Harga Batubara Acuan (HBA) masih melanjutkan tren penurunan menjadi US$ 53,2 per ton pada Januari 2016 atau turun tipis sebesar 0,58% dibandingkan dengan HBA Desember 2015 senilai US$ 53,51 per ton.
Adapun jika dibandingkan dengan HBA pada Januari 2015 senilai US$63,84 per ton, HBA bulan ini tersebut telah anjlok hingga 16,67%. Posisi harga bulan ini juga menjadi yang terendah sejak 2009.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Adhi Wibowo mengatakan tren penurunan tersebut berlanjut lantaran kondisi rata-rata indeks internasional yakni Indonesia Coal Index (ICI), Index Platt59, New Castle Global Coal (GC) dan New Castle Export Index (NEX) yang juga mengalami penurunan.
Adapun keempat indeks itu memiliki porsi masing-masing 25% dalam formula harga HBA.
“Indeks-indeks pada turun karena belum membaiknya perekonomian global. Hasilnya stok memang masih banyak,” katanya kepada KONTAN, Jumat (8/1).
Meskipun begitu, dia mengungkapkan penurunannya tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Diharapkan kondisi penyerapan batu bara dunia semakin membaik sehingga harga kembali terangkat. “Setidaknya penurunan sudah tidak sebanyak bulan lalu,” klaimnya.
Adhi memprediksi HBA baru akan membaik pada semester II tahun 2016 seiring dengan berkurangnya stok tersebut. Menurutnya, stok sebanyak 118 juta ton yang masih ada sekarang akan habis medio tahun ini.
Dia mengatakan khusus untuk batubara dari Indonesia, pergerakan harga tahun ini juga akan sangat dipengaruhi oleh permintaan dalam negeri. Pasalnya, pasar ekspor Indonesia sepanjang tahun ini sudah anjlok cukup dalam dan diperkirakan masih akan berlanjut.
Sinyal positif pun sudah sejak paruh kedua tahun ini ketika pemenuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) justru meningkat. Hingga November 2015, DMO tercatat sebanyak 74 juta ton atau lebih tinggi 5,71% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama pada 2014 sebanyak 70 juta ton.
“Industri ternyata mulai tumbuh. Dari pembangkit listrik juga ada. Diharapkan lebih banyak lagi penyerapannya,” tuturnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia pesimistis harga akan membaik secara signifikan pada tahun ini.
“Sulit untuk memprediksi secara tepat, tapi kemungkinan HBA turun di bawah US$ 50 per ton tetap ada,” katanya kepada KONTAN, Jumat (8/1).
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market