Ketika baru memulai trading saham, hampir semua orang percaya bahwa fundamental perusahaan adalah faktor yang paling mempengaruhi pergerakan harga saham, namun seiring berjalannya waktu kita menyadari bahwa harga saham sering kali tidak terpengaruh atau bahkan bergerak berlawanan dengan fundamentalnya. Tidak jarang saham yang fundamentalnya bagus tapi harganya terus turun, sementara saham yang fundamentalnya busuk malah terbang paling tinggi sahamnya.
Alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi sebenarnya cukup mudah untuk dijawab, karena pada akhirnya pergerakan harga saham disebabkan oleh aksi jual-beli yang dilakukan oleh para pelaku pasar, bukan fundamental perusahaan. Tidak peduli sebaik apa pun fundamental perusahaan kalau tidak ada yang mau jual atau tidak ada yang mau beli harganya tidak akan bergerak kemana-mana.
Jadi pada akhirnya PEMAIN BESAR atau BANDAR lah yang menentukan arah pergerakan harga saham. Karena di bursa saham ketika ada yang yang mau belu beli harus ada juga yang mau jual, jadi tidak bisa semuanya membeli atau semunya menjual, jadi SIAPA YANG KUAT dialah yang menang. Bukan siapa yang banyak !!
Jadi pertanyaan pentingnya adalah : Faktor apakah yang dijadikan pertimbagnan seorang BANDAR atau BIG PLAYER memutuskan untuk membeli atau menaikan harga saham yang dikuasainya.
Untuk mengetahui pendapat para investor minggu lalu kami mengadakan Survey di website kami, pertanyaannya adalah :
Ternyata menurut survey di antara para investor, hanya 15.9% investor yang menganggap bahwa Fundamental dan Prospek perusahaan sebagai faktor yang menjadi pertimbangan untuk bandar menggoreng harga suatu saham. Jadi bisa dikatakan 84% investor percaya meskipun fundamental perusahaannya busuk, kalau BANDAR mau kerek harga saham tersebut tetap saja harga sahamnya akan naik juga.
Faktor yang menurut survey dianggap paling penting untuk Bandar menggoreng harga suatu saham adalah : Seberapa banyak Bandar tersebut memiliki saham yang bersangkutan dibandingkan pihak lain. (38.2%)
Dengan memilih jawaban ini artinya mayoritas investor sedang mengatakan selama BANDAR punya banyak barang, tidak peduli perusahaannya berlian atau busuk, tetap saja bandar akan menggoreng saham tersebut. Semakin banyak saham yang ada di tangan bandar, akan semakin mudah harga sahamnya dikerek bandar, dan semakin tinggi juga kenaikan harganya, tentunya pembelajaran ini diambil para investor saham dari saham-saham yang baru IPO dimana meskipun fundamentalnya tidak jelas namun harga sahamnya bisa naik ratusan persen, karena memang semua sahamnya masih di tangan bandar, sehingga meskipun harga sahamnya terus meroket ritel tidak bisa untung dari saham tersebut, karena tidak ada yang punya barang untuk dijual !!
Di tempat kedua dengan perolehan suara 21.5% mengatakan bahwa Seberapa banyak jumlah investor ritel yang ada di saham tersebut. Artinya para investor mengetahui bahwa jika suatu saham banyak dibeli oleh investor-investor ritel seperti kita, atau banyak dibahas atau direkomendasikan di forum-forum investor ritel, maka saham tersebut umumnya akan turun, atau tidak bisa naik harganya.
Menurut saya pribadi sebenarnya fundamental perusahaan tetap merupakan faktor penting dan menjadi pertimbangan sebelum bandar menggoreng sahamnya, karena bagaimanapun saham busuk akan juah lebih sulit dijual ke ritel daripada saham baik. Kalaupun BANDAR mau menjual saham busuk tentunya ‘biaya promosinya’ yang dikeluarkan harus jauh lebih besar. (Biaya Promosi = Biaya Menggoreng Saham)
Namun saya setuju bahwa faktor-faktor penting dari sudut pandang bandarmologi, seperti siapa yang menguasai supply dan banyaknya investor ritel jauh lebih mempengaruhi harga saham daripada fundamental perusahaan, terutama dalam jangka pendek dan menengah. Analisa Fundamental memang lebih cocok digunakan oleh investor-investor yang punya kesabaran tingat dewa dan siap menunggu bahkan sampai 5-10 tahun seperti Lok Kheng Hong, karena pada akhirnya Bandar tidak mau harga sahamnya tidak naik-naik dalam 5 apalagi 10 tahun.
Jadi pada Analisa Fundamental penting, Analisa Bandarmologi juga penting, namun akhirnya analisa apa yang paling baik adalah analisa yang paling sesuai dengan karakter masing-masing investor.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God