Berita penguatan rupiah menghiasi seluruh pemberitaan media beberapa hari terakhir, seminggu yang lalu rupiah masih berada di kisaran 14.700an per dollar Amerika dan hanya dalam waktu 6 hari menguat sampai ke level 13.300an. Namun dari berbagai pemberitaan tidak banyak yang bisa menjelaskan mengapa rupiah bisa menguat secepat itu ?
Tidak ada berita yang luar biasa yang keluar dalam beberapa hari terakhir yang dapat menjelaskan mengapa rupiah bisa menguat secepat itu terhadap dollar Amerika, seperti kita lihat dalam grafik di atas kejatuhan dollar terhadap mata uang kita memang sangatlah luar biasa, kejadian yang tidak pernah terjadi paling tidak dalam 5 tahun terakhir. Fakta bahwa penguatan yang terjadi bersifat searah dimana pelemahan dollar hanya terjadi pada rupiah dan tidak terjadi pada mata uang utama dunia lainnya membuat kita bisa meyakini faktor penyebab penguatan rupiah berasal dari dalam negeri.
Namun apa yang mendorong penguatan rupiah tersebut masih merupakan tanda tanya, berikut ini beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab penguatan rupiah :
- Paket Kebijakan Ekonomi, semula market mengharapkan ada sesuatu yang luar biasa dari pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi III, namun setelah diumumkan tadi malam sepertinya tidak ada sesuatu yang istimewa dari kebijakan tersebut, tidak ada yang dapat menjelaskan penguatan drastis dari rupiah.
- Data Ekonomi Membaik, sejauh ini belum ada data ekonomi yang cukup mengejutkan yang dapat mendorong penguatan rupiah.
- Intervensi Bank Indonesia, jika benar penguatan rupiah disebabkan oleh faktor intervensi Bank Indonesia, hal ini justru semakin mengkonfirmasi kurang baiknya kinerja BI dalam menjaga nilai tukar. Tugas Bank Central adalah menjaga stabilitas mata uang, jadi meskipun intervensi dilakukan, tujuannya untuk menjaga stabilitas. Hal ini berbeda dengan penguatan rupiah beberapa hari terakhir yang sama sekali tidak mendatangkan kestabilan karena volatilitasnya yang sangat tinggi dan justru membuat semakin banyak spekulan.
- Right Issue Sampoerna, berita ini masuknya dana asing untuk right issue Sampoerna memang masuk akal, namun berita right issue itu sendiri sudah keluar sejak bulan Agustus lalu, jadi meskipun secara logika berita ini cukup masuk akal, namun kemungkinan beritanya hanya dihubung-hubungkan dengan kondisi aktual juga terbuka.
- Spekulan Rupiah, dalam pasar financial pergerakan yang di luar kebiasaan umumnya disebabkan oleh berita yang luar biasa, yang menyebabkan pasar menjadi panik atau super optimis. Jika tidak ada berita yang dapat menjelaskan suatu pergerakan yang luar biasa market biasa beranggapan bahwa kenaikan yang terjadi disebabkan oleh aksi spekulan. Masuknya spekulan adalah hal terakhir yang dibutuhkan oleh Indonesia dalam masa krisis ini. Karena aksi spekulan umumnya tidak dapat diprediksi dan tidak bergerak karena adanya berita fundamental, dengan kata lain saat ini mungkin spekulan mungkin sedang mengangkat nilai rupiah, tapi tidak mustahil streateginya berubah 180 derajat dalam beberapa hari kedepan.
Baca Juga : Kenaikan IHSG dari 3 Sudut Pandang
Masuknya spekulan ke dalam pasar mata uang Indonesia masih merupakan asumsi, namun jika benar kita harus sangat berhati-hati. Sebagian dari kita tentu masih ingat aksi spekulan mata uang yang mengacaukan ekonomi di Asia Tenggara tahun 1997 lalu.
Pergerakan IHSG sendiri kemungukan masih dapat terpengaruh dengan euforia penguatan rupiah, namun resiko IHSG akan semakin besar karena secara Technical dan Foreign Flow IHSG sudah seharunya mengalami koreksi jangka pendek. Secara Technical USD saat hari ini (Jumat 9 Okt 2015) sudah mendekati level psikologisnya di kisaran 13.300 adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan menakutkan jika rupiah terus menguat dan menembus level tersebut dalam waktu dekat.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market