Berita yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga, BBM akhirnya dinaikan Rp 2.000,- per liter, pemerintahan Jokowi akhirnya membuat langkah besar pertamanya untuk mendanai janji-janji kampanye-nya. Lalu bagaimanakah pengaruhnya pada dunia bisnis di Indonesia, Inflasi dan Pasar modal kita ?!
Seperti kita ketahui bahwa tujuan kenaikan BBM adalah untuk mengalokasikan beban APBN yang selama ini sebagian besar dialokasikan untuk subsidi BBM. Sejak awal Jokowi mengatakan bahwa menaikan harga BBM adalah strategi utama yang akan dilakukannya untuk mendapatkan pendanaan untuk pembangunan di sektor lainnya. Jokowi bahkan dengan percaya dirinya mem-presentasikan rencananya menaikan harga BBM dan rencana pembangunan infrastuktur seperti pelabuhan dan rel kereta api kepada para kepala negara dan pengusaha di KTT APEC minggu lalu.
Seperti kita ketahui presentasi Jokowi tersebut direspon dengan positif oleh pengusaha mancanegara yang semakin tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Hal lain yang menentukan adalah bagaimana kinerja pemerintah dalam melaksanakan project-project pembangunan infrastruktur tersebut, karena meskipun selama ini subsidi BBM habis dibakar, namun paling tidak habis dibakar seluruh rakyak Indonesia, jika subsidi tersebut dialihkan untuk pembangunan maka uang tersebut sekarang ada di tangan pemerintah, jika kinerja pemerintah masih sama seperti 10 tahun terakhir, bukan mustahil dana tersebut akan bocor kemana-mana dan project pembangunan akan berjalan lambat dan mengecewakan. Hal tersebut akan memberatkan dunia usaha, karena turunnya daya beli masyarakat tidak diimbangi dengan kenaikan fasilitas yang dapat mendorong efisiensi.
Untungnya untuk pasar modal, sejauh ini kinerja pemerintahan masih direspon positif oleh masyarakat, euforia Indonesia Baru tidak hilang pasca naiknya Jokowi, setiap hari selalu muncul berita perubahan-perubahan positif yang dilakukan Jokowi dan kabinetnya. Asumsi akan berhasilnya pemerintahan menjalankan project-projectnya 5 tahun kedepan ini dapat menjadi katalis positif untuk market dalam beberapa bulan kedepan. Sebelum realisasi pembangunan infrastuktur dapat dilihat oleh rakyat.
EFEK JANGKA PENDEK UNTUK SAHAM
Kenaikan harga BBM ini diperkirakan akan menaikan inflasi ke kisaran 7.2% pada tahun ini, secara teori kenaikan inflasi akan memberikan sentimen negatif kepada market, namun jika kenaikan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan BBM yang bertujuan untuk memperkuat fundamental ekonomi Indonesia bukan mustahil bursa saham justru akan berbalik dan merespon positif kenaikan ini.
Sementara efek kenaikan BBM terhadap keuntungan emiten sendiri diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh, salah satu penyebabnya karena kenaikan ini baru dilakukan di pertengahan bulan November, artinya hanya tinggal tersisa 1 1/2 bulan menjelang akhir tahun. Kinerja keuangan masing-masing perusahaan sudah cukup tercermin dalam laporan keuangan kuartal ketiga dan penjualan 11/2 bulan terakhir, kenaikan BBM saat ini tidak terlalu banyak berpengaruh untuk sebagian besar perusahaan paling tidak untuk laporan keuangannya tahun 2014. Efeknya mungkin baru akan dirasakan pada laporan keuangan Q1 2015, untungnya laporan tersebut baru akan muncul 5 bulan kedepan, artinya ada cukup waktu untuk market beradaptasi dan melihat kinerja pemerintahan pasca kenaikan harga BBM yang dapat menetralisir efek turunnya keuntungan perusahaan.
Efek negatif yang signifikan kemungkinan hanya akan muncul pada emiten-emiten yang sangat bergantung daya beli masyarakan dan penjualan di akhir tahun seperti MAPI, dan beberapa emiten consumer goods.
Di sisi lain ada banyak emiten yang juga justru mendapat efek positif dari kenaikan BBM INI, seperti sektor konstruksi terutama BUMN yang akan kebanjiran proyek , hal ini sudah sejak lama direspon dengan kenaikan harga saham-saham konstruksi BUMN.
KENAIKAN YANG DI BAWAH EKSPEKTASI MARKET
Di awal bulan lalu diperkirakan kenaikan BBM akan sebesar Rp 3.000 / liter, kemarin kenaikannya diputuskan hanya sebesar Rp 2.000/ liter penurunan tersebut membuat BBM masih harus di subsidi Rp 1.500 per liter. Hal ini bisa berarti berkurangnya ‘derita rakyat’ dan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan harga BBM yang baru, atau turunnya anggaran pembangunan infrastuktur yang selama ini dipercaya akan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Tidak adanya indikasi bahwa kenaikan akan dilakukan secara bertahap membuat kemungkinan harga ini akan bertahan paling tidak setahun kedepan.
STRATEGI MENYIKAPI KENAIKAN BBM
Kesimpulannya kenaikan harga BBM memberikan efek yang baik di jangka panjang, dan optimisme market juga cukup besar bahwa harapan tersebut akan dapat menjadi kenaytaan dalam beberapa tahun kedepan, selain itu dalam jangka pendek kenaikan BBM juga kemungkinan tidak akan berpengaruh banyak pada kinerja keungan perusahaan tahun 2014.
Reaksi market dalam jangka pendek memang masih 50-50, namun yang pasti jika market mengalami koreksi, kemungkinan koreksnya pun tidak akan besar penurunan sampai level 4.900 kami anggap sudah merupakan target paling rendah itupun jika koreksi benar-benar terjadi. Namun jika koreksi terjadipun kami beranggapan koreksi tersebut adalah kesempatan untuk melakukan pembelian.
[follow_me]
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market