Kemarin pagi posting kami membahas tentang koreksi JSMR yang terjadi hari Senin lalu, yang menurut kami merupakan kombinasi dari efek dan marahnya AHOK terhadap Jasa Marga, dan mengancam mencabut diskon PBB untuk perusahaan yang berpotensi merugikan JSMR lebih dari 100M dan kondisi dimana Investor Asing terlihat sudah profit cukup besar sampai perdagangan akhir minggu lalu.
Tidak sampai 1 jam setelah posting kami dikeluarkan (memprediksi JSMR masih dapat terus turun), harga JSMR mulai bergerak turun didorong dengan terus berlanjutnya aksi jual asing di saham ini. Dan seiring dengan terus turunnya harga JSMR banyak media mengaitkan penurunan harga ini pada keputusan Mahkamah Agung yang mem-vonis bersalah pihak Jasa Marga, keputusan yang keluar hari Rabu minggu lalu, dan dilaporkan Jasa Marga ke OJK hari Jumat lalu. Beredar berita kalau Jasa Marga harus membayar ganti rugi 1.2 T, akibat keputusan tersebut, namun sejauh ini berita tersebut belum benar-benar bisa dipastikan kebenarannya. Informasi terakhir yang kami dapatkan dari sumber yang lebih terpercaya bahwa JSMR terancam harus membayar ganti rugi sebesar 1.24 T sesuai dengan hukuman yang dikenakan di tingkat pengadilan awal.
Namun meskipun berita tersebut ternyata benar timing penurunan JSMR dengan waktu keluarnya berita memang sedikit janggal, dalam kondisi normal harusnya aksi jual asing dan penurunan harga sudah terjadi sejak hari Rabu lalu, ketika keputusan Mahkamah Agung keluar, atau paling tidak hari Kamis lalu. Namun fakta bahwa JSMR baru turun hari Senin lalu, dan dilanjutkan lagi di akhir sesi satu di hari Selasa membuat kami memperkirakan bahwa penurunan yang terjadi hanya karena aksi profit taking biasa.
Namun penurunan lanjutan yang terjadi kemarin membuat banyak yang bertanya-tanya apakah penurunan ini hanya sekedar aksi profit taking, atau merupakan aksi panic selling yang didorong oleh salah satu berita di atas.
Berikut ini ulasan kami dari sudut pandang Foreign Flow untuk menjawab alasan di balik aksi jual asing tersebut.
Pada Grafik di atas kita melihat kondisi JSMR sampai hari Jumat lalu, dalam grafik tersebut kita melihat bahwa kenaikan JSMR disertai dengan masuknya dana asing yang cukup baik. Tidak terlihat adanya tanda-tanda kepanikan atau aksi jual investor asing yang dilakukan secara diam – diam pasca keluarnya keputusan MA yang dibahas di atas. Bahkan di hari dimana emiten menyampaikan laporan ke bursa (Jumat) saham JSMR justru mengalami penguatan.
Namun secara Foreign Flow harga JSMR di hari Jumat lalu memang sudah cukup mahal karena, jika dihitung dari awal akumulasi asing di JSMR pada tanggal 16 Desember 2015 sampai hari Jumat, total net buy asing di saham ini senilai 261M, dengan average pembelian di kisaran 5.557 atau 11% lebih mahal dari harga penutupan hari Jumat, suatu level yang cukup wajar untuk investor asing mulai melakukan profit taking dalam jangka pendek.
Dalam 2 hari terakhir, aksi jual asing di saham JSMR sangat luar biasa, secara total outflow dalam 2 hari terakhir sebesar 165M, outflow 2 hari terbesarnya dalam 3 tahun terakhir, aksi jual asing ini juga membuat harga JMSR turun 10% dalam 2 hari terakhir. Melihat outflow sebesar ini peluang sedang terjadi panic selling karena satu dan lain hal memang terbuka, meskipun secara Foreign Flow penjualan yang terjadi dalam 2 hari terakhir ini masih baru masuk kategori profit taking, dimana investor asing terlihat masih melakukan penjualan dalam posisi untung.
Dalam 2 hari terakhir, asing menjual JSMR sebanyak sebanyak 291 ribu lot dengan rata-rata penjualan di kisaran 5.664, atau dengan kata lain jika dibandingkan dengan average pembeliannya sebesar 5.557 investor asing memperoleh keuntungan 107 rupiah per lembar, dan estimasi keuntungan yang diperoleh 3.1 M dalam 2 hari terakhir.
Sejauh ini masih tersisa 178 ribu lot lagi dari seluruh saham yang dibeli asing sejak 16 Desember lalu, dengan Average di 5.381 (2% di atas penutupan harga kemarin), artinya aksi profit taking masih bisa berlanjut hari ini, selama harga JSMR tidak turun lebih dari 2%, sementara jika harga JSMR hari ini kembali turun tajam maka jika asing mau melakukan penjualan mereka harus menjual dalam posisi rugi (zona panic selling)
KESIMPULAN
Sampai perdagangan kemarin asing aksi jual asing masih dilakukan dalam posisi untung, namun mengingat tipisnya keuntungan yang diperoleh akibat tajamnya penurnan harga 2 hari terakhir, posisi tersebut bisa berubah menjadi rugi jika aksi jual besar-berasan kembali berlansung hari ini.
Bagi anda yang suka melakukan buy on weakness kami sarankan untuk melakukan pembelian ketika harga JSMR sudah di bawah average akumulasi asing, dalam kondisi panic bukan mustahil harga saham ini, bisa dijual dengan diskon 3-5% di bawah average beli investor asing. Skenario lain yang mungkin terjadi adalah jika investor asing mulai melakukan pembelian hari ini. Indikasi tersebut juga bisa kita gunakan untuk melakukan pembelian.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market