membuat saya selalu kalah melawan Mr Market.
Pemahaman saya ttg Bandarmologi disertai analisa kasus yang Tim CTS berikan setidaknya menambah Arsenal bagi saya utk melengkapi TA yg saya dpatkan sebelum memasuki pertempuran di Bursa Saham Indonesia.