Ditengah pandemi yang sedang terjadi ini, kita melihat bahwa usaha atau perusahaan yang berbasis teknologi sangatlah penting dan berpotensi berkembangan secara bila “The New Normal” mau tidak mau kita jalani kedepannya. Di Indonesia sendiri sejauh ini belum banyak perusahaan berbasi IT ternama yang memutuskan untuk IPO. Namun bulan Mei ini di tengan krisis yang disebabkan Pandemic Covid-19, CASH ssalah satu perusahaan Fintec memberanikan diri untuk melakukan IPO.
Kami menemukan beberapa fakta menarik setelah membaca prospektus emiten CASH, salah satu yang paling menarik adalah perbedaan yang begitu signifikan antara harga nominal dan harga penawaran saham ini. Jika kita mempelajari rincian permodalannya, jumlah Modal yang disetor sebelum IPO adalah 56 miliar rupiah,dan jika kita bagi dengan jumlah sahamnya makan setiap lembar sahamnya memiliki nilai riil sebesar 12 Rupiah (harga nominal).
Menariknya setelah IPO, underwriter menawarkannya dengan harga 350 Rupiah per saham atau singkatnya dijual dengan harga hampir 30x lipat dibanding modal yang disetor sebelum IPO.
Jadi dengan hanya dengan melepas 17.5% saham ke publik, kalau semua sahamnya berhasil dijual ke investor ritel mereka sudah mendapatkan lebih dari 2x lipat modal mereka, padahal perusahaannya baru beroperasi selama 5 Tahun.
Jika dianalisa secara lebih mendalam apa yang terjadi di balik IPO perusahaan ini kami melihat ada tujuan ‘strategic’ yang menarik di balik IPO ini, yaitu sebagian besar dana yang terkumpul dari proses IPO ini akan digunakan untuk akuisisi saham dari perusahaan STI, dan jika anda perhatikan ada ‘hubungan special’ antara perusahaan CASH dengan STI, bahkan Direktur dan Pemegang Sahamnya juga cenderung diisi oleh yang sama, atau saling mengenal. Hal seperti ini memang bukanlah hal yang baru dalam bisnis bandarmologi IPO, dan banyak kami bahas dalam Workshop Bandarmologi IPO.
Namun pada prospektus yang dikeluarkan oleh CASH, sebelum mendapat tuduhan macam-macam Emiten sudah memberikan pernyataan bahwa direktur CASH yang sekaligus pemegang saham STI tidak memiliki ‘benturan kepentingan’ dalam transaksi ini, penjelasannya bisa anda baca langsung di bawah.
Kembali ke valuasi, jika kita menggunakan teori akademis perusahaan yang dijual jauh lebih tinggi dari nilai modal disetor menunjukan kalau perusahaan ini memiliki “Intangible asset” yang tinggi.
Sekedar informasi tambahan, “Intangible Asset” secara singkat adalah nilai aset perusahaan yang tidak memiliki wujud, seperti Merek, Popularitas produk, Kepercayaan konsumen, Prospek perusahaan, dll yang dibangun oleh perusahaan itu sendiri. Salah satu contohnya adalah Gojek yang sudah dinilai sangat tinggi oleh investor meskipun assetnya tidak banyak, dan belum pernah memperoleh keuntungan.
Namun nilai “Intangible Asset” ini sangatlah subyektif, hal ini yang membuat kita harus berhati-hati untuk mempercayai valuasi suatu perusahaan terutama Intangible asset ini. Contohnya pada saham yang UCID (Unicharm, 15x) yang belum lama IPO dimana produknya sudah dikenal oleh publik dan sangat wajar jika perusahaan tersebut “menjual brand” dengan harga yang mahal. Dalam hal ini, siapa yang tidak tahu Charm, merk pembalut terkenal yang sudah banyak diiklankan di hampir seluruh stasiun televisi Indonesia?
Tapi pertanyaannya, apakah CASH ini memiliki “Intangible asset” yang tinggi? Apakah sama seperti Gojek dan UCID, CASH juga perusahaan yang begitu dikenal publik sehingga bisa dijual hampir 30x lipat dari modal disetor?
Team Analisa Creative Trader mencoba untuk melakukan sedikit riset, dan karena CASH ini berbasis jadi kami melihat jumlah download aplikasi mereka di Play Store dan Apple Store, di Playstore telah didownload 10K+ dengan rating 4.0 dari 286 Review, sedangkan di Apple Store mendapatkan rating 4.7 dari 33 review. Menurut kami, ini bukanlah pencapaian yang cukup untuk mendapatkan valuasi sebesar hampir 30x lipat.
Jadi kemungkinan emiten merasa masa depan perusahaan ini memang sangat cerah atau memang ada maksud lain dari bandar dibalik IPO saham ini.
Kalau kita lihat dari harganya, meskipun CASH terus diguyur Bandar sampai harga 50, jualan di harga 50 pun Bandarnya masih dapat keuntungan 4x lipat. Jadi berapa pun harganya tidak masalah, yang penting bisa laku dijual ke publik, dan uangnya dibelikan perusahaan milik ‘sahabat’.
Sampai artikel ini ditulis, kami belum melihat adanya distribusi yang signifikan di saham CASH ini sejak IPO, namun broker ritel sudah menyerap (membeli) saham CASH ini sebanyak 22% dari saham yang sudah dilepas bandar.
Tapi karena CASH ini masuk ke papan akselerasi, pergerakan saham ini tidak terlalu signifikan, hanya diijinkan bergerak 10% naik dan turun sehingga tidak bisa dikerek dengan cepat. Dan sekarang pun harganya sudah kembali mendekati IPO.
Namun, meskipun banyak misteri di balik tujuan IPO saham ini, dan kenapa harga sahamnya dihargai begitu mahal, tetap saja untuk bisa merealisasikan keuntungannya, Bandar harus menjual saham ini ke Ritel.
Pertanyaannya apakah Anda tertarik membeli saham seperti ini ?
Kalau tidak maka Bandar akan berusaha membuat anda tertarik…
5 comments
Bagaimana ritel bisa mau beli dengan 30X, apa karena kurang info?
Di jaman modern ini investor ritel pada umumnya tidak peduli dengan hal-hal yang bersifat akademis seperti modal disetor, PER, PBV, dll. Selama Bandar membuat pergerakan harganya menarik, ritel akan membeli. Ada atau tidak perusahaanya tentunya tidak terlalu penting, karena ketika harga bergerak maka potensi memperoleh keuntungan terbuka. Jauh lebih menarik daripada punya perusahaan bagus tapi tidak ada Bandar yang menggerakan harganya, dimana ada reskio modal kita bisa ‘terkunci’ di situ selama bertahun-tahun dan hanya bisa mengharapkan dapat dividen itu pun kalau dibagikan.
Mungkin ritel tdk tahu harga sesungguhnya emiten tsb karena kurang informasi yang sebenarnya, sehingga terbuai dengan pergerakan harga saja
Oh CASH ini.. sempat interview di perushaan ini akhir tahun 2014.. Wktu itu baru mau dimulai. Jd karyawan msh kehitung jari katanya.. Cm ga keterima. Ga nyangka dlm wktu 5 tahun udah IPO.
Oh CASH ini.. sempat interview di perushaan ini akhir tahun 2014.. Wktu itu baru mau dimulai. Jd karyawan msh kehitung jari katanya.. Cm ga keterima. Ga nyangka dlm wktu 5 tahun udah IPO.
Msh inget yg interview in saya orangnya heboh. Semangat luar biasa jelasin tentang produk cashlez.. Haha. Mgkin itu kenapa berani IPO 30x lebih mahal.. Over PD kayaknya 😀