Berhenti beroperasinya 7-Eleven menarik perhatian publik yang cukup besar, pembahasan mengenai bangkrutnya salah satu iniciator mini market di Indonesia sangat ramai dibahas di berbagai sosial media sepanjang libur lebaran kemarin. Banyak yang beranggapan kebangkrutan 7-Eleven ini disebapkan karena kalah bersaing dengan mini-market lainnya. Ada juga yang berkomentar penyebab kebangkrutan minimarket milik MDRN ini karena adanya fasilitas free wifi di setiap gerainya, yang membuat banyak ‘anak-anak abg’ yang mangkal di gerai 7-Eleven sepanjang hari, hal ini membuat orang dewasa malas untuk belanja disini, kita tahu anak-anak muda tersebut umumnya hanya membeli 1-2 item aja, dan mangkal sepanjang hari di gerai tersebut. Bahkan pakar sekelas Rhenald Kasali pun ikut membahas penyebab tutupnya 7-Eleven, beliau menganggap pihak regulator yang menjadi penyebab utama kebangkrutan bisnis ini.
Apa pun penyebabnya yang pasti saat ini 7-Eleven sudah menutup semua gerainya, dan tidak ada tanda-tanda akan dibuka kembali. Berita terakhir mengatakan perusahaan memiliki hutang 1.7 Triliyun dan tidak ada tanda-tanda akan sanggup membayar hutang sebesar itu.
Dalam artikel ini kami merasa tidak perlu lagi membahas penyebab kebangkrutan atau prospek perusahaan ini kedepan, menurut kami hal yang lebih menarik untuk dibahas adalah apa yang terjadi dari sudut pandang Bandarmologi, menjelang kebangkrutan 7-Eleven.
Kita sama-sama tahu minimarket ini adalah asset utama dari emiten MDRN, jadi dengan kata lain MDRN juga terancam akan mengalami nasib yang sama menyusul kebangkrutan 7-Eleven di Indonesia.
Selama ini banyak yang menganggap kalau Bandar adalah sosok yang selalu untung di pasar modal. Kalau asumsi tersebut benar, artinya BANDAR MDRN saat ini sedang untung besar di tengah kebangkrutan 7-Eleven dan terpuruknya harga MDRN.
Namun jika kita pelajari grafik MDRN dalam 5 tahun terakhir kita bisa melihat bahwa saham ini pernah bergerak di level 1.000an di tahun 2013 lalu, dan setelah itu harganya terus terpuruk seiring dengan terpuruknya bisnis 7-Eleven, dan sejak awal tahun 2017 transaksi di saham MDRN secara tiba-tiba melonjak signifikan.
Banyak yang percaya kenaikan volume yang signifikan mencerminkan adanya kenaikan minat beli di saham ini, dan sering diartikan oleh analis sebagai indikasi baiknya prospek saham yang bersangkutan, karena tingginya minat beli investor terhadap saham ini. Namun asumsi tersebut tentunya hanya satu sisi dari sebuath mata koin, dan melupakan fakta penting bahwa setiap kali ada volume pembelian yang besar, di saat yang sama ada volume penjualan yang sama besarnya. Jadi bukan hanya minat beli yang besar, minat jual juga sama besarnya di saham tersebut.
Jadi point pentingya bukanlah besanya volume perdagangan, namun SIAPA YANG SEDANG MEMBELI, dan SIAPA YANG SEDANG MENJUAL, dibalik tingginya volume perdagangan. Dan disinilah pentingnya Ilmu Bandarmologi karena tanpa ilmu Bandarmologi kita tidak bisa mengetahui siapa yang sedang menjual dan siapa yang sedang membeli.
Kembali ke kasus MDRN , ada beberapa point penting yang bisa kita pelajari dengan melihat grafik pergerakan harga saham ini di atas :
TERLIHAT BANDAR SEDANG CUT LOSS BESAR-BESARAN
Sepanjang tahun 2017 MDRN turun dari 100 ke 50, dengan jumlah transaksi yang sangat besar pada periode ini, artinya ada pihak yang melakukan oembelian dan penjualan besar-besaran di kisaran harga tersebut.
Jika melihat grafik di atas, tidak sulit untuk mengetahui kalau PIHAK PENJUAL dalam kasus ini tentu menjual dalam posisi rugi, karena tidak mungkin mereka bisa memiliki modal beli di bawah level 100, mengingat harga saham ini terus turun dari 1000 ke 100 sejak tahun 2013-2016, jadi kapanpun mereka membeli saham MDRN, pasti harganya jauh di atas kisaran jual mereka sepanjang tahun 2017 ini.
Pertanyaannya bagaimana kita mengetahui kalau BANDAR yang berada di balik PIHAK PENJUAL tersebut ?
Jika kita menggunakan ILMU BANDARMOLOGI ada banyak cara untuk mengetahui kalau BANDAR yang sedang jualan, yang akan kami jelaskan nanti. Namun bahkan dengan logika sederhana pun kita bisa memprediksi kalau sedang terjadi aksi jual besar-besaran oleh BANDAR di saham ini.
Jika memfokuskan diri pada lonjakan volume perdagangan MDRN, Sepanjang bulan MEI total volume transaksi MDRN sebesar 11.2 Milyar Lot, dan sebelumnya kita bahas bahwa transaksi ini adalah transaksi cut loss.
Pertanyaannya apakah masuk akal kalau secara tiba-tiba seluruh investor ritel di Indonesia yang memiliki MDRN dengan total kepemilikan saham sebesar 11.2 Milyar lot secara bersamaan memutuskan untuk melakukan aksi cut loss besar-besaran di saham ini sepanjang bulan Mei lalu ?
Tentu tidak, karena kita tahu kalau Investor Ritel pada umumnya sangat ‘anti’ untuk cutloss, mayoritas memilih untuk menunggu harga saham naik saja, apalagi jika harga sudah turun dari 1000 ke 100 seperti MDRN. Jadi mustahil secara tiba-tiba terjadi aksi cutloss massal, dengan jumlah mencapai 11.2 Milyar Lot. Jadi sudah pasti aksi jual ini dilakukan oleh BANDAR, dan bukan RITEL.
KENAPA BANDAR MEMILIH UNTUK CUT LOSS
Jika kita mengumpamakan MDRN adalah sebuah BUS, dan BUS ini sudah rusak berat dan hanya tinggal menunggu waktu saja untuk hancur, maka apakah yang kira-kira akan dilakukan oleh pemilik BUS ini ?
Tentunya hal pertama yang akan dilakukan oleh pemilik Bus ini adalah untuk tidak berada di dalam bus ini, alias keluar dari Bus, karena mereka tahu kendaraan ini bisa hancur kapan saja.
Kalau pemilik bisa menjual Bus ini ke pihak lain tentu lebih baik lagi. Namun kalau tidak pun, mereka akan berupaya ‘pergi sejauh mungkin’ dari bus ini.
Pertanyaan selanjutnya: Siapakah yang paling mengenal Bus ini, dan yang memiliki prediksi akurat mengenai kondisi kerusakan dan dan waktu kehancuran bus ini ? Jawabannya tentu sang pemilik bus.
Pertanyaan terakhir : Apakah Pemilik Bus diuntungkan karena kehancuran Bus ini ? Kemungkinan besar tidak, sang pemilik juga kemungkinan akan megalami kerugian yang besar karena pristiwa ini. Namun hal itu bukan berarti mereka tidak akan berusaha meyelamatkan diri sebisa mereka, salah satunya dengan cara Cutloss.
Dari perumpamaan di atas tentu kita bisa menjawab sendiri mengapa ada aksi cut loss besar-besaran oleh BANDAR, dan hal ini juga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa di akhir bulan April sempat keluar pemberitaan CPIN mau mengakuisisi 7-Eleven senilai 1 Triliyun. Padahal sekarang kita tahu, bahwa perusahaan ini sudah dalam kondisi yang sangat rusak, dengan hutang yang menggunung, jadi sangat tidak logis dihargai 1 Triliyun.
Namun meskipun tidak jadi diakuisisi CPIN, namun berita tersebut membuat investor ritel berbondong-bondong membeli saham MDRN karena percaya terhadap berita tersebut. Jebakan BANDAR dalam BERITA AKUISISI MDRN ini sudah kami prediksi sejak hari pertama keluarnya berita akuisisi, dan sempat kami bahas dalam artikel : Bagimana Bandar Gunakan Berita Untuk Menjebak Anda
BAGAIMANA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN 7-ELEVEN SEJAK BEBERAPA BULAN YANG LALU
Semua point-point di atas terlihat masuk akal dan mudah dipercaya karena sekarang kita sama-sama tahu kalau sekarang minimarket ini sudah bangkrut. Melihat kondisi sekarang tidak sulit untuk saya meyakinkan anda jika BANDAR SUDAH JUALANsejak lama di saham ini.
Namun pertanyaannya bisakah kita memprediksi kejadian seperti ini dari jauh-jauh hari ? Sejak forum sedang ramai-ramainya membahas saham ini, ketika harga saham ini bergejolak dan volume transaksi sangat tinggi ?
Related: Analisa Bandarmologi adalah analisa yang dapat membantu melihat bursa saham dari sudut pandang yang berbeda, menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini tidak terjawab oleh Analisa Fundamental atau Analisa Technical, dan tentunya meningkatkan profit anda dalam trading atau berinvestasi. Terbuka kesempatan bagi anda yang ingin mengikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA,JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
Sebelumnya kami mengatakan satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang terjadi di balik adanya lonjakan volume perdagangan di saham ini adalah dengan menggunakan Analisa Bandarmologi, seperti yang kami lakukan di hari pertama keluarnya berita rencana akusisi 7-Eleven oleh CPIN.
Kami akan menunjukan data lainnya bagaiamana BANDAR MDRN melakukan CUTLOSS besar-besaran demi bisa membuang sebanyak mungkin saham ini ke investor ritel seperti kita.
Metode yang akan kami tunjukan pada saat ini adalah metode yang sangat sederhana dan sangat sering kami gunakan untuk memprediksi pergerakan BANDAR, yaitu dengan membaca pergerakan para Investor Ritel karena hampir selalu bertolak belakang dengan pergerakan BANDAR.
Dalam Grafik dari sistem BANDARMOLOGI PRO yang kami ciptakan kita bisa melihat grafik kepemilikan broker-broker ritel di saham MDRN sejak awal tahun 2017 sampai sekarang terus naik sangat signifikan menjelang notabene menjelang kebangkrutan 7-Eleven.
Dengan menggunakan sistem ini dari hari ke hari kami melihat bahwa meskipun pada periode yang sama harga MDRN beberapa kali mengalami kenaikan, namun lonjakan kepemilikan investor ritel yang begitu luar biasa jelas merupakan indikasi bahaya yang sangat besar di saham ini. Apalagi jika mempertimbangkan bandar yang sendang menjual saham ini ke ritel sedang melakukan cut loss besar-besaran.
Jadi meskipun dengan menggunakan Ilmu Bandarmologi kita tidak bisa mengetahui bahwa MDRN atau 7-Eleven akan segera bangkrut, karena kita tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui seberapa parah kondisi perusahaan pada saat itu. Namun aksi cutloss besar-besaran bandar di harga 100 ke bawah jelas memberikan indikasi adanya bahaya yang sangat besar di saham ini. Karena pasti ada alasan yang luar biasa, ketika bandar memilih melakukan aksi seperti yang dilakukan di MDRN.
Itulah sebabnya meskipun di akhir bulan April lalu keluar berita rencana akuisisi, kami tetap menyarankan untuk menjauhi saham MDRN, karena kami melihat sangat tidak masuk akal para raksasa di saham ini yang baru saja melakukan cutloss besar-besaran tersebut sama sekali tidak mengetahui mengenai rencana akuisisi tersebut. Jauh lebih masuk akal jika berita ini justru berita yang ‘mereka’ keluarkan untuk menjebak ritel.
GRAFIK PETA KEPEMILIKAN INVESTOR DI MDRN
Perhitungan Sistem Bandarmologi Pro di atas juga dikonfirmasi oleh data Peta Kepemilikan yang dirilis oleh KSEI di akhir bulan. Seperti terlihat dalam grafik di atas, KSEI mencatat ada kenaikan persentasi kepemilikan dari kategori Investor Lokal Individual (Ritel) yang sangat besar sepanjang tahun 2017 ini. Sebagai pebanding di akhir tahun 2016 lalu persentasi kepemilikan ritel di MDRN hanya 6.9%, dan di akhir bulan Mei lalu sudah naik 20% ke level 26.6%
Artinya manuver yang dilakukan BANDAR sepanjang tahun ini, sudah berhasil ‘membuang’ 1/5 dari jumlah saham beredar ke investor ritel, baru setelah aksi jual tersebut 7-Eleven dinyatakan tutup, membuat ribuah investor ritel nyangkut di saham ini. Ironis dan menyedihkan memang, namun inilah kenyataan yang terjadi di balik kebangkrutan 7-eleven.
Kami sebagai pengamat pergerakan bandar memang memilih untuk tidak banyak membahas tentang saham ini terutama ketika proses distribusi sedang terjadi, karena kami tahu bahwa pada saat terebut bahkan Bandar sendiri pun sedang melakukan cutloss, dan kalau strategi tersebut langsung dibahas sejak beberapa bulan lalu, maka kemungkinan justru akan menambah volatilitas di saham ini, dan bukan mustahil justru akan membuat semakin banyak korban yang terjebak di saham ini.
Itulah sebabnya kami lebih memilih untuk meng-edukasi para pembaca setia website kami, dan bukan memberikan mereka rekomendasi kapan beli dan kapan jual, karena dengan memberikan ilmu bandarmologi yang begitu dasar dan sudah berulang kali kami ajarkan seperti mengamati pergerakan investor ritel pun sebenarnya kita sudah bisa terhindar di kondisi yang terjadi di saham MDRN ini, dan karena kami tahu karena pembaca artikel-artikel yang kami rilis bisa mencapai puluhan ribu orang, jadi kami pun harus sangat memilih-milih dalam memberikan analisa, supaya tidak merugikan ritel karena menyebabkan perubahan strategi bandar, atau membuat pihak-pihak tertentu marah.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
4 comments
analisa yang bagus, sepaham saya,
artikel sebagus ini, sepi peminat haha,
keep posting gan 😀
Bukan sepi peminat bung,, kalau trading saham rata2 pemikiran sudah dewasa ( jadi malas untuk banyak komentar) apalagi orang yang bli karena news! Mau marah sama siapa. Lbih baik renungkan kesalahan sndiri.
Saya percaya banyak sekali investor yang belajar dari analisis cts. Pembaca dari cts akan terus bertambah seiring dengan analisis yang di berikan. Lagi pula jumlah investor kita cma 1 jt dari 250 jt . cts tempat terbaik untuk belajaaar.
Mas wendy setahu saya dan sepengalaman saya ‘setiap kali CTS posting artikel baru di website yang saya kunjungi akan down / error, karena banyaknya jumlah pembaca dari website tersebut. Jadi sangat mustahil kalo sepi peminat (hanya kurang like dan comment yang berkualitas saja karena comment nya di filter ).
Dan untuk kali ini bersyukurlah kalo website kali ini tidak down lagi – itu artinya ritel yang telah sangkut di saham ini walaupun banyak tetapi banyak juga yang tidak masuk saham ini.
kira2 hal apa yg memungkinkan saham ini hidup lagi? hik…hik….