Sejak posting kami mengenai IHSG yang siap mencetak record di pertengahan bulan Maret lalu, IHSG terus bergerak naik, awalnya ketika IHSG masih di 5.300an tidak banyak yang percaya dengan analisa kami bahwa inflow dana asing bisa membawa indeks kita mencapai level 6.000, namun saat ini ketika IHSG sudah berada di level 5.680 banyak orang mulai percaya bahwa IHSG sudah siap mencapai level 6.000 dalam waktu dekat.
Pertanyaannya sekarang apakah IHSG sudah cukup mahal saat ini, dan sudah rawan dengan aksi profit taking investor asing. Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa aksi akumulasi asing di bursa kita sudah dimulai di akhir bulan Januari lalu, jauh sebelum kenaikan IHSG yang luar biasa dimulai.
Seperti pembahasan kami sebelumnya ada 3 faktor yang dapat memberikan pengaruh signifikan pada pergerakan IHSG saat ini.
Pertama: PILKADA DKI
Meskipun cukup banyak menarik perhatian para pelaku pasar yang memang sebagian besar berdomisili di DKI, namun PILKADA tidak terlihat banyak berpengaruh pada pergerakan IHSG saat ini. Dari beberapa perbincangan yang sempat kami lakukan terhadap beberapa pemain besar, terlihat mereka masih lebih berharap pasangan AHOK-DJAROT yang menang, hal ini cukup wajar karena memang dari berbagai survey yang dilakukan, pasangan ini memang mendapat dukungan dari kalangan menengah keatas. Namun yang lebih penting adalah sampai saat ini kami tidak melihat ada kekhawatiran yang signifikan dari para Big Player, jika seandainya pasangan Anies-Sandi yang memenangkan Pilkada April ini.
Itu sebabnya meskipun berbagai survey saat ini memprediksi pasangan ANIES-SANDI yang akan menang, namun tidak terlihat ada kekhawatiran di pasar, hal ini ditunjukan dengan terus masuknya dana asing ke bursa kita.
Selain itu sudah mendinginnya kondisi Sosial Politik di dalam negeri, membuat para pelaku pasar tampaknya tidak terlalu khawatir akan hasil apa pun yang akan dihasilkan dalam Pilakda DKI
Kedua: Kunjungan S&P ke INDONESIA
Dalam acara Gathering Online yang kami adakan 2 bulan terakhir, kami selalu menghighlight pentingnya rating Investment Grade, yang diberikan lembaga rating S&P untuk IHSG. Karena dengan didapatkannya rating tersebut maka 3 lembaga rating utama dunia akan memberikan rangking yang sama untuk Indonesia. Hal tersebut sangat berpotensi mengundang masuknya dana-dana segar ke bursa kita, terutama yang selama ini tidak bisa masuk karena terhalang rating tersebut.
Di awal minggu ini Goldman Sachs juga memberikan komentar yang sama. Dalam Reportnya mereka mengatakan bahwa dengan adanya Triple Investment Grade (dari Moody’s, Fitch dan S&P dimana saat ini hanya S&P yang belum memberikan rating Investment Grade) maka rating yang diberikan oleh S&P akan mampu mendatangkan data asing dari investor Jepang yang konservatif sebesar USD3 – 5 miliar di tahun depan.
S&P sendiri dijadwalkan akan mengumumkan hasil kedatangannya di Indonesia pada Mei’17.
Ketiga : Aliran dana Asing di IHSG
Kedua sentiment di atas memang dapat memiliki pengaruh besar untuk pergerakan IHSG, dan kemana arahnya akan ditentukan dengan keluar masuknya dana asing. Jika dana asing dalam kondisi masuk seperti saat ini, artinya Investor Asing tidak khawatir dengan hasil Pilkada DKI, dan Optimis akan diberikannya rating oleh S&P.
Fakta bahwa masih ada 1 minggu lagi sebelum keluarnya hasil Pilkada DKI, yang kemungkinan tidak akan banyak berpengaruh untuk IHSG. Dan masih ada waktu sampai bulan Mei sebelum keluarnya Rating S&P.
Hal terakhir yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan adalah apakah investor asing akan memilih untuk melakukan profit taking jangka pendek, mengingat saat ini IHSG sudah cukup tinggi, ataukan mereka memilih untuk terus melanjutkan akumulasinya meskipun IHSG sudah berada mendekati level 5.700an
Untuk memprediksi pergerakan tersebut, dalam teori Foreign Flow ada 2 hal perting yang perlu kita perhatikan. Pertama pergerakan dana asing dalam beberapa hari terakhir, jika melihat pergerakan dana asing 5 hari kebelakang secara total masih ada Inflow sebesar 1.7 Triliyun, dan dana asing masih terus masuk dalam 4 hari terakhir, artinya sampai saat ini memang belum ada tanda-tanda aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing.
Hal kedua yang perlu dipertahikan adalah average akumulasi asing saat ini, karena jika level IHSG saat ini sudah terlalu jauh dengan average akumulasi mereka, artinya potensi mereka melakukan profit taking akan jauh lebih besar, karena IHSG sudah mahal.
Related: Jika anda tertarik mempelajari tentang ilmu yang mendalami pergerakan Investor Asing di bursa kita, anda bisa mempelajarinya dalam WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Jika kita melihat pada grafik di atas kita bisa melihat bahwa sejak awal akumulasinya di akhir bulan Januari lalu, jumlah dana asing yang masuk ke bursa kita sudah sebesar 14.7 Triliyun, dan average rata-rata IHSG dalam inflow tersebut ada di level 5.497, tidak terlalu jauh dengan level IHSG saat ini yang ada di kisaran5.680. Satu hal yang kami sangat yakin adalah, selisih IHSG yang tidak mencapai 200 point dari average akumulasi asing tidak akan cukup untuk Investor Asing melakukan penjualan sebesar 14.7 Triliyun. Artinya secara Foreing Flow trend jangka menengah IHSG masih akan bullish, namun memang dalam jangka pendek potensi ada profit taking jangka pendek asing akan terbuka, dan menurut prediksi kami jika scenario tersebut terjadi, kemungkinan akan dilakukan medekati Pilkada DKI putaran kedua tanggal 19 April nanti. Namun meskipun hal tersebut terjadi, potensi penurunan IHSG tidak akan besar, karena memang investor asing perlu menjaga IHSG di atas level 5.497 untuk dapat melakukan profit taking.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market