Ini pemberat kenaikan kinerja keuangan saham kabel ?
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai profil singkat serta kinerja keuangan emiten-emiten kabel. Adapun seperti kita ketahui kinerja emiten kabel untuk 3 tahun terakhir cukup memuaskan, dimana terlihat ada pertumbuhan yang stabil dari masing-masing emiten.
Beberapa hari lalu kami bertanya pada beberapa investor mengenai prospek emiten-emiten kabel untuk tahun ini, dan rata-rata dari mereka kompak menjawab khawatir akan kenaikan harga tembaga yang sepanjang 2017 ini sudah tumbuh sebesar 16.63%, kenaikan harga tembaga ini dikhawatirkan akan menggerus margin laba perusahaan. Dari sini kami mulai melakukan riset mengenai breakdown harga pokok produksi perusahaan serta bagaimana strategi perusahaan menyikapinya kenaikan harga komoditas ini.
Breakdown Harga Pokok Produksi Emiten Kabel
Dari data diatas kita dapat melihat bahwa rata-rata dari semua emiten 80% HPPnya merupakan bahan baku, adapun bahan baku utama dalam produksi kabel ada tembaga dan aluminium. Sementara dari data yang kami dapat bahwa harga tembaga YTD telah bergerak naik sebesar 16.63% dan aluminium telah naik sebesar 20.29% . Mungkin hal ini yang dikhawatirkan mengenai kinerja emiten kabel tahun 2017, kenaikan harga komoditas yang ditakutkan akan menggerus marjin perusahaan.
Komoditas Naik Kinerja Perusahaan Pasti Turun ?
Berikut merupakan data pergerakan harga aluminium dan tembaga YTD, kita dapat melihat bahwa semenjak awal 2015 hingga 2017 ini harga kedua komoditas ini mengalami trend kenaikan hampir sebesar 30-35% dalam 2 tahun terakhir. Dari data kenaikan harga komoditas ini kami mulai melakukan riset mengenai bagaimana gross profit perusahaan dibandingkan dengan harga komoditas.
Aluminium dan Tembaga Dibandingkan Dengan Gross Profit
Grafik diatas merupakan update kinerja hingga semester 1 2017, sepanjang semester 1 ini kita dapat melihat bahwa ketika trend kenaikan harga aluminium dan tembaga belanjut naik gross profit margin emiten kabel kompak turun. Hal ini menandakan memang terdapat korelasi yang bertolak belakang antara kenaikan harga tembaga dan aluminium, dimana disaat harga aluminium dan tembaga naik beban pokok produksi perusahaan pasti akan ikut naik dan menggerus margin keuntungan perusahaan.
Perlu kita ketahui bahwa umumnya sebagian besar perusahaan kabel membeli bahan baku dari dalam negeri, namun harga acuan tetap memakai harga tembaga dan aluminium yang mana itu dalam USD.
Strategi Perusahaan
Berdasarkan data yang sudah dipaparkan kita dapat menyimpulkan bahwa secara langsung kenaikan harga tembaga dan aluminium memang mempengaruhi marjin keuntungan perusahaan. Namun yang jadi pertanyaannya adalah kenapa ada emtien yang marjinnya naik dan kenapa ada yang turun disaat harga komoditas utama sedang naik-naiknya. Hal inilah yang menarik untuk di teliti, kami mencoba mencari informasi dan mendapatkan beberapa strategi yang dilakukan beberapa emiten kabel guna menghadapi kenaikan harga komoditas.
- Untuk perusahaan yang mempunyai porsi PLN yang besar pada perndapatannya seperti KBLI memiliki sedikit keuntungan. DImana setiap perusahaan kabel yang menjual kabel kepada PLN umumnya menggunakan sistem kontrak 1 tahun dengan harga fix. Oleh karena harga jual sudah bisa diketahui perusahaan dapat memanfaatkan margin yang ada dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu dengan strategi dan peramalan harga komoditas yang sudah direncanakan.
- Sementara strategi lainnya adalah dengan mengefisiensikan beban pabrik dan beban tenaga kerja. DImana efisiensi beban pabrik dan tenaga kerja akan di lakukan jika memang permintaan sedang turun.
- Ada strategi lainnya yaitu dengan mangakuisisi perusahaan penjual tembaga dan aluminium seperti yang dilakukan oleh SCCO. SCCO dalam salah satu strateginya adalah membeli bahan baku tembada dan aluminium dari salah satu anak usahanya yang juga listing di bursa efek indonesia yaitu Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS).
- Strategi terakhir yang kami ketahui yaitu adalah melakukan hedging. Ada beberapa emiten yang menerapkan strategi ini untuk menyiasati kenaikan harga tembaga, dan mengurangi resiko volatilitas harga kedua bahan baku tersebut..
Dari beberapa pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa memang harga komoditas terutama tembaga dan aluminium sangat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dari sisi marjin laba. Adapun emiten kami rasa sudah menyiapkan strategi menghadapi kondisi kenaikan komoditas seperti sekarang ini, berhasil atau tidaknya strategi yang diterapkan oleh masing-masing emiten tentunya akan tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan.
Faktor tingginya effect dari naik turunnya harga komoditas terhadap kinerja perusahaan kabel membuat saham sector ini sedikit kurang menarik bagi investor, karena perusahaan dianggap tidak bisa ‘menentukan’ nasibnya sendiri karena kinerja keungan lebih banyak disebabkan oleh naik turunnya harga tembaga dan alumunium daripada oleh kinerja manajemen.
Kami rasa cukup pembahasan untuk bagian komoditas ini. Pada artikel selanjutnya kami akan membahas mengenai bagaimana bandarmologi saham-saham kabel ini secara detail serta rekomendasi dan mana emiten yang menurut kami paling menarik serta strateginya.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market