PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan rencana akuisisi Lippo Mall Kuta, Lippo Plaza Jogya dan Siloam Hospitals Yogyakarta masing-masing oleh LMIRT dan First REIT dengan nilai total senilai Rp 1,7 triliun.
Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut B Wijaya mengatakan perusahaan telah melewati tahun 2015 yang penuh tantangan di tengah-tengah kondisi pasar properti yang melemah, dengan memanfaatkan proyek-proyek terpadu yang terletak di kota-kota besar utama Indonesia. Beberapa proyek yang berhasil diluncurkan pada tahun lalu, di antaranya proyek-proyek yang berlokasi di Manado dan Orange County, Cikarang, yang telah berkontribusi terhadap pendapatan dan laba pada 2015.
“Yang lebih penting, kami akan terus fokus pada program asset light kami, dengan strategi recycling capital yang berkelanjutan. Kami telah menandatangani akta perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) untuk dua mal dan satu rumah sakit dengan REITs kami yang akan memberikan hasil sebesar Rp 1,7 triliun,” ujar Ketut dalam keterangan resmi.
Lippo Mall Kuta senilai Rp 800 miliar. Mal ini merupakan bagian dari enam lantai pengembangan gedung multifungsi yang terdiri atas komponen mal ritel serta 180 kamar hotel premium yang sedang dibangun yang terletak di Kuta, Bali, tempat tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Para penyewa mal termasuk berbagai merek internasional dan lokal seperti Nike, Bata, Quiksilver, Planet Sports, Matahari Dept Store, Hypermart, dan Cinemaxx.
Siloam Hospitals Yogyakarta, dengan luas kotor bangunan (gross floor area/GFA) sebesar 12.474 meter persegi serta kapasitas maksimum sebanyak 240 tempat tidur akan diakuisisi senilai Rp 400 miliar. Sedangkan sisanya Rp 500 miliar merupakan nilai dari Lippo Plaza Jogya, dengan GFA sebesar 66.098 meter persegi, yang terdiri atas 35.965 meter persegi untuk mal dan 30.133 meter persegi untuk wilayah parkir, yang telah diisi oleh beragam penyewa termasuk bioskop, para penjual makanan serta hypermarket. Mal ini telah menjadi salah satu pusat gaya hidup terbaru di Yogyakarta dan telah beroperasi sejak Juni 2015.
LPKR adalah perusahaan properti terbesar yang tercatat di bursa Indonesia berdasarkan jumlah aset dan pendapatan, didukung oleh land bank yang luas dan basis pendapatan recurring yang kuat. Bisnis LPKR terdiri atas residential/townships, mal retail, hospitals, hotels, dan manajemen aset. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 24,3 triliun atau US$ 1,8 miliar per 29 Januari 2016.
Perkuat Modal
Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo mengatakan transaksi Lippo Karawaci dengan LMIRT dan First REIT bakal memperkuat modal dan nilai buku perseroan.
Menurut dia, model transaksi jual beli aset seperti ini kerap dilakukan Lippo setidaknya dalam lima tahun terakhir. “Karena dilakukan dalam satu grup, risiko transaksi yang dapat dikatakan semi-internal ini juga terbilang kecil,” katanya.
Lucky berpendapat, dengan adanya potensi modal tambahan, Lippo Karawaci dapat menggunakan dana tersebut untuk mendanai proyek-proyek besar lainnya. Dibanding dengan emiten properti lainnya, Lippo Karawaci memiliki bisnis yang cukup terdiversifikasi. Saham Lippo Karawaci pun masih berpotensi mengalami up trend dari kondisi saat ini.
Secara terpisah, Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menjelaskan aksi penjualan aset mal dan rumah sakit ini mampu memberikan sinyal positif terhadap kinerja Lippo Karawaci. Sebab, langkah Lippo ini dapat memperkuat fundamental secara grup.
Dia merekomendasikan buy saham LPKR dengan target harga Rp 1.215 per saham, dan saham Siloam International Hospitals Tbk (SILO) ditargetkan Rp 10.000 per saham.
“Biasanya sinergi antar-Lippo Group itu terbilang positif. Dana dari transaksi ini nantinya dapat mereka gunakan untuk ekspansi yang mungkin lebih besar. Selain di properti residensial, saat ini Lippo terbilang cukup agresif di rumah sakit,” ujarnya.
Farid Nurfaizi/Nurjoni/AB
BeritaSatu.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market