Saham-saham unggulan atau blue chip sering kali dianggap saham yang memiliki resiko jauh lebih rendah, dalam kondisi apa pun, itu sebabnya setiap kali saham-saham dalam ketegori ini mengalami koreksi, banyak investor lokal langsung memanfaatkan kesempatan untuk melakukan buy on weakness.
Dalam 1 tahun terakhir strategi seperti itu sangat-sangat berhasil jjika digunakan di mayoritas saham-saham blue chip di Indonesia terutama saham-saham perbankan karena harga saham-sahamnya terus bergerak naik, sepanjang tahun 2017 sampai bulan Januari lalu. Namun kita juga tahu strategi tersebut tidak berhasil di seluruh saham-saham unggulan, jika anda menggunakan strategi yang sama di saham TLKM dan ASII, kemungkinan besar anda sudah berada dalam posisi ‘nyangkut’ dalam beberapa bulan terakhir, karena harga sahamnya yang memang terus bergerak turun, meskipun dalam periode yang sama IHSG mengalami kenaikan.
Hal yang membedakan apa yang terjadi di saham-saham perbankan besar dengan yang terjadi di saham TLKM atau ASII adalah pergerakan dana asing di saham-saham tersebut, di saham TLKM dan ASII investor asing terus melakukan aksi jual besar-besaran sejak pertengahan tahun lalu, sehingga sahamnya pun sulit naik, hal ini memang sangat masuk akal karena kita semua tahu hampir semua saham pergerakan harganya berada di bawah kendali investor asing, jadi semakin banyak saham yang dijual oleh investor asing, semakin besar kemungkinan harga sahamnya akan turun, dan semakin sedikit kemungkinan investor asing menjaga nilai saham ini jika terjadi hal-hal yang kurang baik seperti yang terjadi minggu lalu di mana bursa-bursa Dunia kompak mengalami kejatuhan.
Menariknya jika kita sudah mempelajari pergerakan dana asing secara mendalam, aksi jual investor asing besar-besaran seperti yang sempat terjadi di saham TLKM dan ASII di pertengahan tahun lalu umumnya tidak terlalu sulit untuk diprediksi dan di antisipasi sehingga kita tidak harus ikut jatuh bersama harga sahamnya.
Dalam Teori Foreign Flow dikatakan : KEJATUHAN SAHAM UNGGULAN YANG DIKENDALIKAN INVESTOR ASING UMUMNYA DIAWALI DENGAN FASE HIDDEN DISTRIBUTION (OUTFLOW)
Dengan kata lain sebelum harganya mengalami koreksi signifikan investor asing umumnya melakukan aksi jual besar-besaran terlebih dahulu, namun tetap investor asing tetap berusaha menjaga agar harga saham-saham yang mereka jual tidak terlalu turun harganya di masa awal distribusinya, sehingga mereka bisa jualan di harga tinggi.
Salah satu contoh aksi tersebut bisa kita lihat dalam grafik pergerakan dana asing di atas, kita lihat di bulan July lalu investor asing sudah terus melakukan penjualan di saham ASII, terlihat dari indikator pergerakan dana asing yang terus mengalami penurunan meskipun di waktu yang sama harga saham ASII terlihat belum mulai mengalami penurunan, hal ini adalah indikasi akan berlanjutnya koreksi di saham ASII.
Hal yang mengkhawatirkan adalah dalam seminggu terakhir kami melihat ada banyak indikasi yang kurang lebih sama di beberapa saham blue chip lainnya, dimana investor asing terlihat sudah mulai melakukan aksi jual besar-besaran namun masih menjaga harga-harga sahamnya.
Untuk memperlengkapi para pembaca setia website kami berikut pembahasan singkat beberapa saham yang banyak dijual asing dalam seminggu terakhir dan kami sarankan untuk dihindari dulu dalam waktu dekat, karena memiliki potensi yang besar untuk masih melanjutkan penurunannya dalam beberapa minggu kedepan.
BBRI
Seperti terlihat dalam grafik di atas, saham BBRI terus dijual asing dalam 2 minggu terakhir ini, namun di sisi lain harga saham BBRI masih cukup terjada di kisaran 3.600 – 3.800 dalam periode yang sama. Secara total dalam 12 hari perdagangan terakhir (sampai hari Jumat lalu) investor asing melakukan penjualan setiap hari dengan total outflow sebesar 2.6 Triliun dan sepanjang minggu lalu investor asing menjualan BBRI sebanyak 980 Milyar.
Selain itu Outflow Warning di sistem Foreign Flow kami juga terlihat beberapa kali muncul, salah satunya adalah Outflow terbesar dalam 1 tahun terakhir yang muncul pada hari Selasa lalu
BMRI
Hidden Outflow juga terjadi di BMRI, berbeda dengan BBRI aksi jual asing di saham ini terlihat baru dimulai dalam 1 minggu terakhir, namun outflow di saham ini juga perlu kita perhatikan terutama karena pada hari Jumat lalu, terjadi aksi jual investor asing terbesar dalam 2 tahun terakhir di saham ini dimana investor asing menjual saham ini sebesar 643 M hanya dalam 1 hari. Outflow asing di saham ini juga pantas kita perhatikan sepanjang minggu ini.
UNVR
Selain saham perbankan saham-saham Consumer juga tidak ketinggalan jadi sasaran aksi jual asing, hal ini terlihat dengan UNVR yang juga terus diguyur investor asing sepanjang minggu lalu, dan harganya juga terlihat masih terus dijaga. Seperti terlihat pada grafik Foreign Flow UNVR di atas, dalam seminggu terakhir aksi jual asing di saham ini terlihat sangat besar… Salah satu yang masuk Warning dari sistem foreign flow kami adalah outflow yang terjadi dalam 2 tahun terakhir dimana aksi jual asing pada hari tersebut memecahkan record outflow terbesar dalam 2 tahun terakhir.
Secara total outflow UNVR sepanjang dalam 8 hari terakhir sudah mencapai 661 Milyar, dan dalam 10 tahun terakhir tidak pernah saham UNVR dijual sebanyak ini dalam waktu hanya 8 hari.Harga UNVR sendiri terlihat hanya bergerak sideways dalam periode tersebut.
KESIMPULAN
Kita melihat ada indikasi hidden distribution yang sangat jelas di ketiga saham di atas, dan jika mempelajari kasus di saham ASII di pertengahan tahun lalu, besar kemungkinan saham-saham tersebut pun masih akan melanjutkan penurunannya dalam beberapa minggu kedepan. Dalam fase awal distribusi asing memang wajar harga bergerak naik-turun dan membentuk trend sideways, namun kita juga tahu bahwa semakin banyak saham yang dijual oleh investor asing dalam periode tersebut, semakin besar juga potensi kejatuhan ketiga saham tersebut.
Jadi saran kami apa pun yang terjadi, sebaiknya hindari dulu ketiga saham ini dalam waktu dekat, karena kami melihat masih banyak saham-saham lain yang jauh lebih menarik dibanding ketiga saham ini, baik saham yang sedang aktif di akumulasi BANDAR, atau saham-saham yang sudah terkoreksi cukup dalam di masa koreksi IHSG sepanjang minggu lalu.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God