Hasil Paparan Publik yang dirilis manajemen BUMI pada tanggal 23 FEBRUARI 2017
Berdasarkan paparan publik BUMI yang diadakan kemarin siang, disebutkan bahwa cadangan batubara BUMI mencapai 16 miliar ton dengan rincian tambang Arutmin sebesar 4 miliar ton dan Kaltim Prima Coal sebesar 12 miliar ton. Dengan produksi tahunan sebesar 86.4 juta ton maka usia tambang BUMI mencapai 58 tahun atau cadangan batubara BUMI baru habis 58 tahun lagi dengan produksi 86.4 juta ton.
Stripping Cost BUMI turun menjadi 6.9x yang berarti BUMI memproduksi 1 batubara setelah mengambil 6.9 tanah. Dengan Stripping Cost sebesar itu, Cash Cost atau biaya produksi dalam kas BUMI adalah sebesar USD27 per ton. Tentunya dengan harga jual di atas USD30 per ton saja BUMI sudah mendapatkan keuntungan. Harga penjualan rata – rata batubara BUMI di 2016 adalah sebesar USD42.1 per ton namun seiring dengan kenaikan harga batubara Newcastle, diperkirakan harga jual rata – rata batubara BUMI di 2017 akan mencapai USD56.7 per ton. BUMI mulai mencatat laba bersih sebesar USD108 juta dari rugi bersih sebesar USD2.1 juta
BUMI mencatat penjualan batubara di 2016 sebesar 88 juta ton, naik 11% YoY dan diperkirakan penjualan batubara BUMI di 2017 masih akan naik seiring dengan China memangkas produksi batubara lokal dan China berpotensi meningkatkan impor batubara. Seiring dengan selesainya permasalahan hutang BUMI dan membaiknya sektor batubara, kondisi fundamental BUMI secara emiten berpotensi membaik
View Creative Trader terhadap paparan publik kemarin :
Aksi Profit Taking BANDAR di saham BUMI sepanjang bulan Februari terlihat bejalan dengan baik, karena berhasil dilakukan di average harga tinggi dan dalam jumlah yang besar, estimasi kami jumlah barang yang dijual di bulan Februari lebih besar dari akumulasi yang kami bahas sepanjang bulan Januari.
Namun dalam beberapa hari terakhir kami tidak melihat ada aksi distribusi yang signifikan, di balik gejolak harga saham BUMI, indikasi berakhirnya aksi jual bandar ini bisa berarti 2 hal:
Pertama, karena turunnya minat beli investor ritel dalam 1 minggu terakhir, seperti kita lihat di berbagai media sosial, anak-anak perusahaan Bakrie lainnya terlihat jauh lebih banyak diperhatikan daripada BUMI sendiri. Dalam kondisi ini jika BANDAR ingin melanjutkan aksi jualnya, maka minat beli ritel terhadap saham BUMI harus kembali ditingkatkan. Paparan Publik BUMI kemarin, kemungkinan salah satu upaya untuk meyakinkan investor ritel untuk membeli saham ini.
Jika melihat detail berita di atas, kita mendapati tidak ada berita baru yang dikeluarkan, berita yang kurang lebih sama, sudah banyak dibahas para analis dalam beberapa bulan terakhir, dari sudut pandang bandarmologi, Bandar kemungkinan sudah mengetahui berita tersebut lebih lama lagi, jadi kemungkinan berita tersebut hanya dirilis untuk Bandar kembali jualan tetap terbuka.
Kemungkinan Kedua, terlepas dari berita yang dirilis bukanlah berita yang baru, kami menyadari bahwa berita tersebut jelas merupakan berita positif untuk BUMI, dengan adanya konversi hutang yang akan meringangkan beban bunga hutang perusahaan, dan naiknya harga batubara yang akan meningkatkan penjualan, maka jelas dari sudut pandang fundamental kondisi keuangan BUMI akan jauh lebih membaik kedepan.
Namun kita juga ketahui, terlepas dari berita baik tersebut kita tidak bisa langsung menasumsikan harga BUMI saat ini sudah murah di harga 360, ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung harga wajar sebuah emiten dari sudut pandang fundamental.
Baca juga : Bukti Kehebatan Bandar Bakrie Menjebak Ritel
Dan BANDAR menganggap harga BUMI masih relatif murah di harga 360, dan mereka masih yakin dapat menarik para pembeli besar untuk membeli saham ini di harga 500an ke atas, maka aksi profit taking sepanjang bulan Januari ini bisa dijadikan sarana BANDAR untuk kembali mengumpulkan dana untuk mengerek harga BUMI dalam beberapa bulan kedepan ke level tertinggi barunya. Jika skenario ini yang terjadi, potensi BUMI bergerak naik ke atas 500an jelas terbuka lebar. Tentunya sebelum itu terjadi kita harus melihat adanya aksi AKUMULASI/BUYBACK BANDAR terlebih dahulu, dan dari yang kami pelajari, aksi buyback seperti ini biasanya berlangsung dengan cepat, disertai kenaikan harga yang signifikan dan akumulasi yang besar.
Sejauh ini kami masih 50-50 terhadap opsi mana yang lebih berpeluang, namun satu hal yang ingin kami tekankan sekali lagi, dari sudut pandang Bandarmologi, BUMI adalah saham terbaik di Group Bakrie sampai saat ini.
Bagaimana pendapat anda ? Apakah opsi pertama yang akan terjadi, dan BUMI akan terus di distribusi BANDAR dan harga akan turun ke 200an, ataukah aksi ini justru merupakan langkah Bandar untuk mengumpulkan CASH untuk mengerek BUMI ke level harga tertinggi barunya di tahun ini ?
Masukan pendapat anda pada voting di bawah : (klik disini jika form tidak muncul)
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market