Minggu lalu para para pelaku pasar di bursa kita dikagetkan oleh kejatuhan 2 saham consumer terbesar di Indonesia, UNVR dan HMSP. Mendekati akhir bulan Juli kedua saham ini mengalami koreksi yang cukup signifikan dalam waktu beberapa hari. Secara fundamental sebenarnya tidak ada hal buruk yang terjadi di kedua perusahaan ini, namun faktanya kedua saham ini mengalami penurunan yang signifikan.
Seiring dengan kejatuhan kedua saham ini, para analis sekuritas langsung mengkaitkan kondisi tersebut dengan kebijakan Free Float yang akan dilaksanakan sepenuhnya per bulan Agustus ini. Alasan yang dikarang oleh analis sekuritas ini, secara cepat tersebut di berbagai media masa, dan juga forum-forum saham, sehingga menyebabkan kepanikan di kalangan investor, karena khawatir kedua harga saham ini akan semakin terpuruk sampai akhir bulan Juli.
Memang kalau dipikir sekilas alasan penurunan harga UNVR dan HMSP yang dikarang para analis sekuritas tersebut cukup masuk akal, dimana harga kedua saham ini turun karena sahamnya diguyur para big player yang harus merestrukturiassi portfolionya, karena adanya perubahan bobot karena issue free float.
Namun yang aneh adalah, issue ini sebenarnya issue lama, pada tanggal 10 November 2018 lalu ketika peraturan ini baru dikeluarkan oleh otoritas bursa, Team Creative Trader juga lah yang menjelaskan kepada publik dalam artikel Fakta Tersembunyi di balik kejatuhan UNVR dan HMSP.
Dalam artikel tersebut kami menjelaskan mengapa kebijakan mengenai Free Float bisa berdampak negatif pada harga HMSP dan UNVR.
Namun tentunya itu adalah cerita 8 bulan yang lalu, jadi seharusnya para manager investasi yang terkena dampaknya memiliki waktu 8 bulan untuk mengatur kembali portfolio mereka, jadi sangatlah aneh jika di akhir-akhir hari menjelang bulan Agustus, efek tersebut muncul lagi.
Keanehan tersebut baru bisa terjawab jika kita memperhatikan apa yang dilakukan investor asing di balik kejatuhan kedua saham tersebut dari hari ke hari selama masa krisisnya akhir bulan lalu.
Dalam grafik pergerakan Investor Asing di saham UNVR di atas kita bisa membagi aksi investor asing menjadi 3 Fase.
Fase 1 : Adalah Fase Awal Akumulasi asing yang dilakukan Investor Asing di saham UNVR sejak awal bulan Juli sampai minggu ketiga bulan Juli lalu. Aksi akumulasi asing tersebut dilakukan secara hati-hati dan harga UNVR tampak sengaja dijaga supaya tidak naik secara signifikan, supaya tidak menarik perhatian investor lokal.
Fase 2 : Secara tiba-tiba harga UNVR diturunkan asing dalam beberapa hari ini, jika dilihat aksi jual asing yang dilakukan untuk menurunkan harga saham ini, bahkan dilakukan di bawah harga akumulasi Asing pada Fase 1, hal ini mengindikasikan Asing jual rugi alias cutloss. Namun jumlah yang dijual hanya sedikit, sebagai pembanding di Fase 1 Asing melakukan pembelian sebanyak 297 Milyar, dan di Fase 2 total saham yang dijual asing hanya senilai 67 Milyar, namun digunakan untuk menjatuhkan saham UNVR cukup dalam. Dan di tengah penurunan harga UNVR mulailah tersebar berita bahwa penurunan ini disebabkan karena akan berlakunya peraturan Free Float di bulan Agustus, berita tersebut diperlukan untuk menambah kepanikan investor dalam negeri.
Fase 3 : Keanehan aksi yang dilakukan investor asing dalam 2 fase pertama ( akumulasi di fase 1 dan di cutloss sebagian di fase 2), akhirnya terjawab pada fase terakhir ini.
Seperti bisa kita lihat dengan jelas bahwa di saat harga UNVR dibanting, dan investor dalam negeri sudah panik, apalagi pasca ditiupkannya issue Free Float oleh para analis. investor asing justru memanfaatkan kepanikan tersebut untuk memborong saham-saham yang di jual investor lokal yang panik tersebut.
Pada hari Rabu (28 Juli) harga UNVR dibanting turun lebih dari 3% namun investor asing justru menggunakan kepanikan tersebut untuk melakukan pembelian dari investor lokal, hari itu saja asing sudah melakukan pembelian sebesar 72 M , artinya saham yang di cutloss di fase 2 sudah berhasil di buyback di harga lebih murah. Besoknya harga kembali diturunkan namun asing akumulasi lagi.
Bagi rekan-rekan yang sudah memahami analisa Foreign Flow, kondisi di tanggal 30 Juli ini, sebenarnya kondisi yang sangat menarik untuk masuk ke saham ini, karena harganya sudah turun banyak dan investor asing justru melakukan akumulasi. Namun sayangnya tidak banyak yang percaya dan mengerti penggunaan analisa Foreign Flow, sehingga para prakteknya investor lokal justru lanjut jualan, dan investor asing menjadi pembelinya.
Dan seperti kita ketahui setelah berhasil mengelabui investor lokal, investor asing terus melakukan akumulasi dalam 2 hari terakhir dan saat ini harga UNVR sudah kembali ke level 45.550, dan tentunya asing benar-benar memanfaatkan aksi membanting saham UNVR ini untuk melakukan pembelian di harga murah.
Seperti bisa kita lihat dalam grafik Foreign Flow di atas, strategi yang tidak jauh berbeda juga dilakukan investor asing di saham HMSP dimana investor asing sengaja membanting harga HMSP di awal minggu lalu, namun ketika harga jatuh dan investor lokal sudah panik, investor asing justru melakukan pembelian lebih banyak lagi di saham ini di harga bawah.
Dengan melihat 2 kasus ini kita tentunya bisa menarik pembelajaran untuk tidak terlalu cepat percaya, dengan apa yang kita dengar atau apa yang dikatakan para analis, karena ada banyak kepentingan yang bisa bersembunyi di balik analisa, atau alasan-alasan yang dikeluarkan oleh para analis.
Dan tentunya yang paling penting, kita tidak boleh lupa, di bursa saham ketika harga bergerak baik naik atau turun, harus selalu ada yang beli dan ada yang jual, jadi tidak peduli seburuk apa pun kondisinya akan selalu ada pihak yang melakukan pembelian, dan sangat penting untuk kita meng-identifikasi siapa yang sedang melakukan pembelian, dan siapa yang sedang melakukan penjualan.
Jika kedepannya anda kembali melihat ada saham yang harganya turun signifikan, keluar berita negatif , dan para investor ritel sedang dalam posisi panik dan takut harga saham ini terus turun, namun di saat yang sama Investor Asing justru melakukan pembelian di tengah kepanikan tersebut, anda tentunya tahu siapa yang lebih pintar dalam kondisi ini.
Dalam artikel di atas kami menunjukan bahwa penggunaan analisa Foreign Flow bisa sangat sederhana, kita tidak perlu sulit-sulit menebak kemana arah harga di masa yang akan datang, membaca berita, atau bingung menarik support demi suppurt seiring dengan harga yang terus turun. Kita hanya perlu melihat apa yang dilakukan investor asing dan mengikuti aksi yang mereka lakukan. Itulah alasan mengapa kami menciptakan Analisa Foreign Flow, dan membuat sistem Foreign Flow Pro yang dirancang khusus untuk mendeteksi pergerakan investor asing secara realtime.
Bagi anda yang ingin menggunakan sistem Foreign Flow tersebut, dan mulai trading dengan cara mengikuti Investor Asing, anda bisa melihat cara mendapatkan sistem Foreign Flow Pro versi 2019 disini.
*Dengan memesan sistem Foreign Flow hari ini, anda juga bisa mendapatkan Free Workshop Foreign Flow Online yang akan diadakan akhir pekan ini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
1 comment
saya fundamentalis, saya sangat terbantu dengan artikel-artikel anda. terimakasih pak Argha