Dalam 3 minggu terakhir, aksi profit taking asing tidak henti-hentinya terjadi di bursa kita, selama 3 minggu ini tidak peduli IHSG naik atau turun, Asing terus tercatat melanjutkan aksi profit takingnya di bursa kita. Dan seperti kita ketahui dalam perdagangan hari Senin dan Selasa kemarin dalam 2 hari investor asing memutuskan untuk melakukan aksi profit taking besar-besaran dimana dalam 2 hari mereka berhasil menjual saham-sahamnya senilai 3 Triliun ke investor lokal, dan kejatuhan IHSG yang sudah diprediksi sejak 3 minggu yang lalu pun akhirnya menjadi kenyataan.
Dalam kondisi seperti ini di berbagai forum saham kami sering kali mendapat kritik dari para investor ritel, beberapa di antaranya cukup pedas kritiknya, terutama karena kami dianggap selalu membela asing, dan seakan-akan selalu mengatakan kalau investor lokal adalah korban dari kecerdasan investor asing.
Sebenarnya hal ini cukup ironis, karena sejak pertangahan bulan Juli lalu kami sudah mengatakan kalau sebaiknya kita hati-hati, karena ada tanda-tanda kalau asing sepertinya berencana menjual sahamnya di IHSG, dan kami selalu mengatakan kalau asing jualan, maka IHSG akan jatuh. Dan dari data yang kami dapatkan 99% pembaca kami dari dalam negeri, jadi sebenarnya kami sangat jelas kalau kami PRO dan peduli pada investor lokal. Namun tetap saja banyak yang meng-kritik. Sebenarnya kami sudah terbiasa dengan kritik-kritik tersebut, karena sebagai investor saya juga pernah merasakan betapa emosionalnya saya ketika sedang nyangkut, apalagi kalau saham yang saya beli terjun bebas dalam 2 hari berturut-turun seperti yang terjadi pada hari Senin dan Selasa lalu. Dan kalau pada saat saya nyangkut tersebut ada yang mengeluarkan prediksi kalau saham yang saya beli dan nyangkut tersebut akan turun lagi, tentunya saya pun akan marah.
Namun sebenarnya kalau kami mau kami bisa jadi sosok yang lebih disukai, oleh para pembaca setiap website kami, jika kami memilih untuk mengikuti MAINSTREAM. Salah satu contohnya bisa anda baca dalam ulasan yang diberikan oleh salah satu Senior Analyst dari salah satu sekuritas ternama di Indonesia yang bisa anda baca di bawah kemarin sore.
Judul artikel di atas adalah: IHSG TERJEREMBAB 4 HARI, ASING PANIC SELLING
Judul seperti ini sudah sangat umum kita lihat, dan umumnya tidak ada orang yang marah melihat judul seperti ini. Namun artikel yang sama tentunya bisa dibuah judulnya menjadi : IHSG TERJEREMBAB 4 HARI, LOKAL PANIC BUYING
Kalau judulnya seperti itu tentunya investor lokal (apalagi yang nyangkut) akan meresa terhina, masa ketika IHSG terjun bebas investor lokal malah PANIC BUYING. Padahal faktanya ketika ada yang JUAL, harus ada YANG BELI. Ketika Asing jual, maka lokal sedang beli. Ketika Asing Panic Selling, artinya Lokal Panic Buying.
Dalam kalimat selanjutnya dikatakan :
Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China membuat pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual besar-besaran.
Poin ini juga sangat menarik, karena ternyata menurut analyst yang satu ini, yang dianggap sebagai PELAKU PASAR ternyata hanya investor asing, karena kemarin investor asing yang jualan besar-besaran.
Hal ini cukup ironis karena sebenarnya 98% investor di Bursa Efek Indonesia adalah orang lokal, namun tetap saja yang dianggap Pelaku Pasar cuma Investor Asing.
Well kita tahu para analis sekuritas umumnya tidak trading, jadi mungkin saja mereka lupa fakta yang paling dasar dalam trading, kalau ketika ada yang jual, ada yang beli juga. Namun menurut saya alasannya bukan itu, alasannya sederhana, karena memang itulah yang diajarkan kepada para analis sejak masa training, bursa kita dikendalikan oleh investor asing, jadi bahasan sebaiknya terus fokus pada investor asing, jangan pada investor lokal.
Lagian kalau dia mengatakan ” Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China membuat pelaku pasar (investor lokal) cenderung melakukan aksi BELI besar-besaran.
Tentunya statement tersebut akan mendapat kritik, jadi walaupun kenyataannya seperti itu, jauh lebih aman untuk membahas dari sisi satu lagi, tetap fokus membahas dari sisi pergerakan investor asing.
Di stetement-statment selanjutnya pun, analisa ini tetap hanya berfokus pada pergerakan investor asing, dan bukan lokal.
Analis tersebut memilih kata Investor Panik sehingga melakukan aksi jual (padalah sebenarnya yang panik dan jualan hanya investor asing, investor lokal sih belanja).
Terakhir dikatakan Net Sell Asing 2.18 Triliun, inilah standard yang dipergunakan oleh BEI, karena memang mereka pun sadar 52% dari seluruh nilai saham beredar di bursa kita dimiliki oleh asing, jadi yang dijadikan standart sebaiknya investor asing. Itu sebabnya yang dibahas adalah Net Sell Asing 2.18 Triliun dan bukan Net Buy Lokal 2.18 Triliun.
Jadi bisa dilihat kalau sebenarnya bukan hanya kami yang fokus pada pergerakan investor asing, para analis sekuritas pun sudah dididik seperti itu, Bursa pun memilih untuk menggunakan investor asing sebagai standart apa yang dilakukan investor. Bedanya kami memilih untuk meng-edukasi investor lokal dan tidak hanya mencari aman dengan cara memberitakan segalanya dari sudut pandang pergerakan investor asing. Karena pada saat ASING JUALAN, ada puluhan ribu investor lokal yang sedang belanja, dan kita tahu selama 10 tahun terakhir IHSG naik sangat signifikan, banyak saham naik ratusan bahkan ribuan persen, namun faktanya lebih banyak investor lokal yang rugi dan kapok trading saham dalam periode tersebut.
Saya juga tahu ada banyak investor di bursa kita yang nasionalis dan ingin merebut 52% kepemilikan dan kendali investor asing di bursa kita, well kalau itu tujuannya, inilah waktu yang tepat untuk menjalankan aksi anda, mumpung investor asing sedang jual besar-besaran tampunglah sebanyak mungkin saham yang dijual asing, dan kalau ternyata harga saham terus turun karena asing terus jualan, jangan menyerah teruslah beli. Ingat semakin banyak saham yang asing jual, semakin banyak pula kepemilikan investor lokal.
Bukan cuma itu kalau harga sahamnya mulai naik, jangan jual lagi sahamnya ke asing, apa pun yang terjadi teruslah beli sampai data menunjukan kepemilikan asing kurang dari 30% di bursa kita, itulah cara sederhana untuk merebut kendali bursa kita dari tangan investor asing.
Namun kalau tujuan anda trading bukan untuk merebut kekuasaan dan kendali IHSG, melainkan hanya untuk cari profit untuk anak-istri atau untuk masa depan, menurut saya pribadi jauh lebih mudah trading mengikuti pergerakan investor asing, daripada melawannya. Kalau asing sedang jualan ya kita jualan, nanti kalau asing beli lagi, kita ikut beli juga.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
11 comments
Terima kasih Pak Argha untuk selalu memberikan edukasi yang membukakan mata. Walaupun bukan berita yang menyenangkan untuk semua orang. Sekali lagi saya berterima kasih untuk otentisitas dan integritasnya.
Semangat terus Pak Argha
Ada jauh lebih banyak investor yang merasa teredukasi oleh tulisan-tulisan bapak, daripada mereka-mereka yang nyinyir. Seperti bapak katakan wajar orang yang nyangkut marah-marah…
Ingat pepatah, semakin tinggi pohonnya, akan semakin besar anginnya.
Dasar mau curhat aja, harus bikin kepo orang. Kalau loe bener-bener hebat pasti udah KAYA RAYA sekarang, gak akan nulis-nilis kaya gini segala…
Jika memang si penulis sudah kaya raya, apakah salah dia membuat tulisan seperti ini?
Karena ulasan CTS saya berhasil jualan sebelum IHSG turun, dan kemarin saya belanja di harga bawah, dan sekarang udah profit taking lagi. Saya sudah jadi trader yang lebih baik sekarang, padahal saya belum ikut workshop bapak.
Saya yakin ada banyak orang seperti saya, cuma kami the silent majority…
Terima kasih pak argha dan rekan rekan CTS yang sudah berbagi sudut pandang mengenai bursa kita.. terkadang jujur itu menyakitkan utk beberapa pihak (nyangkut-ers tepatnya ) tapi utk org yg mau BELAJAR dari sudut pandang berbeda , tulisan yg telah dibuat selama ini merupakan suatu pembelajaran yang sangat BERHARGA.
Keep up the good work pak , cheers ! 🙂
Barangnya bagus om. Boleh bagi?
You are a real independent analyst
ya kalo asing lagi panic selling. kita panic buying /akumulasi trus….ntar kalo asing masuk lagi ya kita diatribusi/take profit…
kan cuma sudut pandang yg berbeda dan cara investor lokal menyikapinya..makanya sikap dan kesabaran investor lokal perlu diperkuat.
Kalau menurut sy sih. Kita harus realistis saja. IHSG cenderung megikuti bursa lain, baik itu bursa Asia atau Amerika.
Jadi kita memang haru percaya pada prinsip kita sendiri, omongan orang lain baik itu analisis atau bandarmologi hanya untuk bumbu saja. Toh segala resiko, untung atau rugi, kita sendiri yang menanggungnya.
Saya jadi teringat akan jurus Bruce Lee, yaitu : ” Saya tidak takut dengan orang yang belajar 1.000 jurus, tapi saya takut dengan orang yang belajar 1 jurus tapi sudah dilakukan 1000x.”
Akhirnya jam terbang kita sendiri, yang paling menentukan.
Saya newbie baru beli jumat senin langsung merah… Tapi pikiran saya sederhana, karena minggu black out Saya sudah feeling senin bakal turun… Plus ternyata Ada rusuh RMB turun sadis karena perang Trump vs China. Plus semua market merah… Tidak Ada yg hijau… Ya sudah lah… Cuma bisa tunggu… Ingat jaman dulu pas lahirnya reksa terproteksi…. Sempat jantungan juga sih.. Untung Hari ini sudah koreksi 🙏👍