Sejak 2 minggu lalu arah investor asing menjadi tidak jelas, mereka sebenarnya dalam posisi yang sangat baik untuk mulai melakukan akumulasi di akhir bulan Oktober lalu, ketika IHSG diturunkan, tanpa adanya aksi jual yang signifikan. Namun ketika harga-harga saham sudah mulai turun, mereka bukannya melakukan kesempatan itu untuk melakukan pembelian, tapi malah melanjutkan aksi jualnya ketika IHSG stagnan (tanda dimana asing masuk ke fase distribusi). Minggu IHSG rebound, namun tidak ada inflow asing yang signifikan (tanda yang semakin kuat kalau asing sudah mulai merubah strateginya dari fase akumulasi ke fase distribusi).
Sehingga tepat di saat IHSG di atas hari Rabu lalu kami menyarankan para pembaca untuk melakukan profit taking, karena mark up IHSG sudah sangat besar, indikasi adanya berbahaya. Dan IHSG terus mengalami koreksi setelahnya, sampai penutupan sesi 1 ini. Namun sayangnya penurunan yang terjadi tidak memberikan konfirmasi lanjutan masuknya IHSG dalam fase distribusi asing, karena investor asing bukannya melakukan distribusi namun terlihat hanya membiarkan IHSG turun tanpa ada aksi jual yang besar.
Penurunan yang terjadi seakan-akan hanya terjadi untuk menghapus kenaikan di awal minggu lalu, tanpa adanya aksi yang jelas strategi asing apa yang akan mereka lakukan kedepannya.
Kondisi ini memang membingungkan 2 minggu yang lalu asing punya kesempatan untuk melakukan pembelian di harga murah namun mereka memutuskan untuk tidak melakukannya, hari Kamis lalu asing punya kesempatan menjual di harga mahal, namun memutuskan untuk tidak melakukannya juga. Sejauh ini kami benar-benar bingung apa strategi asing dalam beberapa minggu kedepan, ada kemungkinan asing juga sama bingungnya.
Beberapa data laporan keuangan dan data GDP yang dalam 2 minggu terakhir kemungkinan di luar ekspektasi para investor asing, sehingga mereka sedikit kehilangan arah, dan sedang menunggu ‘sesuatu’ terjadi baru memutuskan strategi lanjutan mereka.
Untungnya sebagai investor ritel kita tidak perlu menjadi pengambil keputusan kemana arah IHSG, yang perlu kita lakukan adalah mengikuti big player/ asing / bandar (atau apa pun sebutannya).
Saat ini untuk IHSG (dan saham-saham penggerak indeks) tidak jelas kemana arah mereka, artinya kita bisa memilih menunggu kejalasan kemana arah investor asing, atau memanfaatkan volatilitas ini untuk trading jangka pendek terutama di saham-saham yang menjadi penggerak indeks.
Menurut pengalaman kami ketika naik turunnya IHSG tidak terlalu dipengaruhi oleh foreign flow, analisa technical justru menjadi berguna karena market menjadi lebih eficient dan harga menjadi bergerak lebih bebas tanpa ada yang ‘mengatur’.
Namun tentunya asumsi ini hanya berlaku selama harga bergerak sideways, Foreign Flow tetap akan selalu menjadi magnet IHSG yang akan membuat harga tidak akan terlalu jauh meninggalkan Foreign Flownya baik ke atas maupun kebawah. Namun paling tidak timing naik turunnya akan lebih mudah dianalisa dengan analisa Technical di saat seperti sekarang.
Berikut ini pandangan singkat kami mengenai kondisi IHSG dari sudut pandang Technical dan Foreign Flow.
Pada penutupan sesi 1 tadi IHSG tutup di level yang sama dengan level pembukaan 5 hari yang lalu, artinya pergerakan IHSG selama 5 hari terakhir bisa dianggap tidak ada pada saat ini, untungya dalam periode tersebut investor asing masih tercatat inflow sebesar 270M, artinya dalam 5 hari terakhir kondisi IHSG masih sehat.
Namun secara technical IHSG masih mininggalkan gap di 4.470, dan karena tiga candle kenaikan IHSG tidak disertai inflow asing, maka untuk sehatnya IHSG harus menutup ketiga candle tersebut dulu (dengan asumsi tidak ada dana asing yang masuk dalam periode 6 hari terakhir) bari IHSG akan kembali menarik untuk kita belanja lagi.
Jika kita mundur 6 hari kebelakang inflow IHSG hanya sebesar 79M, dan dibandingkan pembukaan 6 hari yang lalu(4.442) IHSG saat ini sudah naik 1,1%. Inflow 79M untuk kenaikan 1.1% adalah jumlah yang kecil, sehingga kami melihat peluang IHSG turun 1% lagi kebawah masih terbuka dan itu merupakan kesempatan untuk kita kembali masuk ke market.
Kami melihat level ideal untuk mulai masuk adalah ketika IHSG berhasil menutup gap di 4.470 dimana IHSG bisa dibilang sudah kembali ke harga wajarnya lagi secara Foreign Flow. Namun jika anda sudah ingin mulai mengakumulasi secara bertahap juga bukan merupakan ide yang buruk, kenaikan 1% di atas level wajar Foreign Flow adalah sebuah resiko yang bisa diterima terutama jika kita masih berasumsi bahwa IHSG dalam masa bullish.
Satu hal yang kita ketahui selama aliran dana asing belum jelas arahnya peluang IHSG untuk break high atau break low sangatlah terbatas.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
3 comments
Mungkin ini artinya pasar kita mulai korelasinya rendah dengan asing
dalam jangka pendek mungkin iya pak… tapi masih terlalu cepat untuk berkata bahwa investor asing sudah tidak mengendalikan IHSG lagi kedepannya….
Menurut sy, saat harga tinggi, buying volume nya terlalu kecil, jadi asing susah kabur. Dan saat rendah, selling vol nya jg kecil jadi susah akumulasi dlm jumlah besar. Jadi akhirnya asing main ping pong antara saham bank dan property/konstruksi. Saat yg satu dinaikkan, satunya distribusi, dan jg sebaliknya.