Saham BUMI kembali menjadi pusat perhatian dalam beberapa minggu terakhir, akhir November lalu saham menjadi pusat perhatian karena harganya berhasil naik ke 300, setelah cukup lama naik tanpa disadari atau diikuti investor ritel, pencapaian di 300 berhasil membangkitkan lagi gairah investor ritel di saham ini. Mimpi lama para investor ritel bahwa saham BUMI akan naik ke 500 kembali terdengar lagi di berbagai forum saham dan sosial media pada saat itu akhir bulan lalu. Namun tidak lama setelah itu BUMI kembali menjadi fokus utama pelaku pasar, kemarin saham BUMI sudah kembali berada di level 218, artinya harga saham ini sudah turun 24% dibanding penutupan bulan November.
Dari pengamatan team riset kami yang meneliti ‘mood investor ritel’ yang membahas saham BUMI di akhir bulan lalu dan kemarin di berbagai forum saham, perbedaannya seperti hitam dan putih. Optimisme dan euphoria BUMI akan ke 500 sudah berubah menjadi ketakutan BUMI akan turun ke bawah 200, perubahan extreme yang terjadi hanya dalam waktu 6 hari perdagangan.
Terlepas dari kondisi yang memprihatinkan karena ada banyak investor ritel yang nyangkut di saham ini dan sudah menderita kerugian besar dalam waktu singkat, namun bagi anda yang saat ini dalam posisi netral seperti kami, pada kondisi saat ini, jalas terbuka kesempatan yang menarik terutama untuk trading jangka pendek.
Seperti sempat kami katakan pada artikel kami sebelumnya, salah satu cara paling sederhana untuk memprediksi arah pergerakan harga BUMI adalah dengan melihat percakapan investor-investor ritel di berbagai forum saham, ketika investor sudah panik dan putus asa, pada saat itulah harga BUMI umumnya naik, sebaliknya ketika semua optimis, dan yakin harga BUMI akan naik, di situlah harga BUMI biasanya turun.
Kenapa demikian ?
Karena kita tahu ketika forum-forum saham dipenuhi oleh para investor ritel kalaupun memang ada ‘suruhan’ BANDAR yang tersebar di berbagai forum, namun jumlahnya paling hanya 1% dari total member.
Dan “Apa yang dikatakan dapat mencerminkan apa yang dilakukan.” ketika forum-forum saham dipenuhui dengan perkataan-perkataan optimis, artinya para investor ritel sedang melakukan pembelian, sementara ketika sedang dipenuhi ketakutan maka itu artinya para investor ritel sedang melakukan menjauhi saham ini, atau mungkin baru saja cut loss.
Ok kalau memang benar banyak investor ritel membeli saham BUMI, nyangkut dan kemungkinan saat ini sedang putus asa dan mulai melakukan cut loss, lalu apa implikasinya terhadap pergerakan saham BUMI dalam jangka pendek ? Sebagai ‘tukang jualan’ ada pepatah konsumen adalah raja, artinya meskipun sering kali ‘tukang jualan’ lebih kuat, dan lebih kayak daripada konsumen, namun tetap saja ‘tukang jualan’ harus mengikuti keinginan pembeli.
Hal yang sama juga berlaku pada proses Bandarmologi, seorang BANDAR harus menyesuaikan strateginya dengan keinginan investor ritel, jika di akhir bulan lalu sampai saat ini investor ritel masih semangat untuk membeli, maka mereka bisa dengan leluasa melakukan aksi jualnya. Namun jika investor ritel sudah panic, takut membeli bahkan cut loss, maka di saat itu BANDAR harus menyesuaikan strateginya.
Karena kita semua tahu tentunya tidak banyak investor yang berani membeli saham yang sudah turun 24% dalam 6 hari, jadi kalaupun BANDAR masih mau jualan, mereka harus menenagkan market terlebih dahulu membangkitkan kembali harapan investor supaya mau tetap membeli, dan tentunya mereka juga harus bersedia menampung aksi cut loss investor ritel sambil mengangkat harga sahamnya dalam jangka pendek.
Jadi jika kita asumsikan BANDAR BUMI masih ingin jualan, maka melihat investor ritel yang sudah mulai masuk dalam fase panic selling, maka seharusnya dalam waktu dekat mereka akan melakukan aksi-aksi untuk menenangkan marketm dan mengembalikan minat beli investor ritel dengan cara membuat harganya rebound.
Jika selama ini kami selalu menggunakan metode-metode analisa bandarmologi yang menganalisa siapa pembeli dan siapa penjual, untuk memprediksi langkah bandar selanjutnya, kali ini kami akan menggunakan metode sederhana untuk memprediksi kapan saham BUMI akan diangkat BANDAR demi melancarkan aksi beli mereka.
Pendekatannya adalah menggunakan metode statistik , dimana membuat indikator khusus yang memberikan warning untuk melihat kebelakang kapan saham BUMI mengalami penurunan 20% atau lebih dalam jangka waktu 6 hari, seperti yang sedang terjadi saat ini. Setelah diteliti ternyata sejak kembangkitan saham BUMI akhir 2016 lalu, kondisi seperti saat ini sudah terjadi 6 kali (ditandai dengan candle berwarna merah dalam grafik di atas.)
Menariknya dalam 5 kejadian terakhir saham BUMI selalu naik di hari ketujuh, artinya kali ini pun besar kemungkinan saham BUMI akan kembali naik hari ini. Dan seperti dikatakan di atas jika kita mempelajari grafiknya, kenaikan di hari ketujuh tersebut umumnya bukan awal dari perubahan trend di saham BUMI, namun hanya rebound sesaat yang dibuat BANDAR untuk menenangkan market dan mencari pembeli baru, setelah itu berhasil mereka kembali melanjutkan aksi jualnya, dan harga pun kembali turun setelah rebound tersebut.
Analisa yang begitu sederhana seperti yang kami buat di atas ini, dapat digunakan jika tidak ada perubahan berarti dalam rencana BANDAR, dan pergerakan investor ritel, atau dengan kata lain kita mengasumsikan bahwa kondisi yang terjadi dalam 5 kejadian sebelumnya, juga kembali terjadi saat ini.
Dari pengamatan kami dari reaksi para investor ritel di berbagai forum saham, dan beberapa sistem analisa pergerakan BANDAR yang kami miliki, kami cukup optimis penurunan BUMI kali ini hampir sama dengan penurunan-penurunan lainnya, sejak kebangkitan saham BUMI.
Hal lain yang membuat kami juga cukup optimis kalau saham BUMI akan mengalami rebound sesaat adalah kerena kami tahu tidak semua investor ritel aktif membeli saham BUMI, hanya mereka yang mengkategorikan dirinya sebagai ‘BUMI LOVERS’ saja yang selalu keluar masuk di saham ini. Karena memang dalam sejarah saham ini memiliki ‘citra’ yang sangat buruk dan sudah membuat puluhan ribu investor ritel nyangkut, jadi tidak heran banyak investor yang menghindari saham ini.
Sementara bagi para ‘BUMI LOVERS’ saham ini juga dikenal dengan memiliki ‘candu’ yang sangat dashyat, mereka yang sudah pernah beli dan untung di saham ini sangat sulit untuk melepaskan diri dari ‘candu’ nya. Jadi meskipun mereka hanya untung 1 kali dan sudah loss 6 kali di saham ini, tetap saja banyak BUMI LOVERS yang ingin mencoba peruntungan mereka di kesempatan ke 8.
Fakta tersebut juga membuat kami cukup optimis harga BUMI akan segera Rebound, karena jika investor ritelnya yang trading di saham ini selalu sama, maka aksi mereka lebih mudah diprediksi, karena mereka umumnya akan panik di waktu yang sama, dan akan optimis di waktu yang juga sama dengan kesempatan-kesempatan sebelumnya, hal ini yang dapat mendukung berulangnya rebound BUMI.
Well tentunya analisa ini lebih kami peruntukan bagi para ‘BUMI LOVERS’ , bahkan kami cukup yaking para BUMI LOVERS karena menurut kami bagi anda yang selama ini menghindari saham BUMI, sebaikanya jangan langsung masuk ke saham BUMI hanya karena ada peluang besar BUMI akan rebound dalam jangka pendek, karena di saham BUMI hal tersebut berpotensi membuat anda kecanduan, dan anda sudah tahu resikonya jika anda kencanduan di saham ini.
Last Call: Setelah sukses mengadakan Workshop Bandarmologi di Surabaya akhir pekan lalu, kali ini kesempatan untuk anda yang berada di Jakarta untuk mempelajari secara mendalam mengenai Ilmu Bandarmologi, sebuah ilmu yang membuat anda mengerti apa yang terjadi di balik pergerakan harga, akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini anda miliki yang tidak bisa dijawab oleh analisa fundamental atau technical. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God