Bank Indonesia (BI) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua (Q2) 2016 bisa mencapai kisaran 5,2%-5,3%.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kondisi ekonomi domestik tahun ini lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi gobal, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) setelah melakukan rapat Federal Open Market Committe (FOMC) pada 16 Maret lalu dan bank sentral negara lainnya cenderung tidak berkeinginan menaikkan suku bunganya.
Dari sisi domestik, hal tersebut juga mendorong BI untuk memberikan rasa lebih optimis dengan melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Sejak akhir tahun lalu hingga bulan ini, BI melakukan pelonggaran moneter melalui penurunan giro wajib minimum (GWM) 100 basis poin (bps) menjadi 6,5% dan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps menjadi 6,75%.
“Kami perkirakan ekonomi di triwulan pertama 2016 akan tumbuh di kisaran 5,1% dan di triwulan kedua tumbuh sekitar 5,2%-5,3%,” kata Agus akhir pekan lalu.
Meski demikian, Agus melihat masi adanya acaman dari sisi global. Pertama, kondisi ekonomi dunia belum sepenuhnnya pulih. Hal tersebut ditandai dengan harga komoditas yang masih mengalami penurunan. Selain itu, harga minyak mentah secara umum juga masih lebih rendah walaupun belakangan mengalami peningakatan.
“Kondisi ekonimi dunia belum menggembirakan. Akan tetapi di Indonesia kondisinya jauh lebih membaik,” tambah Agus.
Pihaknya juga memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun 2016 akan tumbuh di kisaran 5,2%-5,6%. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 2015 yang hanya sebesar 4,79%.
Sumber : Kontan.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market