Penurunan saham-saham BUMN dalam beberapa hari terakhir membuat Index saham konstruksi BUMN turun ke record terendahnya dalam 2 tahun terakhir. Kejatuhan saham-saham sector ini dimotori oleh aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh investor asing, di beberapa saham dalam sektor ini.
Penurunan ini membuat topik ini menjadi pembahasan di berbagai group-group dan forum saham. Banyak investor yang sampai saat ini masih bingung mengapa sector yang beberapa tahun terakhir ‘diagung-agungkan’ oleh banyak analis baik dari sekuritas atau independen, sebagai sector dengan prospek yang paling cerah, malah turun terus harganya.
Apa penyebabnya penurunan tersebut ? Apakah masih ada prospek di saham sector ini baik untuk jangka pendek atau menengah ? Apakah penurunan ini merupakan kesempatan untuk buy on weaknees ? Kalau iya, saham yang mana yang sebaiknya layak dibeli ? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang kurang lebih menghiasi diskusi investor di berbagai media.
Melihat banyaknya investor ritel yang saat ini sudah dalam kondisi frustasi dan putus asa karena sudah nyangkut parah di saham-saham sector ini. Kami mencoba memberikan ulasan terhadap sector Konstruksi BUMN, sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Dalam membuat artikel ini untuk memberikan jawaban terbaik bagi para pembaca Team Analyst Creative Trader yang dengan spesialisasi dalam membaca pergerakan BANDAR dan ASING) bekerjasama dengan Team CTS HOT INFO yang fokus memperhatikan kondisi market, berita, sentimen, dan data-data fundamental terbaru. Keduanya akan memberikan jawaban masing-masing terhadap pertanyan-pertanyaan di atas.
OPINI TEAM CTS HOT INFO TERHADAP PENURUNAN SAHAM KONSTRUKSI BUMN
Penurunan sektor konstruksi telah dimulai dari sejak Agust’16. Alasan utama penurunan dari sektor ini adalah bahwa Investor khawatir pemerintah tidak memiliki dana untuk membayar kontrak – kontrak kepada kontraktor. Dengan demikian, meskipun emiten konstruksi memiliki kontrak dalam pengerjaan (Order Book) yang besar namun pada saat kontrak tersebut selesai, pembayaran Cash tidak dapat dilakukan sehingga tercatatlah pendapatan proyek tersebut sebagai Piutang.
Lebih parah lagi, karena proyek – proyek jumbo dan pembayaran yang cenderung belakangan (apalagi untuk proyek dengan status Turnkey seperti WSKT), maka hutang emiten konstruksi pun meningkat drastis. Pembayaran proyek yang tertunda (jika tidak bisa dibilang macet) sementara ada tagihan hutang akan membahayakan posisi emiten tersebut.
Meski demikian, jika dilihat dari sisi optimis, pemerintah tetaplah pemerintah yang dapat melakukan pembayaran atas hutang proyek infrastruktur (meskipun dengan menerbitkan hutang baru lagi). Plus perlu diperhatikan bahwa sampai saat ini, pengerjaan proyek tidak ada kendala yang berarti (seperti kasus korupsi proyek) sehingga proyek tersebut kemungkinan besar akan berjalan dan selesai pengerjaannya. Dengan demikian, ada potensi yang menarik untuk Buy on Weakness di setiap penurunan harga saham emiten konstruksi.
Perlu diingat juga bahwa di tahun 2017, pemerintah cenderung mengerem belanja infrastruktur di 1H17. Sementara pendapatan pajak pemerintah di 1H17 meningkat dibanding 1H16. Belanja pemerintah di 1H16 justru meningkat sehingga ketika pendapatan pajak di 1H16 tidak sesuai dengan target, pemerintah terpaksa memotong belanja, termasuk pemberian proyek. Ada kemungkinan pemerintah menggenjot belanja infrastruktur di 2H17 seiring dengan penerimaan yang membaik. Peningkatan belanja infrastruktur tersebut akan positif untuk sektor konstruksi, terutama karena harga emiten konstruksi sudah dianggap murah.
OPINI TEAM CREATIVE TRADER
Alasan fundamental yang dipaparkan di atas kami anggap cukup masuk akal, namun seperti juga dibahas di atas, jika alasan penurunan adalah macetnya pembayaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah, maka penurunan yang sudah terjadi sejak pertengahan tahun 2016 ini selalu bisa dilihat dari 2 sudut pandang. Di satu sisi memang macetnya pembayaran akan menghambat berjalannya bisnis perusahaan, namun karena pihak yang berhutang adalah pemerintah, dan emiten-emiten ini juga adalah milik pemerintah maka sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan kelangsungan perusahaan kedepannya.
Bahkan bisa dikatakan bahwa keterlambatan pembayaran dari pemerintah jelas bukan hal baru di Indonesia, jadi ini bukan pertama kalinya emiten-emiten ini menghadapi kondisi seperti ini mereka tentu sudah terbiasa dan terlatih menghadapi kondisi ini. Jadi dengan kata lain penurunan yang terjadi di saham-saham sector ini seharusnya sudah dipandang sebagai kesempatan untuk membeli saham-saham sector ini sejak tahun lalu. Karena terlepas dari macetnya pembayaran cepat atau lambat pasti akan dibayar juga, dan bukan cuma itu dalam beberapa tahun kedepan project yang akan diberikan pemerintah akan terus bertumbuh.
Jadi menurut kami dari Team Creative Trader penjelasan terhadap penurunan saham-saham sector ini cukup sedehana. Seperti kita ketahui sejak dimulainya pencalonan Jokowi untuk menjadi Presiden oleh rakyat Indonesia, di awal tahun 2014 lalu saham-saham konstruksi BUMN terus mengalami kenaikan. Seperti terlihat dalam Grafik CTS KOSNTRUKSI BUMN di atas, kita melihat saham-saham sector ini terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2014 sampai pertengahan tahun 2016, dalam periode kenaikan tersebut kami mendeteksi bahwa ada akumulasi besar-besaran yang dilakukan oleh para pemain besar di saham-saham sector ini. Sebagai catatan dalam periode tersebut indeks konstruksi BUMN naik 2 kali lipat dari level 3.000an sampai ke level 10.000an
Jadi menurut kami alasan mengapa saham-saham sector ini turun ‘simply’ karena adanya aksi profit taking yang dilakukan oleh para pemain besar setelah mereka melakukan akumulasi dalam jumlah besar sejak tahun 2014, dari data-data pergerakan BANDAR yang kami dapatkan, kami melihat adanya aksi distribusi BANDAR yang terjadi di saham-saham sector ini dalam waktu 1 tahun terakhir. Alasan mereka melakukan penjualan menurut kami sangat sederhana, karena mereka sudah memperoleh keuntungan dan ingin merealisasikannya, memanfaatkan banyaknya berita positif dalam 1 tahun terakhir.
Namun melihat aksi distribusi yang sudah terjadi cukup lama, dan banyaknya barang yang sudah didistribusi maka kami berpendapat bahwa potensi BANDAR akan melakukan aksi akumulasi kembali juga semakin hari semakin besar. Jadi kami juga sependapat bahwa penurunan harga yang terjadi saat ini merupakan kesempatan untuk iktu mengakumulasi saham-saham sector ini.
SAHAM MANA YANG MENARIK UNTUK DIKOLEKSI MENURUT TEAM CTS HOT INFO
**Berita terbaru ADHI :
DPR akhirnya menyetujui penanaman modal negara sebesar Rp2 triliun untuk PT. KAI pada APBNP 2017 agar PT. KAI dapat mencari pinjaman yang lebih tinggi untuk membiayai proyek LRT Jabodetabek. Ada sentimen positif untuk ADHI
Investor masih akan menunggu pencairan dana pinjaman dari China Development Bank untuk WIKA. Sementara CDB sendiri menunggu sampai Land Clearing (pembebasan lahan) untuk proyek High Speed Rail selesai 100%.
Emiten konstruksi yang masih cenderung positif adalah PTPP seiring dengan sedikitnya proyek yang berstatus Turnkey dan PTPP cenderung mendapatkan kontrak baru melalui mekanisme Tender (bukan penunjukkan seperti ADHI). Dengan mekanisme Tender, proyek yang diperoleh cenderung telah diseleksi dan dipercaya baik untuk PTPP. Selain itu, eksposure PTPP di properti masih positif, terutama dari PPRO dan PP Urban, anak PTPP di sektor properti juga.
WSKT mungkin masih akan positif terutama karena peringkat S&P Indonesia yang berpotensi menurunkan hutang raksasa WSKT. Selain itu, eksposure WSKT di jalan tol memberikan keleluasan WSKT dalam hal Funding, seperti halnya JSMR yang akan segera men-sekuritisasi ruas tol Jagorawi. Penggantian biaya pembelian tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) di tahun 2017 pun akan positif untuk WSKT karena akan mengurangi beban hutang.
SAHAM YANG MENARIK DARI SUDUT BANDARMOLOGI DAN FOREIGN FLOW
WSBP
Jika kita melihat grafik perbandingan di atas, kita melihat bahwa diantara saham-saham sektor ini dan anak perusahaannya WSBP menjadi saham yang turunnya paling sedikit (jika dihitung dari periode awal IPO WSBP), hal ini cukup beralasan karena memang efek BANDARMOLOGI di saham IPO pada saham ini belum berakhir, dan tentunya di saham ini BANDAR tidak bisa seenaknya melakukan PROFIT TAKING, karena harga saat ini sudah berada dibawah harga IPO nya. Jika sudah terjadi perubahan trend pada saham-saham utama di sektor ini , kemungkinan WSBP akan segera menyusul, bahkan kemungkinan dengan kenaikan yang lebih besar dari saham induknya. Baca ulasan terakhir yang menjelaskan mengapa saham ini turun kebawah harga IPOnya dari sudut pandang BANDARMOLOGI.
ADHI
Sampai perdagangan kemarin kita melihat ada aksi jual asing dalam jumlah besar di saham ini, namun pagi ini keluar berita kalau DPR sudah menyetujui PMN pada PT KAI. Kami belum terlalu yakin kalau berita ini akan langsung membuat Investor Asing langsung berbalik arah di saham ini, karena kita sama-sama tahu, selama ini DPR tidak pernah menolak dilakukannya ‘kucuran dana’ dari pemerintah… Sandiwara politik seperti yang terjadi ketika penolakan DPR kemarin memang sudah biasa, kalau ujung-ujungnya DUIT, DPR pasti setuju…
Terlepas dari itu, kita melihat ada korelasi yang tinggi antara pergerakan dana asing dengan pergerakan harga ADHI, jadi menurut kami jangan terlalu cepat optimis merespon berita yang keluar pagi ini, karena bisa saja saham rebound sesaat namun distribusi para pemain besar tetap berlanjut di saham ini.
WSKT
Di tengah aksi distribusi besar-besaran yang terjadi di ADHI dan WIKA dalam beberapa hari terakhir, WSKT terlihat menjadi satu-satunya saham yang diakumulasi dalam kondisi ini, Akumulasi yang dilakukan oleh BANDAR bisa terlihat dari sudut pandang Bandarmologi dan juga Foreign Flow. Dari sudut pandang Foreign Flow kita bisa melihat bahwa bahwa saat ini Indicator Foreign Flow di saham ini masih berada dalam FASE AKUMULASI (curva orange mengalami kenaikan)
MENURUT ANDA SAHAM KONSTRUKSI MANA YANG PALING MENARIK SAAT INI ? MASUKAN SUARA ANDA DI ATAS, DAN LIHAT PENDAPAT PARA PEMBACA LAINNYA (klik disini jika voting dibawah tidak muncul)
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market