Pagi hari ini IHSG dibuka dalam kondisi normal, IHSG pun dibuka dalam kondisi naik, namun setelah 1 jam berlalu IHSG secara perlahan tapi pasti bergerak turun, dan di akhir sesi 1 tadi IHSG sudah terkoreksi sebanyak 1%, penurunan ini adalah salah satu penurunan paling tajam IHSG selama tahun 2019 ini.
Di tengah penurunan IHSG ini tersebarlah berita yang mengejutkan dari salah satu sekuritas asing ternama di bursa kita, Credit Suisse yang merilis prediksinya bahwa IHSG mereka DOWNGRADE dari prediksi mereka sebelumnya yang menganggap IHSG ada di level 20% OVERWEIGHT secara EXTREME di DOWNGRADE ke 10% UNDERWEIGHT !!
Bagi rekan-rekan yang bingung dengan istilah di atas seperti overweight, underweight, dll, anda tidak perlu terlalu khawatir, karena riset-riset seperti itu memang tidak ditulis untuk bisa dimengerti oleh investor ritel, hanya untuk ‘keren-kerenan’ di kalangan analis saja, karena di kalangan sekuritas, analis yang bahasanya keren, bahasa inggrisnya lebih fasih biasanya digaji lebih besar oleh kantornya, dan pegawai mana yang tidak ingin digaji besar ?! Inti dari prediksi yang dirilis Credit Suisse ini adalah mereka memprediksi IHSG bakal jatuh ke level 5.000an.
Seperti bisa kita baca dalam report di samping, mereka memasukan 6 alasan mengapa mereka memprediksi IHSG akan jatuh beberapa alasannya adalah:
1. Penguatan Rupiah saat ini, tapi mereka memprediksi penguatan rupiah sudah cukup signifikan jadi rupiah diprediksi akan turun lagi.
2. Karena pertumbuhan Ekonomi Indonesia baik sepanjang 2018, maka di tahun 2019 ini mereka akan merevisi pertumbuhannya menjadi lebih buruk.
3. Karena IHSG sudah naik banyak, artinya harga saham-saham sudah banyak naik juga, sehingga mereka bilang harga sudah mahal, jadi mereka prediksi ISHG akan turun.
Bagi para investor yang masih ‘lugu’ dan baru di stock market analisa di atas tentu menebar ketakutan, karena dirilis oleh sekuritas sebesar CS, dan banyak orang yang membuat prediksi tersebut tentunya orang pintar sehingga prediksi mereka kemungkinan benar.
Apalagi kita semua tahu bahwa investor asing memegang kendali penuh terhadap pergerakan IHSG, dan selama tahun 2019 ini IHSG naik juga karena investor asing yang memborong saham di Indonesia. Jadi kalau sampai Sekuritas Asing memprediksi IHSG akan turun, tentunya IHSG akan benar-benar turun, bukti lainnya pada sesi 1 ini saja IHSG sudah turun sampai 1% lebih.
Namun jika anda sudah paham Ilmu Foreign Flow, sudah paham kalau harga saham atau IHSG dengan sangat mudah digerakan oleh BANDAR / ASING, dan yang terpenting adalah untuk INVESTOR ASING bisa memborong saham, harus ada investor lokal yang jualan ke mereka. Maka anda akan melihat berita di atas dengan cara yang sangat berbeda.
Karena dirilisnya riset dari Credit Suisse ini justru semakin menggenapi apa yang sudah kami katakan sejak hari Senin minggu lalu, dalam artikel ” IHSG akan segera ke 7.000, jika… ‘
Seperti kami katakan di awal minggu lalu, kenaikan IHSG ke level 6.500, yang terjadi di akhir bulan Januari lalu akan membuat investor dalam negeri masuk ke dalam fase Euphoria, dan akan semakin percaya kalau IHSG akan terus bergerak naik.
Masalahnya karena pergerakan IHSG dikendalikan oleh investor asing, maka dalam setiap kenaikan IHSG Investor Asinglah yang harus paling diuntungkan, dan untuk investor asing untung mereka harus beli di harga bawah, jual di harga atas. Jadi kalau IHSG memang akan di angkat ke 7000 dan di level 7.000an lah baru investor asing mau jualan, maka level 6.500 saat ini bisa dikatakan masih di harga bawah.
Masalahnya ketika break level 6.500 minggu lalu investor lokal agak kurang ‘cooporative’ untuk kenaikan IHSG, karena jika ingin IHSG cepat naik mayoritas investor lokal ‘seharusnya’ dengan sukarela menjual saham mereka ke investor asing supaya asing bisa membeli sebanyak mungkin saham, dan IHSG bisa terus naik ke 7.000.
Investor lokal baru diharapkan untuk kembali membuyback lagi saham yang mereka jual saat ini ketika IHSG sudah di level 7.000an pasca pilpres nanti, karena pada saat itu kemungkinan investor asing sudah ingin melakukan aksi profit taking, dan dibutuhkan investor lokal untuk membeli saham yang ingin mereka jual.
Namun kita tahu masalahnya investor asing tidak bisa memaksa investor lokal untuk membeli atau menjual saham sesuai dengan keinginan mereka, ada kalanya investor lokal juga ingin merasakan keuntungan yang maksimal terutama ketika IHSG baru saja memecahkan level-level resisten, karena memang sampai saat ini mayoritas investor dan analis lokal masih menggunakan analisa technical.
Itulah sebabnya seperti anda bisa baca kutipan analisa kami dalam artikel minggu lalu :
Apa yang terjadi pada sesi 1 hari ini dimana IHSG sengaja diturunkan, dan broker CS yang notabene adalah broker yang mayoritas digunakan Investor Asing sengaja men-downgrade IHSG, jelas merupakan perwujudan dari apa yang kami katakan dalam artikel di atas. Karena kalau investor asing mau terus belanja memang investor lokal harus dibuat takut.
Dan ironisnya sampai saat ini banyak investor bahkan analis lokal umumnya bisa dibuat takut jika nama-nama besar Asing seperti Credit Suisse, dan memang suka maupun tidak, ketakutan investor lokal tersebutlah yang akan membuat investor lokal mau menjual sahamnya ke asing, dan sejarah sudah membuktikan bahwa ketakutan investor lokal yang memungkinkan terjadinya aksi pembelian investor asing, dan IHSG hanya akan naik signifikan kalau investor asing belanja.
Asumsi kami di atas juga didukung oleh pergerakan dana asing sepanjang sesi 1 ini, dimana meskipun IHSG dibuat turun sampai 1% lebih, namun total dana asing yang keluar hanya 145M. Sementara dana asing yang masuk sejak awal tahun 2019 sejak awal tahun sudah mencapai 10 Triliun lebih.
Jadi logika sederhana saja, kalau investor asing memang benar-benar takut terhadap kondisi IHSG yang mereka anggap sudah terlalu tinggi, maka seharusnya mereka jualan dulu sebanyak mungkin mengingat mereka sudah belanja 10T lebih, baru setelah mereka cukup jualan baru mereka rilis analisanya, dan bukan mereka rilis analisa, baru mereka jualan. Secara logika saja strateginya sudah salah, jadi memang hampir pasti analisa yang dirilis CS tersebut hanya upaya untuk menakut-nakuti investor lokal saja dengan berita buruk dan penurunan harga.
Jujur kami sebagai pengguna Analisa Foreign Flow yang memilih untuk mengikuti pergerakan investor asing, dan bukan mengikuti investor lokal pada umumnya yang fokus menggunakan analisa technical dan fundamental. Sebenarnya kami pun agak dilematic dalam merilis artikel ini, karena kami tahu artikel ini bisa membuat ketakutan para investor lokal justru berkurang, bahkan mungkin membuat lokal malah jadi semakin optimis dan itu justru akan menghambat kenaikan IHSG kedepan.
Bahkan dengan merilis artikel ini kami terkadang merasa seperti mengkhianati para Alumni Workshop Foreign Flow, dan penggunana sistem Foreign Flow kami yang sudah dengan susah payah mempelajari Ilmu Foreign Flow, rekan-rekan kami tersebut mungkin saat ini sedang berharap investor lokal akan langsung panic, sehingga investor asing bisa kembali melanjutkan aksi akumulasinya hari ini.
Hal lain yang bisa terjadi adalah investor asing justru akan menurunkan IHSG lebih dalam lagi, demi menakut-nakuti investor lokal, kalau dengan penurunan seperti hari ini investor lokal belum takut. Namun meskipun demikian satu hal yang kami yakin adalah, para pengguna analisa Foreign Flow yang memang sudah memiliki tools dan pemahaman yang memadai untuk mengikuti pergerakan investor asing sudah bisa mempersiapkan diri apa pun strategi yang digunakan oleh investor asing, itulah yang akan membedakan kita dengan para investor lokal lainnya yang tidak menggunakan sistem Foreign Flow.
Bagi investor lainnya, kami harapkan article ini dapat memperluas pandangan anda akan komplesivitas dari bursa saham dimana setiap kali ada yang membeli harus selalu ada yang menjual bagaimanapun baik atau buruknya kondisi atau berita yang beredar !!
Satu hal lainnya yang ingin kami katakan, karena waktu penulisan dan publikasi yang begitu singkat, kami sama sekali tidak melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain sebelum memposting article ini. Jadi ada kemungkinan artikel ini akan kami hapus, dari website kami jika ada pihak-pihak tertentu yang menghubungi kami meminta kami dan keberatan dengan dirilisnya artikel ini. Jika anda percaya dengan analisa yang kami posting dalam artikel ini, dan anda bisa segera share artikel ini ke rekan-rekan terdekat anda, just in case artikel ini harus kami tarik lagi dalam waktu dekat.
UPDATE PERGERAKAN IHSG DAN INVESTOR ASING SAMPAI PENUTUPAN PERDAGANGAN HARI SELASA, 12 FEBRUARI 2019
Sampai akhir perdagangan kemarin investor asing tercatat melakukan aksi jual di pasar reguler sebesar 582 Milyar, dan IHSG ditutup dalam posisi terkoreksi 1.06%. Aksi jual asing tersebut dilakukan secara strategis di beberapa saham unggulan penggerak IHSG, kemungkinan bertujuan untuk meningkatkan impact dari aksi jual tersebut untuk penurunan IHSG.
Sejauh ini jumlah dana asing yang dibelikan saham di bursa kita sejak awal tahun 2019 sampai perdagangan kemarin masih di kisaran 10 Triliun, dan melihat kehebohan yang disebabkan karena DownGrade yang dilakukan Creadit Suisse pada perdagangan kemarin, dan penurunan IHSG yang cukup dalam meskipun asing baru jualan sekitar 500M, kami masih mengkategorikan penurunan IHSG kemarin sebagai aksi MARK DOWN investor asing, dengan tujuan menakut-nakuti investor lokal, supaya kedepannya asing bisa kembali melakukan aksi akumulasi di harga bawah memanfaatkan kepanikan investor lokal akibat penurunan harga yang dibumbui oleh berita negatif untuk menambahkan ketakutan.
Hal menarik lainnya adalah dalam perdagangan kemarin jika ditotal seluruh transaksi yang dikukan oleh Broker Creadi Suisse, tidak terlihat sama sekali ada kepanikan yang terjadi seperti yang mereka gambarkan di riset yang mereka rilis. Dalam perdagangan kemarin secara total CS malah tercatat NET BUY sebesar 33.6 Milyar. Data yang semakin menunjukan bahwa prediksi CS kalau IHSG akan turun ke 5.000an kemungkinan hanyalah upaya yang dilakukan untuk manakut-nakuti investor lokal, demi memuluskan aksi akumulasi mereka yang sempat terggangu karena euphoria dikalangan investor lokal.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
10 comments
Jadi ada kemungkinan artikel ini kami hapus dari website kami jika ada pihak2 yg menghubungi kami dan keberatan dengan dirilisnya artikel kami. Statement diatas dapat diinterpretasikan bahwa penulis artikel ini tidak independence ? mohon penjelasannya siapa pihak yg dimaksud sehingga begitu powerful ( apakah bandar , apakah otoritas ? atau pihak yg terafiliasi dgn penulis ? )
Moso dr sekian panjang artikel, malah bagian catatan kakinya yg dibahas mas?
kita harus bersyukur …..ada tim CTS dan bpk karo penemu sistem Bandarologi & FF….karna analisanya masuk akal berdasarkan fakta dan data…..tergantung sudut pandang si pembisnis sahamnya lagi….apakah dia penganut TA,INVESTOR…itu tergantung sifat &karakter orangnya…☺☺
Menjawab pertanyaan bapak, sebenarnya jika kami memiliki niat untuk membuat tulisan yang tidak independent, dan bekerja sama dengan BANDAR untuk menjebak investor ritel, kami memiliki banyak sekali kesempatan. Namun selama bertahun-tahun keberadaan CTS kami bisa menjamin kami TIDAK PERNAH melakukan hal tersebut.
Namun tidak menjalin kerjasama dengan BANDAR, tidak harus sama artinya dengan memusihi semua BANDAR yang ada, dengan membeberkan apa yang mereka sedang mereka lakukan ke publik, supaya seluruh strategi mereka gagal. Karena kami sangat menyadari pentingnya peran BANDAR, sama dengan pentingnya peran ASING di bursa kita. Percayalah jika BANDAR atau ASING pergi dari bursa kita, para investor ritel juga yang rugi, karena semua saham akan tidur, karena ritel tidak memiliki kekuatan menggerakan harga, hanya bisa BUY, dan berharap harganya DINAIKAN BANDAR.
Itu sebabnya kami selalu membatasi pembahasan kami sampai ke level ‘edukasi’ saja, dan tidak mencantumkan strategi yang sebaiknya investor ritel lakukan, untuk menggagalkan strategi yang sedang dilakukan BANDAR (biarah strateginya dibuat oleh masing-masing ritel yang kami edukasi).
Karena di market orang-orang besarnya itu-itu saja pak, jadi kami harus pintar-pintar membuat garis untuk bisa meng-edukasi tanpa terlalu menggangu BANDAR, sehingga memberi ruang untuk RITEL dan BANDAR sama-sama bisa memperoleh keuntungan.
Setuju pak Rusdy…jangan sampai banyak pembaca berasumsi bahwa penulis mendapat kompensansi utk menutupi maksud sesungguhkan di balik berita yg mereka rilis.
Kami berharap penulis tetap konsisten atas kebenaran yg sesungguhnya dgn tetap menunjukan analisa yg tajam dan terpercaya.
Pihak pihak yg nggak suka ya bandar. Ngapain yang lain ikut campur tangan. Justru karena ct ini independent makanya di complain. Moso gini aja nggak ngerti. Ct juga mau cari duit. Jadi mendingan jangan cari msalah ama bandar.
Independensi adalah hal mutlak dlm setiap tulisan karena juga merupakan pendidikan akan literasi bagi pembaca yang akan membuat penulis tidak digembosi oleh pihak lain. Namun dlm hal ini penulis cukup logis krn akan ada pressure dr pihak yg merasa keberatan. Intinya, kembali pd typical investor, short term / medium trader atau longterm investor.
Ya elah boss.. ini kan bukan portal politik..
Kan sama2 cari cuan, caranya ngikutin Market Maker.. bagaimanapun Market Maker lah yang punya power..Kita mah ga bisa ngelawan, ya bisanya cuma merhatikan strateginya dan ngikut biar untung..
Insightnya bagus2 kok d sini.. justru kode2 yang dah sering dkasih ama penulis membuktikan bahwa memang memang benar adanya Market Maker dan kalau ada yang keberatan semakin meyakinkan kalau tulisan2 di sini tu mengena..
Tinggal kita ngikutinnya aja gmana.. haha.. kalau dilawan malah kabur nanti Dana Besar, ga bisa diikutin lagi, ga bisa cuan kita2..
Cheerrss
jangan jangan bp RUSDY ini BANDAR YA 😂😂😂😂😂😂😂 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😉😉😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Tadi nya sy juga bertanya independensi artikel artikel yg di rilis oleh CT. Setelah membaca klarifikasi Pak Argha sy cukup paham knp terkadang CT menahan diri untuk tdk membahas dan merilis publicly suatu saham/artikel ttng suatu saham.
Sangat jelas Bandar/Asing (market maker) sangat penting, tanpa kehadiran mrk market akan tidur, dan sebalik nya kita sebagai pengunggang ( investor retail) juga diperlukan oleh market maker tsb (bandar/asing) , (koreksi jika sy salah), pertanyaannya – bgm pasar saham tanpa kehadiran investor retail …???
Oleh karena itu investor retail juga harus di pelihara dengan baik – bukan merupakan korban semata .