Jika kita melihat pemberitaan media, dan trend diskusi di berbagai sosial media, hampir seluruh masyarakat Indonesia sedang terfokus pada pelaksanaan Pilpres bulan 17 April nanti, ada begitu banyak perdebatan, ada begitu banyak saling menyindir, dan dukungan terhadap Capres masing-masing.
Hal ini tentunya merupakan sesuatu yang wajar, karena Pilpres memang adalah pristiwa yang sangat penting untuk masa depan Indonesia dalam 5 tahun kedepan. Kemarin malam saya sempat melihat wall saya di facebook, dan saya melihat hampir semua status friends saya di facebook sibuk membahas mengenai Debat Pilpres yang diadakan tadi malam. Menariknya saya tahu lebih dari 90% freinds saya di facebook adalah trader dan investor saham. Artinya euphoria pemilu ini sudah menyebar di semua kalangan termasuk para investor dan trader di pasar modal.
Kami di Team Creative Trader juga sempat menonton debat tadi malam, namun jujur setelah 20 menit menonton saya sudah bosan, dan memilih untuk melakukan hal lain. Salah satu analis kami yang juga ikut menonton di kantor bertahan sekitar 40 menit sebelum akhirnya juga menyerah untuk melanjutkan karena bosan.
Alasan saya bosan menonton Debat Pilpres kemarin adalah karena saya melihat bahwa tidak ada strategi yang berbeda yang disampaikan masing-masing capres, tidak ada yang mengejutkan, saya sudah mendapatkan pola dari masing-masing Capres. Dan saya cukup pesimis akan ada perubahan peta kekuatan yang terjadi pasca debat kemarin, karena banyak pendukung salah satu Capres yang berpindah ke Capres lain, karena terkesima atau kecewa dengan pemaparan salah satu capres. Setelah membaca rangkuman dari Debat kemarin, saya sama sekali merasa tidak melewatkan apa pun, meskipun hanya mengikuti debat selama 20 menit.
Saya setuju siapa Presiden yang terpilih akan menentukan nasih Indonesia kedepannya, namun sebagai pemilih, saya sudah melihat pola dari masing-masing capres, dan sejauh ini saya belum berminat merubah pilihan saya.
Dan kemarin malam tentunya saya melihat ada satu informasi yang menurut saya jauh lebih penting, dan lebih urgent untuk dipertimbangkan dan di analisa untuk saya !!
Informasi yang saya maksud adalah : Adanya rumor yang berasal dari salah satu orang yang menurut sayamemiliki pengaruh cukup besar di Bursa Saham Indonesia yang mengatakan :
IHSG akan dikerek naik ke 7.000 sebelum pelaksanaan Pilpres bulan April nanti ?!
Sebagai investor infomasi ini jelas lebih menarik buat saya, dan jauh lebih urgent, karena hal inilah yang sedang terjadi saat ini. Sedikit curhat saha saat ini saya masih memiliki sejumlah cash cadangan yang siap dimasukan ke portofolio saham saya. Namun kebetulan ada beberapa urusan pribadi dan project di kerjaan yang membuat saya akan super-super sibuk sampai awal bulan April nanti.
Bahkan di pertengahan bulan Maret nanti saya harus kembali ke London, dan selama hampir 3 minggu di UK sudah bisa dipastikan saya hampir tidak akan memiliki waktu waktu untuk mengamati market secara mendalam apalagi mengambil keputusan-keputusan penting di jam trading. Sebagian rekan-rekan Alumni Workshop kemungkinan juga tahu kalau saya baru kembali ke Indonesia akhir pekan lalu, setelah hampir sebulan di Inggris.
Mengapa saya curhat ini ?! Karena saya sadar tekanan dan kesibukan saya dalam 3 bulan kedepan pasti akan menggangu aktivitas trading saya, dan pengalaman mengajarkan saya semakin besar uang yang saya tradingkan, semakin besar pula pressure yang akan harus saya tanggung jika dalam 3 bulan ini market bergerak tidak sesuai dengan harapan saya. Dan semakin besar pressure yang saya tanggung, semakin besar juga kemungkinan saya akan melakukan keputusan emosional sesaat yang bisa menghancurkan kondisi portofolio saya dalam sekejap.
Jadi dalam kondisi normal menambah modal trading dalam jumlah yang signifikan di tengah kesibukan yang luar biasa jelas merupakan keputusan yang kurang bijak. Namun masalahnya kondisi saat ini tidak bisa dikatakan normal. Bagaimana jika IHSG memang benar-benar mau dibawa ke 7.000 sebelum Pilpres nanti. Kalau saya menunggu sampai saya kembali ke Indonesia awal bulan April nanti tentunya semua sudah terlambat.
Dan tentunya rumor itu bukan satu-satunya acuan yang saya gunakan, hampir semua indikator pergerakan Big Player dan BANDAR yang kami miliki menunjukan bahwa kondisi yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang cukup jarang terjadi, dimana ketika para investor ritel sibuk mengikuti kehebohan debat-debat politik, para Big Player tampak sangat fokus di market, dan melakukan aksi-aksi yang cukup jarang mereka lakukan.
Salah satu indikator dashyatnya pergerkan Big Player saat ini bisa kita lihat pada perdagangan 2 hari terakhir, ketika para investor ritel dan media fokus menunggu-nunggu dimulainya Debat Pilpres, Investor Asing sudah memborong saham yang sebelumnya milik investor lokal sebanyak 3.1 Triliun.
Fakta menarik lainnya juga bisa kita lihat di awal minggu ini ketika saya merilis artikel mengenai ‘Jokowi Effect Part 2’ dalam kondisi normal artikel yang mengindikasikan bahwa IHSG berpotensi naik secara luar biasa dalam beberapa bulan kedepan, tentunya akan disambut sangat positif dan penuh optimisme oleh para investor ritel. Namun faktanya karena ini masa kampanye, artikel itu malah dianggap sebagai artikel politik.
Para pendukung Jokowi menyambut positif artikel tersebut, dan dalam kolom komentar di berbagai sosial media mereka menyatakan dukungannya pada pasangan No urut 1 tersebut. Sementara para pendukung Prabowo menyatakan ketidaksukaanya pada artikel tersebut, karena sebagai investor atau trader mereka tidak terima jika keuntungan yang mereka peroleh saat ini disangkut pautkan dengan Jokowi, mereka tentunya menganggap kalau terus naiknya IHSG sejak awal tahun dan terus masuknya investor Asing ke bursa kita saat ini diberi nama “Prabowo Effect”. Saya melihat perbedaan reaksi tersebut sebagai sebuah reaksi yang sangat wajar dan bisa dimengerti dari pendukung kedua belah pihak.
Namun point yang lebih penting yang saya dapat dari reaksi dari kedua kubu pendukung tersebut adalah: Saat ini baik pendukung Jokowi dan Pendukung Prabowo tampaknya memang lebih tertarik untuk melakukan debat politik daripada untuk trading dan mencari untung memanfaatkan momentum ini. Karena sebenarnya maksud dari artikel tersebut adalah membahas mengenai terus masuknya investor asing di bursa kita sejak awal tahun 2019, dan sejarah mengajarkan kita pristiwa yang sangat mirip juga terjadi di awal tahun 2014 lalu, dan jika melihat pergerakan investor asing 5 tahun yang lalu, IHSG naik dari level 4.100 di awal masa akumulasi asing sampai ke level 5.100 ketika Jokowi menang dalam Pilpres 2014.
Seperti kita lihat dalam grafik pergerakan dana asing di IHSG pada tahun 2014 di atas, kita bisa melihat betapa dashyatnya kenaikan IHSG jika asing sudah sangat-sangat bernafsu melakukan akumulasi. Kondisi yang sama kita juga lihat di awal tahun ini, asing setiap hari melakukan akumulasi, bahkan akumulasinya menjadi semakin menggila dalam 2 hari terakhir.
Dan jika kenaikan di tahun 2014 ini kembali terulang, tidak sulit untuk MENGEREK IHSG KE LEVEL 7000 bahkan lebih sebelum Pilpres 2019 nanti. Jujur sebagai investor saya pribadi tidak terlalu peduli, inflow asing yang terjadi saat ini adalah Jokowi Effect atau Prabowo Effect, bahkan saya sempat berpikir untuk membuatkan versi lain dari artikel yang saya rilis 2 hari yang lalu.
Namun judulnya diganti menjadi “Prabowo Effect”, gambarnya diganti menjadi gambar Prabowo, alasannya pun bisa saya cari yang berhubungan dengan Prabowo demi menghormati rekan-rekan pendukung pasangan Prabowo-Sandi.
Karena pada akhirnya yang benar-benar tahu alasan sebenarnya dibalik pembelian investor asing yang sejak awal tahun yang sampai kemarin sudah mencapai 7.7 Triliun adalah investor asing itu sendiri.
Analisa yang kami buat sebelumnya hanyalah membahas tentang kesamaan-kesamaan yang terjadi dan terus terjadi saat ini mengenai kondisi market saat ini, dengan yang terjadi pada saat terjadinya Jokowi Effect / Prabowo Effect 5 tahun yang lalu. Benar atau tidak analisa itu, hanya Investor Asing yang sedang melakukan akumulasi yang bisa menjawabnya.
Dan Investor Asing tidak peduli kita-kita orang lokal berdebat seperti apa, keputusan tetap sepenuhnya di tangan mereka. Kalau mereka mau beli, ya beli, mereka mau jualan, ya jualan !!
Karena saya bukan Tim Sukses salah satu pasangan Capres tertentu, seperti yang saya bahas di atas, yang penting buat saya sekarang adalah, apakah saya mau menambah investasi saya di bursa saham, melihat adanya potensi keuntungan yang begitu besar, dan rumor kalau IHSG akan diangkat ke 7.000 sebelum pilpres nanti.
Karena fakta yang tidak bisa dipungkiri oleh pendukung kedua belah pihak adalah, di tengah para investor lokal yang sibuk berdebat, dan mengkampanyekan calon Presiden pilihannya masing-masing Investor Asing semakin hari semakin aggresive memborong saham para investor lokal, dan jika melihat grafik Foreign Flow sampai perdagangan hari Kami kemarin, terlihat jelas kalau Inflow yang terjadi saat ini sangat-sangat istimewa, bahkan lebih istimewa dari Inflow yang terjadi di awal November lalu ketika kami secara tegas mengatakan THE BULL IS HERE ketika IHSG maih di 5.700an. Jadi Rumor IHSG akan segera diangkat ke 7.000 bukanlah sesuatu yang mengada-ngada.
Sekarang keputusan dikembalikan lagi kepada kita para investor dan trader, saya yakin sebagian investor akan berpikir seperti saya, berpikir keras bagaimana memaksimalkan peluang sedang terlihat saat ini, dan sebagian lagi meresa lebih menarik mengikuti debat-debat politik, dan perkembangan-perkembangan terbaru menjelan PilPres nanti. Selama sama-sama enjoy dengan pilihannya tentu tidak ada yang salah….
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
Kalau boleh tau, pihak yang mengatakan indeks akan dibawa ke 7000 berasal dari pihak bursa atau swasta lainnya?
Pak Arga, kalau dilihat pilihan saham asing adalah BBRI, BBCA, TLKM dan BC lainnya,
Kalau diprioritaskan apakah kita bisa pilih sesuai dgn flow investor asing tsb.
Terima kasih