Senin lalu, IHSG berhasil tutup di level tertingginya sepanjang sejarah, kenaikan tersebut juga disertai dengan inflow asing juga yang berada dalam posisi tertingginya, namun pada hari Selasa secara tiba-tiba keadaan sepertinya berubah 180 derajat, IHSG bergerak turun, disertai keluarnya dana asing.
Semula kami memprediksi yang terjadi hanyalah koreksi wajar di masa bullish, namun lama kelamaan kekhawatiran mulai muncul melihat investor asing terus melakukan net sell dalam 4 hari terakhir. Secara Total dana asing yang keluar sejak hari Selasa sebesar 2.1 T. Jika kita akumulasikan dengan inflow yang terjadi hari Senin, sepanjang minggu ini dana asing yang keluar adalah sebesar 1.7T.
Outflow sebesar 1.7T dalam seminggu adalah outflow mingguan terbesar sepanjang tahun 2014. Pertanyaannya adalah, apakah aksi jual investor asing tersebut didasari oleh karena adanya perubahan kondisi di Indonesia atau hanya merupakan aksi profit taking semata, setelah IHSG berhasil mencetak record tertinggi barunya.
Salah satu kejadian yang pantas diperhatikan pada minggu ini adalah aksi Koalisi Merah Putih yang mengerahkan seluruh kekuatannya, untuk meng-golkan RUU Pilkada yang berencana menghapus Pemilu Langsung untuk Kepala Daerah.
Jika kita melihat kebelakang, RUU Pilkada adalah undang-undang yang sukses memunculkan tokoh-tokoh seperi Ahok di Jakarta, Ibu Risma di Surabaya, Ridwan Kamil di Bandung, dan banyak kepala daerah lainnya yang terus bermunculan, mereka yang sangat populer di mata masyarakat kota masing-masing karena aksi nyatanya yang dirasakan oleh para pemilihnya. Hasil yang paling mencolok tentinya Jokowi, Presiden Terpilih Republik Indonesia tahun 2014 – 2019, sebuah tranformasi yang luar biasa dari seoarang pengusaha mebel dari Solo, menjadi Presiden RI, semuanya karena dukungan rakyat kepadanya.
Namun melihat semakin banyaknya para Pemimpin Pro Rakyat, yang sering kali malah bertentangan kepentingan Partai Politik yang mendukungnya, mayoritas partai yang bergabung dengan Koalisi Merah Putih pimpinan Prabowo, untuk merubah undang-undang untuk merebut kekuatan rakyat dan mengembalikannya ke tangan Partai Politik.
Setelah gagal mendapat dukungan rakyat untuk menjadi Presiden, Prabowo mencoba melakukan serangan balik dengan berusaha merebut hak rakyat dalam memilih kepala daerahnya, sehingga kedepannya Prabowo dan rekan-rekan koalisinya yang akan memutuskan kepala daerah di seluruh Indonesia.
Balasan ini bisa dibilang balasan yang setimpal, rakyat boleh mimilih Jokowi sebagai Presiden, namun melalui RUU Pilkada, rakyat akan dipimpin oleh Pemimpin yang dipilih Prabowo. Jangan heran jika tokoh-tokoh yang selama ini dianggap sebagai ‘public enemy’ dapat dipilih menjadi Gubernur Jakarta, jika tokoh-tokoh tersebut akan menggunakan seluruh kekuasaan dan sumberdaya yang dimilikinya untuk mendukung kepentingan Prabowo atau rekan-rekan koalisinya.
Kembali ke Pasar Modal, ada beberapa point yang kemungkinan menjadi pertimbangan baru bagi Investor Asing, menganggapi aksi Koalisi Merah Putih ini.
DOWNGRADE TERHADAP OPTIMISME INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Kenaiakan Jokowi diyakini akan menjadi pemimpin perubahan Indonesia ke arah lebih baik, jika selama ini para pemimpin daerah yang pro rakyat masih sering terbentur karena pemerintahan pusat, naiknya Jokowi dipercaya akan membuat perubahan menjadi lebih cepat.
Namun jika kepala daerah jadinya dipilih oleh Prabowo, maka bukan mustahil bukan terjadi percepatan, melainkan pelambatan terhadap perbaikan Indonesia.
Artinya jika selama tahun 2014 ini banyak dana asing yang masuk karena mereka optimis bahwa pemerintahan Indonesia dan ekonomi Indonesia akan berjalan lebih baik di masa yang akan datang, namun manuver politik koalisi Merah Putih berpotensi untuk menghancurkan harapan tersebut, dan bukan mustahil asing akan kembali menarik dananya yang sudah diinvestasikan di Indonesia.
KOALISI MERAH PUTIH AKAN TERUS BERUSAHA MEREBUT KEKUASAAN
Dengan jumlah kekuatan yang lebih besar di DPR, dan di bawah pemimpin yang siap melakukan segala cara untuk merebut kekuasaan, termasuk merebut seluruh hak rakyat Indonesia untuk memilih pemimpinnya, Koalisi Merah Putih dapat menjadi ancaman yang besar terhadap kelangsungan politik Indonesia selama 5 tahun kedepan.
Koalisi ini menunjukan mereka tidak hanya akan menjadi oposisi terhadap keputusan yang diambil pemerintah, tetapi juga siap merubah setiap undang-undang yang sudah berlaku, demi mendukung kepentingan Prabowo dan rekan-rekannya.
KEBIJAKAN POLITIK JOKOWI DIPERTANYAKAN
Pengamat politik semula menganggap setelah Jokowi menang, Partai Golkar dan Demokrat akan pindah haluan dan masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintah. Namun sampai saat ini hal tersebut belum juga terjadi, kami percaya hal ini bukan karena kedua partai itu tidak berminat untuk masuk ke dalam pemerintahan, namun karena Jokowi yang menolak untuk melakukan ‘barter politik’ dengan kedua partai tersebut.
RUU Pilkada ini merupakan unjuk kekuatan dari koalisi Merah Putih, jika tidak segera dipecah, kerusakan-kerusakan lainnya akan dibuat oleh koalisi ini dalam 5 tahun kedepan untuk mengacaukan jalannya pemerintahan.
POTENSI KEMARAHAN RAKYAT TERHADAP RUU PILKADA
Prabowo memang mendapat 45% suara rakyat dalam Pilpres, namun popularitas setinggi itu tidak akan banyak berpengaruh jika manuvernya berhasil mencabut hak rakyat untuk memilih Kepala Daerahnya, kemungkinan kebijakan tersebut akan membuat rakyat marah.
Bukan mustahil akhirnya rakyat akan menunjukan kemarahannya rakyat kepada para Wakil Rakyat di DPR dan DPRD dengan cara turun ke jalan.
Aksi demo besar-besaran adalah sesuatu yang buruk bagi pasar modal, jika hal tersebut terjadi, terlepas baik atau buruknya efek dari kondisi tersebut di masa depan, IHSG dapat mengalami koreksi besar di masa ketegangan politik tersebut.
KESIMPULAN
Wacana RUU Pilkada bukan hanya menimbulkan kekhawatiran akan direbutnya hak rakyat untuk memilih pemimpinnya, tetapi juga mendatangkan kekhawatiran akan pemerintahan yang penuh dengan gejolak politik.
Koalisi Merah Putih dan Prabowo siap melakukan segala cara untuk merebut kekuasaan. Semakain terlihatnya karakter asli Prabowo dalam beberapa bulan terakhir menunjukan bahwa dia siap melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Melihat kondisi ini sangat wajar kita melihat asing mulai melakukan aksi jual dalam seminggu terakhir, bukan mustahil hal yang sama masih akan terjadi minggu depan. Semakin lama kondisi ini berlangsung, semakin besar pula resiko IHSG mengalami koreksi signifikan dalam beberapa bulan kedepan. Kami menyarankan untuk menambah posisi cash anda dalam waktu dekat sambil melihat perkembangan lebih lanjut.
Mari kita doakan Jokowi sebagai pemimpin terpilih dapat mengambil keputusan yang paling tepat untuk dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
2 comments
Terima kasihi tulisannya. mohon izin bang, tulisan ini saya ambil untuk dimuat di Harian Karawang Bekasi sebagai opini tks ya,… menurut saya tulisannya sangat baik untuk mengingatkan banyak pihak terutama koalisi Merah Putih bahwa tindakan yang dilakukannya berbahaya bagi kelangsusngan hidup bangsa dan negara.,
Silahkan Pak Michael, suatu kehormatan untuk saya opini saya bisa di post di media cetak.
Salam