Pada bulan Oktober 2009 secara tiba-tiba pemerintah mengeluarkan keputusan untuk menaikan cukai rokok sebesar 23% di tahun 2020, dan berita tersebut langsung disusul oleh kejatuhan saham HMSP dan GGRM di hari pertama perdagangan pasca keluarnya keputusan tersebut. Banyak yang mengira penurunan tersebut adalah penurunan yang wajar karena kenaikan cukai rokok berpotensi menurunkan keuntungan perusahaan, itulah yang menyebabkan harganya turun.
Namun kenyataan sebenarnya berkata lain, karena kalau kita melihat kebelakng setiap harga cukai dinaikan, keuntungan GGRM dan HMSP justru semakin naik. Lalu kenapa harga kedua saham ini terjun bebas ? Ternyata ada skenario yang jauh lebih rumit di balik kejatuhan kedua saham raksasa tersebut. Dan pristiwa ini justru mengajarkan kita tentang hal yang sangat penting yang perlu diketahui semua investor. Sesuatu yang salama ini sengaja ditutupi dari Investor Ritel.
Pastikan anda mendapatkan pelajaran tersebut dengan membaca artikel yang kami tulis pada tanggal 16 Oktober 2019 lalu di bawah…
Sebagai investor atau trader tentunya kita belum lupa kejadian yang terjadi pada hari Senin, 16 September lalu, pada hari tersebut secara tiba-tiba dua saham industri rokok terbesar di bursa kita GGRM dan HMSP langsung dibuka dalam posisi terjun bebas di awal perdagangan, HMSP dibuka dalam posisi Gap Down 15% dan GGRM Gap Down 14% dari harga penutupan hari Jumat minggu sebelumnya.
Melihat kejatuhan yang luar biasa di kedua saham tersebut para analis dan media massa langsung mengkaitkan penurunan kedua saham tersebut dengan kenaikan cukai rokok . Di tahun 2020 nanti cukai rokok akan dinaikan 23% oleh pemerintah. Jadi memang cukup masuk akal jika ada hubungan antara kejatuhan harga HMSP, dan GGRM dengan rencana kenaikan cukai rokok.
Karena pada akhirnya kalau harga cukai naik, maka harga rokok pun akan naik, dan kalau harga rokok naik, mungkin-mungkin penjualan rokok akan menurun, dan penurunan penjualan tersebut kemungkinan akan menurunkan keuntungan perusahaan, dan jika laba turun, maka sangatlah wajar kalau nilai perusahaannya juga turun yang tercermin dengan penurunan harga saham kedua perusahaan tersebut. Masuk akal bukan ?!
Namun menariknya kalau kita cermati pemberitaan media masa, dan ulasan para analis sepanjang akhir pekan pasca diumumkannya rencana kenaikan cukai rokok tersebut, kita tidak menemukan satu pun analis yang mengatakan harga HMSP dan harga GGRM akan langsung dibuka jatuh pada hari Senin. Mengapa demikian ?!
Jawabannya sebenarnya sederhana, karena memang ada skenario lain yang juga bisa terjadi di balik kenaikan cukai rokok tersebut. Berita kenaikan cukai rokok tersebut juga bisa saja dianggap sentimen positif untuk GGRM dan HMSP. Karena selain cukai rokok yang akan dinaikan 23%, harga jual eceran rokok pun akan dinaikan 35%.
Dan fakta membuktikan meskipun harga rokok pun harga rokok naik setiap tahun, namun kenaikan tersebut tidak menyebabkan turunnya permintaan rokok, bahkan jika dilihat laporan keuangan kedua perusahaan tersebut, keduanya terus membukukan kenaikan keuntungan dari tahun ke tahun karena terjadi peningkatan penjualan dari tahun ke tahun.
Lalu kira-kira mana yang lebih berpengaruh ? Apakah kenaikan cukai rokok 23% atau kenaikan harga jual rokok sebesar 35% ?
Dalam kondisi seperti ini seorang analis umumnya diajarkan untuk bersikap netral, dan tidak menebak-nebak kemana arah harga HMSP dan GGRM pada hari Senin. Sama seperti komentator sepak bola, pada saat terjadi tendangan penalty, komentator tersebut tentunya tahu pasti ada kemungkinan akan terjadi goal, dan ada juga kemungkinan penalty-nya gagal. Dan komentator yang baik tentunya tidak akan berteriak ‘GOALL’, sebelum bolanya benar-benar masuk ke gawang, atau berteriak ‘SAYANG SEKALI’ sebelum penalty-nya gagal. Komentator yang baik harus bersikap netral, dan menunggu apakah bola benar-benar masuk ke gawang atau tidak. Setelah sudah ada kejelasan barulah mereka diwajibkan berteriak ‘Goal’ atau ‘Sayang Sekali’.
Kalau bolanya masuk ke gawang, maka selain berteriak goal, sebagai pemanis komentator tersebut umumnya akan membahas mengenai kehebatan sang penendang penalty, sementera kalau tidak masuk, komentator akan membahas kehebatan sang kiper. Itulah tugas komentator sepak bola. Tugas yang kurang lebih sama juga dimiliki oleh para analis saham.
Karena toh pada akhirnya kenaikan cukai tersebut tidak akan memberikan pengaruh apa-apa pada perusahaan saat ini, karena cukainya baru akan dinaikan tahun depan, dan apakah kenaikan cukai tersebut akan mempengaruhi penjualan rokok atau tidak pun masih belum ada yang tahu. Apalagi efeknya terhadap keuntungan perusahaan, paling cepat kita akan mengetahui efek dari semua ini pada bulan Mei 2020 nanti, ketika pengumuman laporan keuangan kuartal pertama 2020 dirilis oleh perusahaan. Artinya masih ada jangka waktu hampir 9 bulan pasca pengumuman kenaikan cukai rokok tersebut, sampai kita benar-benar melihat efek nyatanya pada penjualan dan keuntungan perusahaan.
Lalu kalau efeknya masih belum jelas sebelum bulan Mei 2020 nanti kenapa harga GGRM dan HMSP bisa langsung jatuh, di awal perdagangan pasca di-umumkannya berita tersebut ?
Jawabannya juga sangat sederhana, karena pada hari Senin tanggal 16 September tersebut, sejak masa pre-opening di hari Senin, investor asing memutuskan untuk melakukan penjualan besar-besaran di GGRM dan HMSP, penjualan di masa pre-opening itulah yang membuat harga kedua saham ini dibuka dalam posisi GAP DOWN.
Tidak selesai di situ setelah market buka pun, investor asing terus melakukan penjualan besar-besaran di kedua saham ini, sehingga investor lokal yang menjadi pembeli saham tersebut tidak sanggup lagi menahan kejatuhan kedua saham ini dan membuat kedua saham ini turun 20% pada hari tesebut. Bahkan pada hari Senin tersebut tercatat penjualan asing mencatatkan record penjualan harian terbesarnya sepanjang sejarah kedua saham ini.
Kita pun tahu baru setelah harga kedua saham ini jatuh, barulah para analis mengkaitkan kejatuhan harga GGRM dan HMSP terhadap kenaikan cukai. Kalau seandainya pada hari Senin ini investor asing justru memutuskan hal yang sebaliknya, dan malah melakukan pembelian besar-besaran dan membuat harga kedua saham ini terbang tinggi, maka para analis akan menghubungkan kenaikan harga dengan kenaikan harga jual rokok di tahun 2020 nanti, dan fakta kalau penjualan rokok selama ini tidak terpengaruh dengan kenaikan harga rokok.
Jadi dari kasus ini kita bisa belajar kalau, baik investor asing maupun analis punya perannya masing-masing, investor asing punya peran mengatur pergerakan harga di saham-saham yang mereka bandari sementara analis bertugas mencari alasan masuk yang masuk akal di balik naik atau turunnya harga saham.
Jadi kita tahu untuk saat ini investor asing memutuskan kalau kenaikan harga cukai tersebut akan memberikan dampak buruk untuk perusahaan kedepannya. Lalu bagaiamana kalau di bulan Mei nanti ketika laporan keuangan kuartal pertama 2020 keluar, baik GGRM dan HMSP kembali mencatatkan kenaikan keuntungan ?
Kalau menurut saya saat ini investor asing kemungkinan belum berpikir sejauh itu, karena kalaupun nantinya laba GGRM dan HMSP naik, beberapa minggu sebelum laporan keuangan dirilis ke publik mereka bisa kembali memborong kedua saham ini, sebelum publik tahu kalau keuntungan perusahaan kembali naik terlepas dari naiknya cukai rokok.
Alasan lain mengapa investor asing belum berpikir sejauh itu, juga karena saat ini investor asing memiliki ‘masalah’ yang lebih urgent untuk ditangani.
Seperti bisa kita lihat dalam grafik pergerakan investor asing di saham GGRM di samping, kita bisa melihat investor asing sudah melakukan penjualan saham GGRM beberapa minggu sebelum keluarnya berita kenaikan tarif cukai.
Lalu seperti di bahas di atas pada tanggal 16 September asing melakukan penjualan terbesarnya sepanjang sejarah di saham ini, yang membuat harganya sahamnya terjun bebas.
Setelah hari kejatuhan GGRM tersebut pun kita bisa melihat investor asing masih terus melanjutkan aksi jualanya yang membuat harga GGRM terus turun.
Namun kita tahu di awal kejatuhan GGRM investor lokal terlihat sangat optimis untuk memborong saham ini, sehingga investor asing pun bisa melakukan penjualan besar-besaran. Namun karena aksi jual asing terus berlangsung, dan harga terus turun, investor lokal yang sebelumnya optimis justru berubah menjadi panik, dan kalau kita lihat pembahasan-pembahasan di berbagai forum saham, kita banyak melihat ‘curhatan’ para investor ritel yang mengaku cut loss di saham ini.
Masalahnya kalau investor lokal yang sudah punya saham ini memutuskan untuk cut loss, sementara investor lokal lokal yang belum punya memilih menjauhi saham ini, karena harga sahamnya yang terus turun secara tidak wajar, maka ‘mau tidak mau’ investor asing harus melakukan buyback saham ini, itulah yang terjadi pada tanggal 26 September – 10 October lalu, dimana seperti bisa kita lihat pada grafik di atas, indikator foreign flow terus bergerak naik di balik penurunan harga saham ini pada periode tersebut.
Dalam periode tersebut total investor asing membeli saham GGRM sebanyak 17.808 lot dengan rata-rata pembelian di harga 51.010/ lembar saham total uang yang dikeluarkan asing pada periode ini sebesar 91 Milyar.
Dalam periode ini kami berulang kali diminta oleh para Alumni Workshop dan para pengguna sistem Foreign Flow untuk tidak membahas apa yang sedang terjadi di saham ini, supaya tidak menggangu aksi akumulasi yang sedang dilakukan oleh investor asing.
Karena kami menyadari dalam beberapa bulan terakhir tidak banyak saham yang menarik secara foreign flow karena investor asing umumnya masih terus jualan di saham-saham yang mereka bandari, akhirnya kami pun memutuskan untuk tidak membahas pergerakan asing di HMSP dan GGRM selama masa akumulasi tersebut baik di website atau channel kami.
Sampai tanggal 10 Oktober lalu kita belum bisa mengetahui apakah yang aksi akumulasi yang dilakukan investor asing tersebut memang merupakan awal dari strategi akumulasi jangka panjang yang dimulai ketika harga GGRM sedang ada di level terendahnya dalam beberapa tahun terakhir, ataukah aksi akumulasi tersebut hanyalah aksi akumulasi yang ‘terpaksa’ mereka lakukan untuk meredam kepanikan investor lokal yang pada saat itu sudah frustasi dan panik.
Namun dengan berjalannya waktu dan di tengah kondisi market yang lebih kondusif, tujuan sebenarnya investor asing di balik aksi akumulasi tersebut semakin terlihat, seperti bisa kita lihat pada grafik foreign flow di samping, dalam 3 hari terakhir di mana harga saham ini mengalami kebangkitan, investor asing sudah kembali melakukan aksi jual senilai 70.6 Milyar, dengan total penjualan sebesar 13 ribu lot. dan menurut perhitungan sistem Foreign Flow Pro, rata-rata harga penjualan asing kepada investor lokal sepanjang 3 hari ini sebesar 53.986.
Jadi kalau kita mau mengestimasi keuntungan yang investor asing dapatkan dalam 2 periode tersebut, dimana dalam periode akumulasi mereka melakukan pembelian sebanyak 17 ribu lot dengan average harga pembelian di 51.010 dan dalam 3 hari terakhir ini mereka berhasil jualan di average harga 53.986 sebanyak 13 ribu lot, artinya investor asing berhasil memperoleh keuntungan sebebsar 2.976/ lembar saham yang mereka jual, jika dikali 13 ribu lot, maka estimasi keuntungan yang diperoleh sebesar 3.8 Milyar.
Jelas bukan keuntungan yang buruk untuk didapatkan dalam kondisi market seperti saat ini, dan tentunya yang lebih penting adalah tujuan mereka untuk menenangkan market dan kembali menarik minat beli investor lokal pada saham ini sudah berhasil dilakukan dalam 3 hari terakhir. Jadi kedepannya jika asing mau melanjutkan aksi jualnya lebih banyak lagi, investor lokal pun tampak sudah kembali bersedia menampung aksi jual investor asing tersebut. Jika kita melakukan analisa yang sama di HMSP kita akan melihat strategi yang sama pada periode yang sama juga dilakukan investor asing di HMSP, dan di saham ini juga investor asing berhasil menjalankan tujuannya dengan baik.
Itu juga yang menjadi alasan kami untuk akhirnya membahas kedua saham ini ke publik melalui artikel ini, karena siapa tahu dengan membaca artikel ini para investor ritel yang sebelumnya mulai kembali berminat untuk membeli saham ini menjadi mundur karena khawatir harganya akan dibanting lagi oleh investor asing kedepannya, dan kalau itu terjadi kemungkinan investor asing akan me-mark up saham ini lebih tinggi lagi, dan kalau saham ini naik lebih tinggi lagi (meskipun hanya untuk jangka pendek) tentunya kenaian tersebut akan dapat memberikan kentungan lebih besar bagi mereka yang menggunakan analisa foreign flow dan sudah membeli di harga bawah, juga mengurangi kerugian bagi mereka yang saat ini sudah terlanjur nyangkut. Semoga saja strategi ini berhasil….
Related :Jika anda ingin mempelajari secara mendalam mengenai analisa pergerakan investor asing, dan memiliki sistem yang sama dengan yang kami gunakan dalam analisa ini, silahkan daftarkan diri Anda dan Apa saja yang akan didapat dengan mengikuti workshop ini ? Dapatkan info lengkapnya disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
10 comments
1. Analisa Foreign Flow apakah bisa dilakukan dengan software/ aplikasi yg free atau harus menggunakan software berbayar (Metastock, dll)?
2. Tools ini apakah bisa digunakan free (seperti Bandarmology) atau harus berlangganan? Berapa biayanya jika harus berlangganan?
Waktu HMSP & GGRM dibuka gap down dan di tutup dgn minus belasan persen, apakah penjualan asing pada saat itu rugi ??
Kalau kita lihat grafik foreign flow GGRM mundur sampai 4 tahun terakhir, semua barang yang dibeli investor asing 4 tahun terakhir sudah dijual semua di harga atas, jadi saham GGRM yang dijual asing dalam beberapa bulan terakhir ini kemungkinan didapat dari pembelian 5-8 tahun yang lalu, jadi meskipun harga GGRM dan HMSP sudah sangat turun, namun investor asing masih bisa dikatakan jual dalam posisi untung sampai saat ini.
Pak Argha: tambahan bahan utk diskusi kita: Motif asing menjual GAP DoWn HMSP dan GGRM:apakah cut loss atau utk Mark DOWn?.
– Klo cut loss, seberapa besar potensi asing akan menurunkan HMSP dan GGRM?
– kalau MARK DOWN: berapa banyak margin loss yg bisa Asing tolerir utk menurunkan average buy nya Asing (khusus nya GGRM)?.
Sekedar diskusi Pak Argha
Salam
Aksi jual besar-besaran asing sampai harga sahamnya Gap Down memang cukup aneh, karena kalau mereka jualan tanpa membuat sahamnya Gap Down, harusnya rata-rata jual mereka bisa lebih tinggi. Dan meskipun ada beberapa asumsi yang mungkin bisa menjelaskan, namun semuanya sebatas tebakan saja>
Namun terutama di GGRM saya tidak Investor Asing melakukan cut loss di saham ini, seperti kami juga sudah bahas pada komentar sebelumnya ke pak Hendra. Jadi kejatuhan harga GGRM saat ini, simply sebuah aksi distribusi wajar yang dilakukan oleh investor asing, tidak termasuk mark down, atau cut loss. Artinya selama lokal mau menampung, asing bisa terus jualan.
Di HMSP sendiri agak susah mendeteksi seberapa banyak supply barang ini yang sempat di beli asing, karena memang saham ini baru liquid setelah di stocksplit, jadi historynya tidak sepanjang GGRM.
Keluar lebih seperti itu Pak Onang
Ah, untuk sementara kita lupakan dulu GGrM dan HMSP…. biarkan aja dulu asing nya ngotak atik margin nya.
Mari pelototin BMRI dulu
Ngiler liat duit bandar di buang buang, 200 milyar loh hanya hari ini
Jadi maksudnya untuk beberapa minggu ke depan, saham GGRM dan HMSP funds asing tsb kemungkinan besar melakukan trading sell ya, Pak Argha? Kalau naik-an lanjut distribusi, kalau turun… bisa buyback akumulasi/ jaga indeks sekaligus selera market ??
CMIIW
Kalau saya lihat, ggrm dan hmsp bakal turun lagi
Skrg ggrm di 54.575/54.600
Hmsp 2.290/2.300
Bagaimana menurut Pak Argha
Sebentar lagi kenaikannya ditolong oleh hasil q3 2019 , asyik asingnya bisa jual lebih banyak
Halo Creative Trader
4hari terakhir sudah mengkonfirmasi akumulasi bandar di HMSP.
Sepertinya mereka udah jor” masuk di hmsp, sudah tembus 100M tuh dalam 4 hari terakhir.
Sepertinya akumulasi asing sepanjang 4 hari terakhir ini meng-konfirmasi mark down asing di HMSP, kali ini dalam volume yg signifikan.
Retail juga sepertinya udah nyerah ngikutin mark down nya asing.
Ada pencerahan lain atas pendugaan ini?
Salam
Onang