Sumber : Bareksa.com
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang sebelumnya dinyatakan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan dilakukan pada 1 November 2014, dipastikan akan ditunda. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan keputusan itu baru akan diambil “sebelum tanggal 1 Januari 2015.”
“Kita kan juga fokus pada program perlindungan sosial yang tepat sasaran. Itu yang kita bicarakan. Dana Rp5 triliun diusahakan cukup,” kata Bambang kepada Bareksa.com.
Dana kompensasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi sudah tercantum dalam RAPBN 2015, yakni sebesar Rp5 triliun itu.
Dalam konferensi pers yang digelar Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani usai rapat kabinet terbatas di Kantor Wapres hari ini, Rabu 29 Oktober 2014, terindikasi bahwa pemerintah masih menyiapkan program kompensasi pengalihan dana subsidi BBM kepada lapisan warga yang bakal paling terkena dampaknya.
“Baru saja kami melakukan rapat koordinasi dengan Wapres secara umum soal ekonomi, koordinasi antar kementerian. Dibahas juga soal BBM, tapi secara umum, tidak spesifik,” kata Sofyan.
KARTU INDONESIA SEHAT
“Memang dalam rapat ini saya diminta melaporkan apa saja yang sudah dilakukan Kemenko PMK, persiapan peluncuran Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar pada minggu pertama November yang akan dilakukan langsung oleh Presiden atau Wapres, dan menteri terkait yang langsung turun ke daerah-daerah,” Puan menambahkan.
Tanggal persisnya, Puan menyatakan pemerintah akan meresmikan Kartu Indonesia Sehat pada 7 November 2014.
Pada tahap pertama, hingga akhir Desember 2014 nanti, diharapkan kurang lebih 1 juta Kartu Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan Keluarga Sejahtera sudah bisa diterima warga. Targetnya, di tahun 2015 warga Indonesia sudah memperoleh jaminan atas pendidikan gratis selama 12 tahun. “Kartu ini juga mencakupi keluarga pra-sejahtera yang belum mendapat fasilitas Jamkesmas,” ujar Puan.
Ditanya apakah kartu tersebut merupakan skema kompensasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi, Puan mengatakan sebelum menaikkan harga BBM bersubisidi, pemerintah akan menyalurkan dana bantuan baik dalam bentuk langsung atau tidak langsung. Puan mencontohkan, Kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar adalah model pengalihan dana subsidi BBM secara tidak langsung kepada rakyat.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pemerintah akan menjaga secara ketat volume persediaan BBM sehingga tidak akan terjadi kelangkaan seperti beberapa waktu lalu.
“Tadi BPH Migas hadir. Dilaporkan, telah diantisipasi apa yang akan diputuskan pemerintah. Intinya, kami menugaskan BPH Migas dan Menteri Keuangan untuk mengantisipasi masalah tersebut sehingga tidak ada antrean.”
PENGARUHNYA TERHADAP IHSG
Penundaan kenaikan BBM ini dilakukan karena alasan politik, penundaan ini dapat dimengerti karena pemerintah ingin menjawa popularitas mereka di mata publik dengan cara mengeluarkan produk pengganti subsidi BBM sebelum kenaikan BBM dilakukan, jika KIS akan dikeluarkan pada tanggal 7 November maka kemungkinan BBM akan dinaikan 1-2 minggu setelahnya.
Karena sudah dipastikan naik, maka penundaan kenaikan tanpa waktu yang jelas akan menjadi sentimen negatif untuk market, selain itu saat ini market juga masih menunggu kepastian jumlah kenaikan IHSG.
Sentimen penundaan ini kemungkinan akan sedikit memberikan sentimen negatif pada IHSG hari ini, namun jika mempertimbangkan dalam 1-2 minggu kedepan kemungkinan belum ada berita lanjutan mengenai harga BBM, maka dalam beberapa hari kedepan kemungkinan sentimen negatif terhadap penundaan kenaikan harga BBM akan mereda, sebelum kembali muncul di pertengahan November nanti. Jika IHSG mengalami koreksi hari ini, kemungkinan dapat dijatikan kesempatan untuk melakukan Buy On Weakness, terutama jika IHSG kembali ke kisaran 5.000.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market