Yes, benar, anda tidak salah membaca judul dari artikel ini. Memang jika kita berbicara soal Investasi, salah satu Quotes paling terkenal yang ada di topik ini, adalah Quotes dari Warren Buffett yaitu “Do Not Put All Your Eggs, in One Basket” atau kata lainnya adalah “Diversification”.
Quotes ini begitu powerful karena 2 hal, Pertama, karena memang sangat masuk akal, apa jadinya jika basket yang dimaksud dalam Quotes ini ternyata jatuh dan menghancurkan seluruh telur yang ada didalamnya. Kedua, karena yang mengucapkan adalah seorang Warren Buffett.
Tapi coba lihat sekali lagi, bila melihat KISAH SUKSES Investor saham, umumnya mereka kaya hanya dari beberapa saham saja. Warren Buffett sendiri kaya karena Coca Cola, Lo Kheng Hong kaya karena MBAI, dan “Orang Bodoh” dari artikel “Pengalaman ‘Orang Bodoh’ Yang Kaya Dari Saham” ini, kaya karena BBCA. Lalu apanya yang diversifikasi?!
Memang point of view yang coba diangkat dari Diversifikasi adalah RASA AMAN dan menurut saya tidak ada yang salah dari hal itu, sampai kita coba lihat dari point of view yang lain, seperti contoh EFISIENSI.
Misalkan seperti ini, kita baru saja membeli 10 telur, dan untuk masing – masing telur tersebut, kita taruh di keranjang yang berbeda untuk dibawa. Untuk efisiensi modal, tentu ini sebuah pemborosan yang luar biasa, buat apa membeli 10 keranjang hanya untuk 10 telur? Lalu dari sudut pandang efisiensi waktu, tentu membagi 10 telur ke 10 keranjang, akan terasa sangat membuang – buang waktu.
Tenbagger Lose Power
Memang membuat Diversifikasi adalah langkah terbaik untuk membuat portfolio kita AMAN, tetapi sadarkah anda jika kita melakukan diversifikasi yang berlebihan, itu justru membuat kita masuk ke resiko yang lebih menyakitkan yaitu TENBAGGER LOSE POWER.
Istilah ini memang tidak umum digunakan, tetapi intinya adalah kita akan kehilangan POTENTIAL REWARD dari saham – saham yang kita miliki.
Misalnya kita melakukan diversifikasi ke semua saham yang masuk dalam indeks LQ45, yang artinya adalah kita membeli 45 saham. Bila kita melakukannya, tentu kita akan terhindar dari resiko saham yang turun paling dalam periode sebulan terakhir (REALTIME) yaitu ITMG (turun 31,2%). Di kondisi ini tentu kita merasa sangat aman karena ITMG hanya 1 dari 45 saham yang ada di portfolio kita.
Tetapi ingat, bahwa hal tersebut juga berlaku sebaliknya, TPIA tumbuh paling tinggi dalam sebulan terakhir (naik 69%), tetapi kenaikannya juga tidak akan terlalu berpengaruh karena hanya 1 dari 45 saham yang ada di portfolio kita.
Menurut saya pribadi, hal seperti ini bisa lebih menyakitkan daripada harus cutloss di salah satu saham yang ada di portfolio saya, karena memang SAHAM yang NAIK LUAR BIASA lebih sulit ditemui dari SAHAM BUSUK. Jadi jika ternyata saya memiliki saham tersebut dan tidak memilikinya dalam jumlah yang cukup berpengaruh terhadap portfolio, tentu ini akan membuat saya menyesal (terlepas memang kita tidak tahu saham apa yang bisa tumbuh besar). Rasanya mungkin seperti kita memiliki kesempatan bertemu dengan Warren Buffett, tapi tidak bawa kamera 😊
Mungkin bisa dibilang sangat subjektif, tetapi menurut saya, ini salah satu kelemahan dari diversifikasi, membuat RISK kita hilang beserta dengan POTENTIAL REWARD.
2 Tipe Kehilangan Uang dalam Bursa Saham
Saya tahu, hal ini memang bukan hal baru, apalagi pembaca setia website kami memang sangat banyak yang sudah trading puluhan tahun. Namun jujur saja, saya baru paham bagaimana cara menyampaikan hal ini dalam sebuah kalimat.
Seperti ada pepatah bodoh:
hanya ada 2 jenis kehilangan uang di bursa saham: Pertama, salah pilih saham, Kedua, tidak beli BBCA.
Kalimat ini BUKAN dibuat oleh Investor besar yang ada di bursa saham, tetapi jika dipikirkan, menurut saya ada benarnya.
Pikirkan seperti ini, ingat kembali kapan anda pertama kali masuk ke bursa saham, dan hitung kinerja BBCA mulai dari tahun tersebut. Jika anda berpikir bahwa selama ini anda hanya membuang – buang waktu dan merasa rugi karena tidak punya, demikian juga saya.
Tidak ada pengetahuan hebat yang coba digambarkan, hanya kesederhanaan yang membuahkan hasil. Saya tidak sedang merekomendasikan BBCA, hanya memberi gambaran dari kemampuan suatu saham bila kita memilikinya dalam porsi yang PAS di portfolio kita.
DIVERSIFIKASI vs TERSENTRIS
Lalu apakah ini berarti kita hanya perlu membeli satu saham yang kita yakini? Tentu tidak, yang saya coba highlight disini adalah kita berada ditengah – tengah, antara CONCENTRATION dan DIVERSIFICATION, antara AGRESIF dan DEFENSIF, dan antara OPTIMIS dan PESIMIS. Intinya adalah, kita menemukan porsi yang PAS, dari setiap saham yang kita miliki.
Dan hal inilah yang menjadi salah satu faktor dari lahirnya System 20 Coin Portfolio Management. Setiap saham perlu mendapatkan porsi yang PAS, sesuai dengan kriterianya. Beberapa tahun kebelakang kami mencoba melakukan riset untuk setiap saham dan mengkategorikannya berdasarkan volatilitas, likuiditas, dan market cap. Dan hasil riset ini kami tuangkan menjadi rules dalam System 20 Coin ini. Informasi lebih lanjut, klik disini.
Porsi yang PAS yang saya maksud adalah tetap MENJAGA Resiko tanpa harus kehilangan Potential Reward. Karena memang buat apa kita TIDAK memiliki resiko dan membuat kita juga TIDAK mendapatkan keuntungan sama sekali? Mungkin bila anda tipe seperti ini, FIXED INCOME menjadi instrument yang tepat, bukan saham.
Saya juga cukup yakin, bahwa disaat Investor – Investor sukses yang saya sebutkan diatas bertemu dengan saham yang membuat mereka kaya, saham tersebut bukan satu – satunya. Mungkin saat itu ada beberapa saham lain yang mereka punya, tetapi karena porsi masing – masing saham PAS untuk portfolio mereka, maka kenaikan saham tersebut cukup untuk membuat mereka kaya raya.
Terkadang memang bukan perkara saham apa, tetapi seberapa besar yang kita punya. Menurut saya, ini tidak kalah penting. Hal ini perlu untuk dipertimbangkan sejak awal karena faktanya, SALAH UKURAN adalah hal yang paling sering memicu banyak kesalahan investasi lainnya, seperti TIDAK berani CUT LOSS, karena nilainya terlalu besar.
Selain menentukan lot yang PAS sejak awal, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan switching, yang bisa diartikan mengurangi bobot saham LAGGARD dan menambahkan ke porsi saham LEADER. Hal ini sering dilakukan oleh Fund Manager sebagai bentuk menemukan porsi yang PAS untuk saham – saham yang mereka miliki. Hal ini menunjukan 2 hal sekaligus, antara AGRESIF dan DEFENSIF.
Defensif karena mengurangi pengaruh saham yang tidak perform, dan Agresif karena memberikan porsi lebih untuk saham yang perform dengan sangat baik.
Kesimpulan
Prinsip diversifikasi memang merupakan prinsip besar, tetapi bukan satu – satunya. Dengan hanya berpegang pada prinsip ini memang kita bisa SANGAT AMAN, tetapi kita mungkin juga akan kehilangan peluang besar dari saham TENBAGGER.
Oleh karena itu, menurut saya yang lebih tepat adalah temukan porsi yang PAS, untuk setiap saham yang kita miliki. Memang kita tidak pernah tahu apakah yang INI atau yang ITU yang bakal tumbuh besar, tapi pastikan ketika saham tersebut tumbuh, ia memberikan hal besar untuk kita.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.
2 comments
Very nice article. I have the same point of view.
Saya tidak setuju bila prinsip diversifikasi dikatakan sangat aman. Tidak ada yg sangat aman di bursa saham. Malah, dalam timing yg salah, diversifikasi dapat menyebabkan kerugian yg sangat besar. Yang pasti, prinsip diversifikasi mengurangi kemampuan mencetak laba secara maksimal. Benar diversifikasi menambah probabilitas ada saham di portfolio yg menjadi ten bagger, namun tidak lebih dari teori probabilitas dan keberuntungan belaka.
Entah diversifikasi atau terfokus, jauh lebih penting DISIPLIN dalam mengelolanya (ada batas stoploss dan batas waktu). Yang saya temui selama ini kebanyakan investor atau trader yg portonya terdiversifikasi (lebih dari 5 jenis saham) lebih banyak yg posisinya nyangkut parah. Saya prihatin banyak yg tidak sadar tipe trader tapi portonya tipe investor (nyangkut ditinggal saja jadi investasi terpaksa)