Pada perdagangan hari Jumat lalu harga saham UNVR dan HMSP sama-sama terjun bebas, HMSP sebesar 10,26% dan UNVR 5,79%. penurunan ini langsung menarik perhatian para trader yang selama ini menggunakan analisa fundamental untuk keputusan trading dan investasinya. Terutama karena 2 emiten tersebut baru saja mendapatkan sentimen yang positif secara fundamental, UNVR baru mencatatkan peningkatan laba, sementara HMSP baru mendapat sentimen positif dari kebijakan cukai rokok. Dan sampai saat ini belum ada berita negatif yang terjadi di kedua perusahaan ini yang berpotensi ‘menggangu’ kinerja atau prospek kedua perusahaan ini di masa yang akan datang.
Satu-satunya berita yang bisa kita kaitkan dengan penurunan harga ini adalah rencana bursa mengubah basis perhitungan menjadi rasio free float terhadap kapitalisasi pasar. Kedepannya saham-saham dengan saham free float yang besar akan memiliki bobot yang lebih besar terhadap indeks LQ45 dan IDX30. Dan saat ini kedua saham tersebut memiliki persentasi free float yang paling rendah, HMSP free floatnya hanya 7,5% sementara UNVR 15%.
Lalu pertanyaannya adalah, apa dampak dari kebijakan free float dan bobot indeks ini terhadap kinerja atau prospek kedua perusahaan kedepan ? Hampir bisa dipastikan tidak ada. Topik ini juga yang sepanjang weekend ini menjadi pembahasan bagi para investor di forum-forum saham. Karena mayoritas investor fokus terhadap prospek perusahaan kedepan, dan melihat penurunan ini adalah ‘kesalahan pelaku pasar’ dan bukan perubahan pada fundamental perusahaan.
Keanehan yang terjadi pada pergerakan kedua saham inilah yang membuat ada banyak sekali pertanyaan yang masuk untuk analis kami untuk meminta team Creative Trader membahas mengenai kedua saham ini.
Tanpa banyak diketahui para pembaca setia kami, sejak awal didirikan perusahaan kami berkomitmen untuk tidak merekomendasikan atau membahas mengenai saham-saham yang masuk dalam industri rokok. Jadi banyaknya pertanyaan ini menjadi dilema bagi kami, karena di satu sisi kami tidak ‘pro’ saham rokok, jadi kami tidak ingin mempromosikan saham-saham ini kepada para pembaca setia website kami.
Namun di sisi lain kami juga tahu, satu-satunya analisa yang bisa menjelaskan penurunan harga saham ini adalah Analisa Bandarmologi, yang notabene adalah analisa pergerakan pemain-pemain besar di bursa, dan jika bukan kami yang membahas kemungkinan tidak ada lagi yang akan membahasnya. Dan tingginya minat beli para investor di kedua saham ini, kami sadar dibahas atau pun tidak, para investor ritel sudah berbondong-bondong membeli kedua saham ini terutama HMSP. Jadi untuk sekali ini saja kami saya memutuskan untuk membahas mengenai pergerakan kedua saham ini, UNVR dan juga HMSP tentunya.
Pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa saya setuju kalau fokus kita adalah fundamental perusahaan, maka sudah seharusnya kita melihat penurunan hari Jumat lalu sebagai kesempatan langka yang bisa kita manfaatkan. Namun tentunya kesempatan ini berlaku untuk para investor yang selama ini memegang teguh analisa fundamental, mereka yang siap terus membeli meskipun harga saham yang mereka beli terus turun, mereka yang punya kesabaran tingkat ‘dewa’ yang siap menunggu harga saham mereka naik selama bertahun-tahun kedepan.
Kedua Saham ini juga akan menjadi salah satu pembahasan kami dalam aacara Market Outlook Akhir Tahun 2018 yang akan diadakan secara LIVE hari Selasa, 13 Nov 2018. Apa saja yang akan dibahas, dan bagaimana cara bergabung bisa dilihat disini.
Karena pada akhirnya pergerakan harga saham sehari-hari itu dikendalikan oleh fundamental perusahaan, kemana arah pergerakan harga saham sepenuhnya ditentukan oleh para pemain besar alias bandar, dan ‘faktor bandarmologi’ atau lebih sederhananya faktor pergerakan pemain besar jugalah yang menyebabkan kedua saham ini terjun bebas hari Jumat lalu.
ALASAN DI BALIK KEJATUHAN UNVR DAN HMSP
Untuk memahami penyabab kejatuhan kedua saham ini kita harus kembali ke kebijakan free float terhadap bobot indeks. Tanpa banyak diketahui kebijakan ini berpotensi merugikan atau menyulitkan banyak manajer investasi terutama yang dari dalam negeri. Karena selama ini para manajer investasi, dana pensiun, dan banyak institusi lainnya selalu menjadikan IHSG atau indeks LQ 45 sebagai ‘bechmark’ kinerja portofolio mereka.
Karena bagi seorang Fund Manager mereka tidak terlalu peduli seberapa banyak profit yang berhasil mereka hasilkan, atau seberapa konsisten mereka menghasilkan profit. Yang paling penting bagi mereka adalah kinerja dana kelolaan mereka setara atau kalau bisa sedikit lebih baik dari IHSG. Jadi mereka pun tidak terlalu mempermasalahkan kalaupun kinerja dana kelolaan mereka negatif selama IHSG juga negatif pada periode yang sama.
Jadi strategi yang mereka lakukan umumnya menyesuaikan bobot saham-saham di portfolio dana kelolaan mereka dengan bobot saham tersebut di IHSG atau LQ 45. Jadi mereka tidak perlu lagi capek-capek trading, riset, atau mencari saham yang berpotensi naik, karena apa pun yang terjadi, dana kelolaan mereka akan bergerak searah dengan IHSG. Strategi meng-copy IHSG ini sudah cukup untuk mereka menjamin ‘keamanan kerja’ mereka di kantornya, dan karir mereka kedepan. Jadi untuk apa sibuk-sibuk melakukan hal lebih.
Itu sebabnya wacana perubahan bobot indeks ini kemungkinan membuat panik para manajer investasi, karena dengan berubahnya bobot indeks, bobot portofolio mereka juga harus dirubah, supaya kinerja dana kelolaan mereka akan kembali serupa dengan IHSG atau LQ45.
Caranya mereka harus menjual saham dengan bobot yang rendah, dan membeli saham dengan bobot yang tinggi. Itu sebabnya saham UNVR dan HMSP yang sepertinya menjadi korban aksi jual mereka.
Karena meskipun masih berupa rencana, dan kalaupun jadi baru akan diaplikasikan bulan Februari 2019 nanti, namum karena ini berhubungan dengan keamanan kerja dan karir para manajer investasi tersebut, tidak heran kepanikan sudah dimulai sejak awal wacana tersebut dikeluarkan.
Pertanyaannya ketika para pemain besar panik dan mau jualan, siapa membeli ?! Investor ritel tentunya, dan hal itulah yang terjadi pada perdagangan hari Jumat lalu. Dengan menggunakan Analisa Bandarmologi sederhana kita bisa melihat konfirmasi dari apa yang kami katakan di atas dari broker summary saham UNVR dan HMSP di bawah.
Bisa terlihat dengan jelas bahwa pra broker-broker raksasa kompak jualan kedua saham ini, sementara ada satu broker yang menjadi top buyer di kedua saham tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah broker YP, yang notabene adalah broker dengan jumlah investor ritel aktif paling besar di Indonesia. Tiga broker ritel lainnya yang juga sering kami highlight, PD, NI dan KK juga kompak melakukan pembelian.
Jadi sebenarnya tanpa tahu berita pun kita bisa melihat bahwa kedua saham ini sedang dalam bahaya penurunan karena Bandar fokus jualan, dan ritel fokus belanja. Karena pada akhirnya ‘faktor bandarmologi’ lah yang membuat harga saham ini bergerak, bukan fundamental atau prospect perusahaan.
Jika melihat dari sudut pandang bandarmologi ada beberapa point yang menarik dibahas di kedua saham ini antara lain :
- Secara Bandarmologi bisa dilihat bahwa ada distribusi besar-besaran di kedua saham ini dalam kejatuhan harga kedua saham ini pada hari Jumat. Jika dihitung menggunakan metode analisa bandarmologi yang kami ciptakan, distribusi di UNVR sedikit lebih besar daripada HMSP, meskipun di waktu yang sama penurunan harga HMSP lebih besar.
- Jika menggunakan sistem Foreign Flow Pro, partisipasi investor asing di UNVR sebesar 42%, sementara di UNSP sebesar 25%. Jadi bisa kita simpulkan saham UNVR dibandari oleh Investor Asing, sementara HMSP dibandari Lokal.
- Meskipun demikian dalam kejatuhan harga kedua saham ini kemarin, yang melakukan aksi jual besar-besaran mayoritas investor raksasa dari dalam negeri. Sementara yang membeli mayoritas investor ritel lokal seperti kita.
Jadi bisa dikatakan meskipun harga sahamnya sudah cukup terkoreksi, dari sudut pandang bandarmologi kedua saham ini masih kurang baik. Di sisi lain efek dari keluarnya para Manajer Investasi Lokal dari kedua saham ini bisa juga memberikan efek positif untuk saham-saham lain yang kedepannya akan memiliki bobot lebih tinggi.
Jadi saran yang bisa kami berikan bagi rekan-rekan yang nyangkut di saham ini, atau berencana membeli saham karena alasan Analisa Fundamental dan propect cerah kedua perusahaan ini di masa yang akan datang. Sebaiknya tanya dulu diri anda sendiri. Apakah anda tipe trader atau investor yang seperti Lo Kheng Hong, yang siap menunggu dalam jangka waktu yang lama bahkan bertahun-tahun ? Apakah anda siap terus melakukan pembelian seandainya harga saham ini masih terus bergerak turun dalam beberapa waktu kedepan ?
Karena pada akhirnya hanya investor yang seperti itulah yang sukses menggunakan analisa fundamental, jika anda bukan termasuk kategori trader atau investor seperti itu. Saran kami sebaiknya anda fokus ke analisa bandarmologi saja, karena aksi merekalah yang menentukan pergerakan harga saham ini kedepan.
Dalam artikel ini kita sama-sama belajar bahwa pergerakan pemain besarlah yang menyebabkan pergerakan harga saham, dan bukan fundamentalnya. Karena pada akhirnya sebaik apa pun fundamental satu perusahaan, setiap kali ada yang membeli sahamnya, harus ada yang jual juga. Jadi pergerakan harga saham bukan tentang baik atau buruknya perusahaan, tapi lebih tentang siapa yang beli dan siapa yang jual. Itulah fokus dari analisa bandarmologi, karena sudah terbukti perusahaan sebaik UNVR dan HMSP pun akan tumbang juga, kalau yang jual FUND MANAGER dan yang beli Investor Ritel.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
7 comments
Saya adalah pembaca setia creative trader. Perspektif foreign flow dan bandarmology adalah yg terbaik.
Ga juga bro.. icbp, tpia itu juga free float dikit. Lagian fund manager dana kelolaaan itu ga hanya asing, jawara2 fund manager kayak sucor, simas itu lokal bro.
Terima kasih respondnya Pak Willy
Berikut saya lampirkan ulasan dari CNBC yang membahas mengenai Free Float dan efeknya terhadap Indeks (UNVR dan HMSP yang terbesar) dan kedua saham ini juga banyak dipegang oleh para fund manager lokal (bisa dilihat di portfolio hampir semua reksadana besar, pasti ada kedua saham ini. Hal yang sama tidak berlaku di ICBP apalagi TPIA).
Dalam artikel ini juga kami membahas kalau yang banyak jualan adalah Fund Manager lokal. Berikut salah satu statement yang kami berikan :
“Meskipun demikian dalam kejatuhan harga kedua saham ini kemarin, yang melakukan aksi jual besar-besaran mayoritas investor raksasa dari dalam negeri. Sementara yang membeli mayoritas investor ritel lokal seperti kita.”
Jadi kami sama sekali tidak mengatakan yang jualan adalah fund manager asing, karena dari sistem Foreign Flow sudah terlihat jelas tidak ada aksi jual asing yang signifikan di kedua saham ini hari Jumat kemarin.
——————————–
Sementara, berikut lima saham yang akan mengalami penyusutan bobot terbesar di dalam indeks LQ45: (Source CNBC)
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan free float market cap Rp 33,24 triliun dan bobot turun 8,6% menjadi 2,3%
PT Unilever Ybk (UNVR) dengan free float market cap Rp 48,38 triiun dan bobot turun 4,7% menjadi 3,3%
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan free float market cap Rp 36,10 triliun dan bobot turun 1,3% menjadi 2,5%
PT Indofood CBP Tbk (ICBP) dengan free float market cap Rp 19,86 triliun dan bobot turun 1,2% menjadi 1,4%
PT Barito Pasific Tbk (BRPT) dengan free float market cap Rp 6,79 triliun dan bobot turun 0,3% menjadi 0,5%
Regards
Pak Argha, saya membaca statement di artikel CTS, sbb : …..“Meskipun demikian dalam kejatuhan harga kedua saham ini kemarin, yang melakukan aksi jual besar-besaran mayoritas investor raksasa dari dalam negeri…..
Yang saya blm faham, di UNVR FF partisipasi asingnya sampai 43%, apakah jika dikaitkan dgn statement di atas, bhw yg menjual besar-besaran saat ini adalah mayoritas investor raksasa dari dalam negeri, berarti asing yang tingkat partisipasinya 43% tsb belum terlihat jualan ? yang jualan baru BD lokal saja yg dibaliknya ada Fund Manager ? ataukah investor raksasa dalam negeri tsb mereka memakai “baju asing” ?
Kalau yg jualan masih BD lokal, seolah2 apakah “masih ada harapan” bahwa asing murni kan belum tentu ikut jualan, masih bisa menahan harga UNVR agar tidak terpuruk lebih dalam lagi ?
Terima kasih.
Betul Pak Iwan, partisipasi ssing di saham UNVR memang sebesar 43% namun indikator partisipasi asing adalah rata-rata partisipasi aisng 100 hari terakhir, dan jika bapak rubah indikatornya di sistem bapak ke 1 hari, maka bapak akan mendapati partisipasi asing pada perdagnagna hari Rabu hanya sebesar 13%.
Hal itu mengkonfirmasi kalau investor asing memang tidak banyak bergerak pada hari Jumat lalu, dan yang banyak jualan adalah para investor raksasa dalam negeri, seperti kami bahas dalam artikel ini.
Saya pribadi melihat untuk UNVR bahwa koreksinya kemungkinan jauh lebih kecil daripada HMSP, karena faktor partisipasi asing tersebut.
Regards
Analisa bandarmologi 1-Day Broker Summary seperti itu bagi saya kurang tepat dikarenakan terlalu byk bandar besar yg berkepentingan di 2 saham diatas. Sekali lg 1 Day only lohh. Bagi saya efek penurunan yg lalu itu hanya Temporary Shock Action.
Setuju sekali Pak Richard
Tujuan srtikel di ini memang hanya membahas apa yang terjadi pada penurunan hari Jumat saja dari sudut pandang Bandarmologi, yang merupakan reaksi para pemain besar dari efek kebijakan free float yang menyababkan kejatuhan harga kedua saham ini. Itu sebabnya dalam artikel tersebut kami tidak memberikan prediksi pergerakan kedua saham ini kedepan, karena kami tahu kami tidak membahas analisa mendalam mengenai pergerakan bandar dalam beberapa waktu kebelakang, yang akan berdampak pada pergerkaan kedua saham ini beberapa waktu kedepan.
Itu sebabnya dalam kalimat penutup kami mengatakan :
‘Saran kami sebaiknya anda fokus ke analisa bandarmologi saja, karena aksi merekalah yang menentukan pergerakan harga saham ini kedepan.’
Artinya meminta teman-teman investor menganalisa lagi secara lebih dalam pergerakan saham ini dari sisi bandarmologi atau foreign flow, karena pergerakan tersebutlah yang akan mempengaruhi pergerakan saham ini kedepan. Kurang lebih seperti yang bapak Richard lakukan saat ini.
Salam