Masa gemilang produsen minyak dunia kian pudar. Setelah harga minyak melorot hingga ke titik terendah dalam 12 tahun terakhir, beberapa produsen minyak terpaksa memangkas produksi hingga belanja modal agar mampu bertahan.
CNOOC Ltd, misalnya. Perusahaan minyak raksasa asal Cina ini memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam tempo lebih dari satu dekade terakhir. Tahun ini, CNOOC hanya memproduksi 470 juta – 485 juta barel per hari, turun dari 495 juta barel di 2015.
Pemangkasan produksi diyakini bisa memotong pengeluaran hingga 60 miliar yuan. “Secara implisit, hal ini akan membuat produksi minyak jatuh dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Michael Barron, Direktur Energi Global Eurasia Group, Rabu (20/1).
Setali tiga uang, produsen minyak asal Malaysia, Petroliam Nasional Bhd alias Petronas, juga berencana untuk memangkas belanja modal dan biaya operasional.
Seperti diberitakan The Wall Street Journal, Petronas akan memangkas biaya sebesar 50 miliar ringgit selama empat tahun ke depan. Rencana efisiensi ini agar pendapatan dan laba tak tergerus habis.
Laba bersih Petronas rontok 91% menjadi hanya 1,4 miliar ringgit per September 2015. Padahal, Petronas menyumbang sepertiga dari anggaran pendapatan tahunan Negeri Jiran.
Sejatinya, perusahaan-perusahaan minyak di Asia Tenggara sudah lebih dahulu beradaptasi dengan harga minyak yang rendah. Sejak tahun lalu, Thailand PTT Exploration and Production PCL dan PT Pertamina EP telah memangkas belanja modal.
Tunda investasi
Vietnam Oil and Gas Group justru telah menutup lapangan karena biaya produksi yang melampaui harga jual minyak.
“Agar bisa bertahan, kami akan memangkas belanja modal dan pengeluaran operasional selama empat tahun sekaligus menunda beberapa proyek besar kami ke depan,” kata Wan Zulkiflee Wan Ariffin, Direktur Petronas.
Proyek yang dimaksud diantaranya, penyulingan dan petrokimia di Johor Selatan senilai US$ 16 miliar, proyek ekspor gas alam ke Kanada senilai US$ 28 miliar dan pembangunan dua proyek LNG terapung di Korea Selatan.
Senada, CNOOC pun tidak ekspansi. “Runtuhnya harga minyak membuat perseroan menunda biaya investasi senilai US$ 380 miliar untuk 68 proyek hulu utama,” tulis Wood Mackenzie Ltd.
Produksi CNOOC diperkirakan terus susut setidaknya sampai dua tahun ke depan. CNOOC menargetkan memproduksi 484 juta barel minyak pada 2017 nanti.
Sumber: Kontan
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God