Di akhir minggu lalu ITMG melaporkan kepada BEI bahwa perusahaan akan melaksanakan Program buyback yang akan dilaksanakan selama 3 bulan dari hari Jumat lalu 26 Feb sampai 25 Mei 2016, jumlah dana yang dialokasikan untuk aksi buyback ini sebesar 1.3 Triliyun atau sebanyak 112.992.500 lembar saham.
Berita ini membuat saham ITMG naik signifikan 2 hari terakhir, pada penutupan hari Kamis lalu ITMG ditutup di level 5.400 dan pada sesi satu tadi harga ITMG sempat mencapai 7.750 hanya dalam 2 hari perdagangan.
EFEK DARI AKSI BUYBACK
Jika kita melihat ke masa lalu aksi buyback umumnya membuat harga suatu saham naik, hal ini sangat logis karena masuknya dana segar ke suatu saham tertentu dalam jumlah yang besar umumnya akan mengerek naik suatu saham apalagi jumlahnya hanya 1.3 Triliyun. Namun menurut sepengetahuan di Indonesi aksi buyback umumnya diumumkan setelah aksinya selesai dilakukan, dan bukan sebelum seperti yang terjadi di ITMG.
Jadi umumnya emiten tidak memberitakan bahwa mereka akan melakukan pembelian sebesar 1.6 T, dengan sekuritas Danareksa dari tanggal 26 Feb sampai 25 Mei 2016 sebelum aksi tersebut dilakukan, supaya aksi tersebut dapat berjalan lancar dan harga bisa naik dengan pergerakan yang lebih alami.
Fakta bahwa ITMG memutuskan untuk memberitakan seluruh strateginya di awal memang sedikit aneh.
SUDAH DIANTISIPASI ASING
Aksi koorporasi ini sepertinya sudah diantisipasi asing sebelumnya, sejak tanggal 22 Januari lalu, Investor asing terlihat secara konsisten mengakumulasi saham ini, seperti terlihat dalam grafik di atas aksi pembelian asing yang terjadi membuat Foreign Flow Indicator ITMG signifikan sekitar 1 bulan menjelang dirilisnya rencana buyback yang dilakukan oleh Emiten minggu lalu.
Jadi kami memprediksi Investor Asing memang sudah ‘mengetahui’ rencana buyback ini paling tidak sebulan sebelum beritanya secara resmi dilaporkan ke bursa minggu lalu. Jika dilihat dari data KSEI per akhir Januari lalu, memang kepemilikan asing di ITMG memang mecapai 78% sehingga memang wajar jika mereka mengetahui berita ini jauh sebelum beritanya keluar.
ASING LANGSUNG PROFIT TAKING
Menariknya pasca diumumkannya rencana tersebut asing langsung melakukan profit taking di saham ini, tecatat akumulasi asing di saham ITMG sejak tanggal 22 Agustus lalu ada di Average 5.255 dengan total akumulasi sebesar 93 ribu lot.
Pasca keluarnya berita buyback sampai penutupan kemarin asing sudah menjual kembali saham yang dimilikinya sebesar 22 ribu lot dengan average penjualan di kisaran 7.067 , profit yang mencapai 34%.
Dari sudut pandang bandarmologi kondisinya tidak lebih baik dalam dalam perdagangan kemarin dua broker investor ritel terbesar di Indonesia YP (Daewoo Sec) dan PD (Indopremier) tercatat masuk dalam posisi 3 besar top buyer saham ini. Artinya sejauh ini hanya investor ritel yang terbawa euforia berita sementara investor institusi (bandar) terlihat justru ramai-ramai berjualan.
Average pembelian investor ritel juga cukup tinggi di kisaran 7.100an tidak jauh dengan rata-rata profit taking yang dilakukan investor asing dua hari terakhir. Selain itu broker Danareksa yang tampak dipertintahkan untuk melakukan aksi buyback dan dibekali dana 1.6 T tampak belum banyak bergerak.
Kemarin melalui LINE OFFICIAL, kami sempat memperingatkan kalau ITMG dalam posisi yang rawan koreksi jangka pendek melihat besarnya distribusi bandar yang terjadi kamarin, pada saat pesannya kami kirim ITMG masih dalam posisi +10% dan akhirnya ditutup turun cukup besar setelahnya.
Untuk jangka pendek kami menyarankan untuk lebih berhati-hati di saham ini, di pasar modal memang tidak ada yang pasti, dan terkadang kerita ada berita yang pasti sepertinya berita buyback ini umumnya banyak jebakan bandar di dalamnya.
Untuk sementara rekomendasi kami masih NETRAL di saham ini di harga 7000, sambil menunggu adanya indikasi dimulainya aksi buyback yang dapat terlihat dari besarnya akumulasi secara bandarmologi.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market