Kami sering kali mendapat kritikan dari para pembaca setiap website kami, karena kami sering kali memposting analisa BANDARMOLOGI mengenai saham-saham yang sedang sangat ramai di bahas di kalangan investor ritel, di saat banyak investor yakin terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan, kami merilis analisa Bandarmologi yang membahas aksi jual besar-besar sedang dilakukan oleh bandar di saham tersebut, dan potensi penurunan harganya di masa yang akan datang. Ironisnya semua saham yang analisa bandarmologinya kami rilis harganya turun ke 50 tidak lama setelah kami post analisanya.
Berikut ini beberapa posting kami mengenai bagaimana Investor Ritel selalu menjadi korban membeli saham-saham yang akhirnya turun ke 50 :
- Pembantaian Investor Ritel di TRAM
- CNKO bisa ke 50, Ritel jadi Korban Lagi
- BEKS: YU lawan FG, korbannya tetap RITEL
Dari sudut pandang Bandarmologi memposting analisa bandarmologi untuk saham-saham yang ‘akan’ turun, sering kali lebih menguntungkan bagi pembaca daripada memposting analisa saham-saham yang sedang naik atau di akumulasi, mengapa karena kami sering menemukan akan adanya perubahan strategi bandar, sebelum dan sesudah kami memposting analisa Bandarmologi di saham yang bersangkutan. Hal ini memang cukup masuk akal karena analisa bandarmologi yang kami posting selalu dibaca oleh ribuan orang.
Jadi jika kami memposting analisa untuk saham-saham yang sedang di distribusi besar-besaran, yang kedepannya diprediksi akan turun, maka sering kali aksi jual Bandar justru berkurang pasca dikeluarkannya artikel, bukan hanya itu sering kali kami juga menemukan kalau Bandar justru sering me-MARK UP sesaat harga saham tersebut, dimana mereka mengangkat harganya namun tidak melakukan akumulasi di balik kenaikan harganya. Hal ini diperlukan oleh bandar untuk kembali memulihkan ‘kepercayaan’ investor ritel pada saham tersebut yang sedikit berkurang karena posting analisa kami.
Di sisi lain kalau kami memposting analisa saham-saham yang justru sedang di akumulasi Bandar, yang kedepannya diprediksi akan naik hal ini justru menyebabkan banyak investor ritel yang memborong saham ini, dan banyaknya pembeli dadakan di saham yang bersangkutan justru berpotensi menggangu akumulasi bandar, karena banyaknya penumpang gelap justru akan membuat suatu saham sulit diangkat oleh bandar. Jadi sering kali bandar justru lebih mempermainkan harga saham yang bersangkutan, untuk mengurangi jumlah penumpang gelap.
Namun dalam artikel ini kami akan mencoba kembali memposting analisa saham yang sedang di akumulasi bandar dalam jumlah yang besar, dan sedang di cut loss besar-besaran oleh investor ritel. Kami harap besarnya kepentingan bandar di saham ini, dan besarnya akumulasi yang sedang terjadi saat ini membuat pergerakan harga di saham ini menjadi tidak terlalu terhambat, meskipun kami memposting analisanya, dan kami juga sangat berharap bisa membantu ribuan investor ritel yang sebelumnya nyangkut di saham ini setelah harganya turun dari 1500 ke 50 dalam waktu kurang dari 1 tahun.
AKUMULASI BESAR-BESARAN YANG TERJADI DI SAHAM TRAM
Dalam acara WEBINAR MARKET OUTLOOK yang kami adakan hari Kamis minggu lalu. Pada acara tersebut kami sempat membahas mengenai adanya akumulasi besar-besaran yang terjadi di saham TRAM, meskipun pada hari tersebut harga saham TRAM kembali turun ke 50, namun di balik pergerakan harga pada hari tersebut, kami melihat adanya akumulasi sangat besar di saham ini. Bukan hanya itu kami juga sempat memebahas kalau akumulasi BANDAR di saham ini sudah terjadi sejak bulan Juni lalu. Yang luar biasa pada hari Jumatnya, harga saham TRAM langsung terbang, dan naik sebesar 34% dalam beberapa jam pertama perdagangan.
Adanya akumulasi besar yang terjadi di saat kenaikan harga hari Jumat kemarin membuat kami cukup berani untuk memposting analisa saham ini, meskipun harganya baru saja mulai naik. Selain itu ada beberapa fakta lain yang membuat kami melihat saham ini layak untuk diperhatikan oleh para trader-trader jangka pendek.
AVERAGE PEMBELIAN RITEL TAHUN 2015 DI SAHAM INI ADA DI KISARAN 144
Seperti sering kami bahas dalam artikel-artikel yang kami tulis di website ini, cara paling mudah untuk mendeteksi pergerakan Bandar adalah dengan mendeteksi pergerakan investor ritel. Karena di saat investor ritel melakukan pembelian, bandar umumnya sedang melakukan DISTRIBUSI, dan juga sebaliknya. Ketika BANDAR AKUMULASI, ritel sering kali justru sedang Cut Loss. Pada hari ini untuk dapat memvisualisasikan lebih jelas mengenai teori tersebut, kami akan sedikit share mengenai grafik-grafik yang kami kembangkan di kantor kami.
Grafik di atas adalah grafik yang membandingkan pergerakan harga dengan transaksi broker-broker ritel (broker – broker yang sering kali dapakai oleh investor ritel seperti kita), jika garis PINK dalam grafik di atas, artinya broker-broker ritel sedang melakukan pembelian (atau dengan kata lain bandar sedang distribusi), sementara ketiga garisnya turun, artinya ritel sedang jualan dan bandar sedang akumulasi.
Dalam grafik TRAM sejak tahun 2015 ini, kita bisa melihat ketika harga turun, ritel justru melakukan pembelian besar besaran, sebaliknya saat ini ketika hargaya naik, ritel justru melakukan penjualan besar-besaran. Dengan CTS BANDARMOLOGI PRO yang kami ciptakan, kami juga dapat menghitung average pembelian broker-broker ritel tersebut sehingga dapat memprediksi di level mana investor ritel akan bisa mulai PROFIT TAKING setelah lebih dari 1 tahun nyangkut di saham ini.
Menurut perhitungan kami, average harga pembelian investor ritel sejak awal tahun 2015 sampai puncaknya tanggal 28 April 2015, ada di kisaran 144/ lembar, dengan jumlah pembelian kurang lebih 850 ribu lot, atau senilai 122 Milyar dana ritel yang nyangkut di saham ini sejak awal 2015. Jadi jika kita melihat harga penutupan hari Jumat di 67, potensi ritel bisa untung di saham ini masih cukup jauh.
BANDAR MULAI AKUMULASI SEJAK BULAN JUNI LALU
Dalam grafik di atas kita juga melihat bahwa garis yang berwarna PINK secara perlahan bergerak turun sejak bulan Mei 2015, artinya RITEL sudah mulai CUT LOSS di saham ini, akumulasi besar pertama terjadi pada tanggal 10 Juni lalu, lalu disusul di perdagangan hari Kamis minggu lalu, dan juga dilanjutkan pada hari Jumat-nya ketika harga saham ini naik 34% dalam 1 hari. Jika kami menghitung average harga PENJUALAN RITEL di saham TRAM sejak tanggal 10 Juni lalu, sampai penutupan hari Jumat, maka kami mendapatkan average penjualan ritel ada di kisaran 54,6 / lembar saham.
Artinya dengan kata lain average AKUMULASI BANDAR sejak bulan Juni lalu ada di kisaran harga 54,6 per lembar, dengan jumlah pembelian sebanyak 316 ribu lot atau senilai 17.3M, dari besarnya akumulasi yang terjadi kita bisa menyimpulkan bahwa ada rencana dan kekuatan yang besar yang siap men-DRIVE pergerakan harga saham TRAM dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan kedepan.
CUT LOSS RITEL SEBESAR 28 M
Jika kita menghitung average pembelian ritel di level 144, dan penjualan di level 54 maka kita rata-rata investor ritel sudah rugi sekitar 90 rupiah per lembar, dan jika dikalikan 316 ribu lot yang di akumulasi maka besarnya CUT LOSS RITEL sampai penutupan minggu lalu ada sudah sebesar 28 Milyar, hal yang ironis karena jika kita melihat grafik di atas akumulasi bandar baru dilakukan selama 3 hari (10 Juni 2016, hari Kamis dan Jumat lalu)
KESIMPULAN
Melihat fakta-fakta di atas, maka kami melihat potensi kenaikan saham TRAM sebenarnya masih cukup besar, memang dengan average pembelian di 54,6, bandar sudah bisa mulai melakukan Profit taking di saham ini. Namun melihat kepercayaan ritel yang masih sangat rendah di saham ini, maka kemungkinan masih sangat sedikit investor ritel yang berani membeli saham ini terutama jika harganya kembali bergerak turun.
Jadi ini adalah kesempatan menarik bagi anda yang terbiasa untuk trading di saham-saham dengan karakter seperti ini, memang kami menyadari kalau dirilisnya artikel ini berpotensi membuat banyak investor ritel akan melakukan pembelian di saham ini dan dapat menggangu pergerakan bandar, namun di sisi lain artikel ini juga kemungkinan bisa membuat investor ritel yang sedang nyangkut, tidak banyak melakukan penjualan di saham ini, yang dapat membuat harganya lebih mudah dinaikan. Mari kita amati bersama, efek manakah yang lebih besar pengaruhnya.
Mari bantu LIKE dan SHARE artikel ini, supaya semakin banyak yang baca, dan semakin besar efeknya terhadap pergerakan BANDAR.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
like