Rangkaian demostrasi sudah berakhir, kondisi dalam negeri sudah kembali tenang, namun IHSG justru sempat turun ke bawah 6.000, kondisi ini semakin memperkuat asumsi kalau apa yang sedang terjadi di IHSG saat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Demostrasi Mahasiswa, buruh, dll.
Kejatuhan IHSG seminggu terakhir semakin membuka fakta akan masalah sesungguhnya yang dihadapi IHSG saat ini, yaitu semakin terbatasnya kekuatan investor dalam negeri, dalam menampung aksi jual yang selama hampir 3 bulan terakhir terus dilakukan oleh investor asing.
Berakhirnya rangkaian Demostrasi memang berhasil mengurangi kekhawatiran di kalangan investor lokal akan kondisi dalam negeri, ditambah lagi para mahasiswa dan buruh sudah bisa kembali trading dan membantu para investor lokal lainnya untuk menahan kejatuhan IHSG dengan melakukan pembelian di saham-saham yang dijual asing.
Namun sayangnya fakta seminggu terakhir menunjukan bahwa semua itu tidaklah cukup, karena pada akhirnya kalau jumlah Cash yang dimiliki para investor lokal sudah semakin menipis, meskipun kondisi dalam negeri semakin kondusif dan kekhawatiran investor lokal mereda, tetap saja para investor lokal tidak bisa menahan kejatuhan IHSG dari aksi jual asing, karena uangnya sudah hampir habis.
Jika anda melihat dengan sudut pandang seperti yang kami ungkapkan di atas, maka anda tentunya sadar bahwa saat ini IHSG dalam kondisi yang cukup ‘genting’.
Memang benar sangat sulit bagi kita menghitung berapa jumlah cash yang masih dipegang para investor lokal saat ini, karena memang data tersebut adalah data rahasia yang hanya diketahui oleh masing-masing investor. Namun mengingat sejak buan Juli saja investor asing sudah berhasil menjual sahamnya ke investor lokal sebesar 20 Triliun maka cukup wajar kalau dana yang saat ini masih dipegang oleh investor lokal sudah semakin menipis.
Kalau kita melihat semangat dan komentar-komentar para trader di sosial media, kita juga menyadari bisa menyadari bahwa jumlah trader yang masih trading saat ini sudah berkurang cukup signifikan dibanding 1 bulan lalu, hal ini kemungkinan karena mayoritas dari mereka tidak sempat menyelamatkan diri ketika muncul tanda bahaya beberapa bulan lalu, dan saat ini sudah dalam kondisi nyangkut dan pasrah.
Menariknya kalau kita lihat dari sisi satu lagi, kita tahu investor asing terus jualan hampir sepanjang tahun 2019 ini, namun meskipun kepemilikan Investor Asing memang terus turun, namun dari data KSEI di akhir bulan September 2019 menunjukan bahwa sampai saat ini nilai kepemilikan investor asing di seluruh saham beredar di Indonesia masih ada di level 50,6%.
Artinya jumlah saham yang Investor Asing miliki masih sangat banyak, dan tidak sulit untuk mereka menjual 1-2% lagi dari saham yang mereka miliki demi menjatuhkan IHSG lebih dalam lagi dan mendatangkan kepanikan di kalangan investor lokal.
Memang benar kepemilikan Investor Asing yang masih begitu besar juga berarti tidak mungkin Investor Asing akan menghancurkan nilai asset mereka sendiri, karena mereka juga yang akan dirugikan jika IHSG hancur. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil kalau mereka menjatuhkan IHSG demi mendatangkan kepanikan di kalangan investor lokal, karena investor lokal yang panik (dan kehabisan uang) umumnya akan terdorong untuk melakukan cut loss di harga murah, dan bagi investor asing kondisi itulah yang paling menguntungkan bagi mereka saat ini.
Karena setelah mereka berhasil jualan di harga tinggi, tidak ada yang lebih ‘menyenangkan’ bagi mereka selain bisa belanja lagi di harga yang jauh lebih murah, dan kondisi itu hanya akan mungkin terjadi jika investor lokalnya panik. Karena pada akhirnya jika investor asing akumulasi lagi, itu artinya investor lokal bersedia menjual sahamnya ke mereka.
Lalu pertanyaanya sekarang, kalau investor lokal benar-benar sudah kehabisan modal, dan investor asing masih punya 50% kepemilikan di IHSG, kenapa sampai sekarang Asing belum juga membanting IHSG untuk mendatangkan kepanikan di IHSG ?
Karena kalau kita melihat kondisi terakhir di market, harusnya cukup investor asing jualan 3-4 Triliun saja dalam 2-3 hari harusnya IHSG sudah bisa terkoreksi sekitar 5%, dan faktanya data KSEI menunjukan bahwa nilai kepemilikan asing di akhir bulan September masih senilai 1.868 Triliun.
Jawaban pertanyaan ini kemungkinan berhubungan dengan kondisi kritis selanjutnya yang juga sedang di hadapi oleh IHSG, dan market seluruh dunia. Kita tahu kalau saat ini banyak negara di Dunia sudah mulai jatuh ke dalam fase resesi, namun di sisi lain bursa saham dunia terlihat masih baik-baik saja sejauh ini. Kondisi ini cukup mirip dengan apa yang terjadi sebelum krisis 2008 lalu, dimana krisis subprime mortgage di Amerika Serikat sebenarnya sudah dalam kondisi sangat buruk beberapa bulan sebelum dimulainya kejatuhan bursa saham Amerika. Namun untuk beberapa bulan bursa saham tampak tidak merespon kondisi tersebut, jika kita menonton film documenter mengenai krisis 2008 tersebut, banyak ahli yang percaya bahwa market sengaja ditahan supaya para Big Player punya kesempatan untuk keluar lebih dulu dari market, baru setelahnya bursa saham ‘dibiarkan’ jatuh.
Kita memang tidak punya cukup data untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan para Big Player di Amerika Serikat dan bursa-bursa utama dunia lainnya, namun kita tahu kalau kondisi Ekonomi banyak negara besar di dunia sudah semakin memburuk, dan kita tahu kalau bursa-bursa saham dunia terlihat masih bergerak sideways dan belum banyak merespon kondisi tersebut. Dan kita juga tahu kalau investor asing sudah banyak keluar dari Bursa Saham Indonesia, dan IHSG masih cenderung ‘ditahan’ dari kejatuhan.
Artinya kalau IHSG benar-benar hanya ‘ditahan’ untuk menunggu konfirmasi kejatuhan indeks-indeks dunia lainnya, maka itu berarti penurunan IHSG saat ini bisa dikatakan baru permulaan, dan kita juga tahu kalau IHSG di banting di saat market-market dunia lain juga mengalami kejatuhan.
Jika itu terjadi maka kepanikan yang luar biasa akan terjadi di market, dan para investor lokal yang saat ini saja terlihat sudah kehabisan modal tentunya akan sangat panik, dan pada akhirnya investor asing kembali menjadi pihak yang paling diuntungkan dari kejatuhan IHSG tersebut. Sama seperti yang juga terjadi di IHSG di tahun 2008 lalu, dimana ketika IHSG jatuh Investor Asing berhasil memborong saham-saham unggulan yang dijual murah oleh para investor lokal yang panik.
Itulah sebabnya sejak bulan Agustus lalu, kami terus menerus mengingatkan para investor lokal untuk berhati-hati dan menyelamatkan modalnya untuk dikeluarkan dari market terlebih dahulu, dan jika anda termasuk investor yang mengikuti saran kami tersebut, maka kemungkinan anda sedang memegang cash dalam jumlah besar saat ini. Namun saran kami kita sebaiknya harus tetap berhati-hati karena meskipun IHSG sudah di level 6.000an, namun bisa saja ini baru awal dari krisis yang sebenarnya, seperti pembahasan kami di atas.
Jika anda tidak sempat keluar dari market beberapa bulan lalu, maka anda bisa berharap kondisi market dunia akan baik-baik saja kedepannya, karena jika kondisi dunia baik-baik saja, kalaupun asing memutuskan membanting IHSG, kejatuhan IHSG tersebut hanyalah berlaku sementara, dan di harga bawah asing akan kembali melakukan akumulasi dan IHSG bisa akan bangkit lagi setelah semua itu terjadi.
Untuk membahas lebih dalam mengenai kondisi terkini di IHSG, pada hari Senin, 14 Oktober 2019 jam 19.30 WIB kami akan mengadakan kembali acara Investor Gathering Online yang akan membahas Market Outlook Q4 : Benarkah IHSG sedang Bergerak Menuju Gerbang Resesi ?!
Dalam acara ini kami akan membahas mengenai prediksi IHSG kedepan, dan strategi ideal yang bisa dilakukan oleh para investor yang sudah selamat dari Kejatuhan IHSG karena berhasil keluar dari market sejak bulan Agustus lalu, juga strategi bagi mereka yang saat ini dalam kondisi nyangkut karena tidak sempat keluar ketika tanda bahaya bermunculan.
Acara ini terbuka untuk umum, dan akan diadakan dengan konsep Charity Gathering, dimana setiap peserta yang ingin mengikutinya diminta untuk memberikan donasi, dengan jumlah sesuai dengan kerelaan hati, dan seluruh donasi akan diberikan untuk lembaga kemanusiaan. Jika anda ingin bergabung, anda bisa mendaftarkan diri anda disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
5 comments
Saya termasuk pembaca yang ikut rekomendasi bapak, dan berhasil keluar sebelum market jatuh bulan Agustus lalu.
Sekarang sebenarnya sudah gatel mau belanja, cuma setelah baca artikel ini artinya lebih baik tunggu dulu ya pak ?!
Saya sudah full cash sejak bulan Juli. Menurut saya market akan rebound lagi mendekati akhir tahun karena efek window dressing.
Semoga aksi Investor Asingnya mendukung.
Terima kasih untuk CTS sudah memperingatkan akan datangnya bahaya CTS dari jauh-jauh hari.
Sukses Selalu
Waktu Online Gahtering bulan Agustus Pak Argha mengatakan kemungkinan IHSG jatuh jauh lebih besar daripada kemungkinan Market Dunia jatuh.
Sekarang IHSG sudah jatuh, apakah sekarang kemungkinan market dunia jatuh juga sudah sama besarnya ?!
Mohon pecerahannya…
Kita sebaiknya keluar dari market sambil menunggu dulu timing yang baik untuk masuk kembali yaitu saat Asing akumulasi
Ada kabar saat market Amerika sedagn turun, Mr Trump malah borong2 saham, apalagi kalau Mr. Market Maker kayak Mr. Soros beraksi lagi dengan modal jumbonya
tahun 2008 semua panik bos termasuk asing jadi bukan hanya asing yang memanfaatkan kesempatan tapi juga lokal yang penting punya ‘guts’ … pernah ngalamin 2008 saat ihsg ARB bbrp hari berturut 2?