
Pilpres dan Pileg sudah selesai, kita semua tahu hasilnya, jika mengacu pada hasil quick count, pasangan Jokowi – Amin berhasil memperoleh 55% suara mengalahkan pasangan Prabowo – Sandi. Mayoritas pelaku pasar dan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri percaya terhadap hasil quick count tersebut. Para pendukung pasangan 01 dan sebagian pendukung pasangan 02 juga sudah meyakini kalau hasil quick count akan mencerminkan hasil dari real count yang baru akan dirilis KPU tanggal 22 Mei nanti.
Namun kita juga tahu Prabowo juga memiliki sejumlah pendukung garis keras yang akan percaya apa pun yang Prabowo katakan, bagi kalangan tersebut semua yang tidak sesuai dengan perkataan Prabowo akan dianggap salah, jahat dan sesat.
Dan kalau sekarang Prabowo bisa membuat percaya pendukungnya, kalau lembaga survey tidak netral, dan mendukung pasangan 01. Metode yang sama bisa dugunakan, untuk mengatakan KPU juga tidak netral, pasca pengumuman 22 Mei nanti. Dan tentunya banyak pendukung Prabowo yang akan percaya apa pun yang Prabowo katakan. Jika dinyatakan kalah oleh KPU, Prabowo bisa saja memutuskan untuk menggerakan massanya untuk turun ke jalan, atau extremenya beliau mengadakan pemberontakan kepada pemerintah.
Di sisi lain Jokowi sejauh ini sepertinya tidak bisa berbuat banyak menghadapi aksi Prabowo ini, karena pada akhirnya keputusan KPU baru akan keluar tanggal 22 Mei nanti, dan Jokowi juga saat ini menjabat sebagai Presiden negara ini, dan memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketenangan negara ini. Karena jika beliau juga meng-claim kemenangan maka berpotensi membuat kondisi makin panas.
IHSG sendiri terlihat merespon negatif kondisi saat ini, setelah sempat dibuka naik signifikan di awal perdagangan hari Kamis, IHSG terus bergerak turun setelahnya, dan saat ini sudah berada di bawah level sebelum Pilpres 17 April lalu.
Kondisi seperti ini juga pernah terjadi 5 tahun yang lalu, dimana Prabowo juga memutuskan untuk mendeklarasikan kemenangannya terlepas hasil quick count, dan kami juga sempat membahas mengenai potensi kembali terjadi dalam artikel yang kami tulis 2 minggu sebelum Pilpres ini.
Lalu sebagai investor apakah yang harus kita lakukan ? Apakah ‘bahaya’ yang besar siap menunggu lagi di masa yang akan datang ? Atau justru ini adalah momentum yang bisa kita manfaatkan sebelum keluarnya keputusan KPU tanggal 22 Mei lalu ?
Setelah mempelajari apa yang terjadi 5 tahun lalu, dan menganalisa kondisi actual, kami melihat ada banyak hal yang bisa kami share kepada rekan-rekan sekalian. Itu sebabnya MINGGU INI kami akan mengadakan Gathering Online yang akan membahas mengenai : STRATEGI TRADING MENGHADAPI PRABOWO EFFECT II
Namun karena kami melihat ada banyak informasi yang ‘confidential’ dan tidak bisa di share ke publik, maka gathering kali ini hanya terbuka untuk Alumni Workshop Bandarmologi dan Foreign Flow.
Gathering ini akan diadakan secara ONLINE dan bisa diikuti secara FREE oleh semua Alumni Workshop Bandarmologi dan Foreign Flow.
Waktu pelaksanaan : Rabu, 24 April 2019, 19.30 WIB
Materi yang akan dibahas dalam Gathering Online ini adalah :
- Pembahasan mendalam mengenai Prabowo Effect yang terjadi 5 tahun yang lalu, dan efeknya untuk IHSG
- Predikisi perkembangan Politik dalam 1 bulan kedepan, dan bagaimana IHSG akan meresponnya
- Strategi Investor Ritel untuk memanfaatkan kondisi saat ini
- Saham-Saham Pilihan untuk 1 bulan kedepan dari sudut pandang Bandarmologi dan Foreign Flow.
Bagi rekan-rekan Alumni yang berminat mengikuti cara ini, bisa mendaftarkan diri anda pada Form di bawah :
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God