Pada posting terakhir kami mengenai IHSG hari Rabu lalu kami memprediksi IHSG akan mencapai target di 4.900 dalam waktu dekat, pada saat itu IHSG baru saja berhasil menutup gapnya di di 4.780. Besarnya inflow yang masuk ke bursa kita dalam beberapa hari terakhir menjadi alasan utama mengapa kami begitu optimis IHSG akan segera berbalik arah minggu lalu.
Loncatan pada IHSG yang terjadi kemarin kembali membuktikan bahwa analisa aliran dana asing adalah metode terbaik untuk menganalisa IHSG, seperti kita lihat dalam grafik di atas IHSG saat ini sudah berada di level tertingginya dalam 8 bulan terakhir. Baiknya kondisi IHSG sacara Foreign Flow juga didukung oleh kondisi market yang semakin kondusif dalam beberapa minggu terakhir.
Di dalam negeri minggu in, Bank Indonesia akan mengumumkan BI Rate. Dengan inflasi yang terkendali, Bank Indonesia diharapkan untuk kembali menurunkan BI Rate selain itu pemerintah juga diisukan akan segera mengumumkan Paket Kebijakan XI.
Dari luar negeri kita juga dapat melihat banyak indikasi positif dari intermarket :
Pola pergerakan Dow Jones dalam 2 bulan terakhir terlihat sangat baik, dan secara technical trend bullish yang sedang terjadi berpotensi terus berlanjut dalam 1- 2 bulan kedepan. Beberapa pihak khawatir The Fed akan menaikan suku bunga di menyusul akan dilaksanakannya rapat FOMC tanggal 15-16 Maret ini, namun jika mempelajari korelasi pergerakan Dow Jones dan keputusan The Fed beberapa tahun terakhir kami melihat kemungkinannya sangat kecil The Fed akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Setelah rally cukup lama harga OIL tampaknya sudah semakin mendekat level resisten yang cukup kuat di $38 dan $40 per barrel, jadi memang cukup wajar harga oil untuk sementara bergerak sideways atau mengalami koreksi karena trend kenaikan yang terjadi sebulan terakhir sudah dimulai sejak oil berada di level $26 artinya harga minyak dunia sudah naik lebih dari 40% dalam 1 bulan terakhir.
Beberapa berita negatif memang mulai bermunculan, namun menurut kami selama harga oil bertahan di atas level $35 per barrel kita tidak perlu khawatir akan sentimen negatif yang muncul dari pergerakan harga OIL
Trend penguatan rupiah terhadap Dollar Amerika terus berlangsung sepanjang tahun ini dan berhasil membentuk trend yang sangat kuat. Saat ini rupiah berada di kisaran level psikologisnya di 13.000, jika BI rate tidak kembali diturunkan kemungkinan minggu ini rupiah sanggup berada di bawah level 13.000
Untuk IHSG yang dalam beberapa bulan terakhir sudah tidak terlalu peduli pergerakan rupiah, sentimen penurunan suku bunga akan lebih memberikan pengaruh positif dibandingkan dengan penguatan rupiah.
KESIMPULAN
Kesimpulannya, kondisi saat ini masih cukup kondusif dan kemungkinan investor asing untuk kembali berbalik arah dan melakukan aksi jual cukup kecil. Sayangnya untuk jangka pendek loncatan IHSG kemarin bukan hanya meninggalkan gap, tetapi juga tidak disertai dengan inflow yang signifikan. Jadi kami tidak terlalu optimis setelah mencapai targetnya di 4.900 nanti IHSG akan sanggup melanjukan kenaikannya ke level 5.000 dalam waktu dekat.
Jadi skenario yang menurut kami paling ideal adalah IHSG bergerak di level 4.800 – 4.900 dulu sepanjang minggu ini mungkin pergerakannya akan naik turun dan sesekali IHSG berhasi menembus level 4.900, namun potensi kenaikan IHSG akan sangat terbatas ketika IHSG sudah berada di atas level 4.900
Secara Foreign Flow menurut pendapat kami dibutuhkan inflow paling tidak 2 Triliyun lagi sebelum IHSG mencoba menembus resisten kuat di 5.000, jadi untuk sementara kemungkinan pergerakan IHSG akan disertai beberapa rotasi sektoral, sambil IHSG mengumpulkan tenaganya (inflow dana asing) untuk kembali ke level 5.000an
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market