Hari sabtu lalu dalam acara Investor Gathering Jakarta, beberapa orang menanyakan mengenai kemungkinan koreksi besar-besaran di IHSG mereka juga menyoroti besarnya dana asing yang keluar setelah sentimen negatif dari penurunan rating surat utang Indonesia minggu lalu. Sabtu lalu saya hanya berkomentar kalau dana asingnya belum banyak keluar, kita masih bisa tenang trading selama dananya masih di dalam.
Dalam keadaan akhir minggu lalu, memang secara foreign flow keadaannya masih aman-aman saja, meskipun sinyal bearish secara technical sudah cukup kuat namun saya masih tenang-tenang saja, karena saya selalu beranggapan selama dana asing masih dalam posisi besar, koreksi di IHSG adalah kesempatan untuk melakukan buy on weakness. Sebenarnya strategi yang sama sudah saya lakukan selama 2 bulan terakhir melihat pelemahan yang terjadi pada trend IHSG juga melemahnya arus inflow dana asing.
Sayangnya hari Jumat lalu bursa SP500 malah membentuk level tertinggi barunya, sentimen tersebut memberikan sentimen positif ke seluruh dunia termasuk Indonesia sehingga support harapan saya di 4.900 tidak sempat tersentuh, jadi mau tidak mau kemaren saya harus kejar-kejaran memanfaatkan rebound saham-saham yang terkoreksi minggu lalu.
Namun keadaanya sedikit berubah setelah perdagangan hari Senin ini dimana IHSG mengalami penguatan signifikan diiringi dengan keluarnya dana asing yang juga cukup besar, secara bandarmologi hal ini disebut sebagai Mark UP dimana harga diangkat disertai dengan keluarnya pemain besar, memberi indikasi terjadinya koreksi di masa yang akan datang.
Sebagai perbandingan pada penutupan hari Jumat yang lalu dana asing yang keluar sebesar 1.2T, namun di saat yang sama IHSG juga terkoreksi sebesar 109 point (2.2%) selama bulan Mei. Jika kita membuat rasio outflow maka setiap koreksi 0.1% pada IHSG maka dana yang keluar sebesar 58,1 M sebagai perbandingan rasio IHSG selama tahun 2013 adalah 107M / kenaikan 0.1%. Artinya koreksi yang terjadi sampai minggu lalu hanyalah koreksi yang wajar bahkan cenderung terlalu dalam jika dibandingkan dengan dana asing yang keluar.
Namun pada perdanganan kemarin IHSG mengalami penguatan 1.35% namun disertai dengan outflow sebesar 423M. Aksi ini merubah rasio bulan Mei menjadi 200M/ penurunan 0.1% IHSG. Kondisi ini jelas jauh lebih mengkhawatirkan dibanding kondisi akhir minggu lalu.
Lalu apakah sudah saatnya keluar dari bursa karena koreksi besar-besaran siap terjadi sesuai dengan mitos “sell in may and go away” ?!! Saya akan berikan pendapat saya untuk hal ini.
SELL IN MAY AND GO AWAY
Sebelum membahas lebih dalam saya akan sedikit mengulang mengenai fenomena “sell on may and go away” seperti yang saya bahas pada artikel minggu lalu.
Intinya Sell in May and Go Away tidak sedang mengindikasikan bahwa pada bulan Mei akan terjadi koreksi besar-besaran, melainkan selama periode Mei – October bursa cenderung melemah, itu sebabnya disarankan untuk menjual saham kita di bulan Mei (artinya bisa dilakukan diawal tetapi bisa juga pada akhir bulan) lalu membelinya kembali di awal bulan November.
FOREIGN INDEX
Saya hanya akan menjadikan index SP500 menjadi acuan, jika kita melihat apakah fenomena may sudah terjadi di indeks utama Amerika ini, jawabannya jelas belum sampai perdangan Senin ini SP500 masih membentuk record tertinggi baru sepanjang sejarah jadi belum ada indikasi sama sekali trend bearish apalagi bearish jangka menengah akan muncul. Apapun beritanya selama indeks SP 500 masih terus membentuk record tertinggi baru saya tetap beranggapan ekonomi dunia masih terus dalam masa pertumbuhan.
Secara technical sederhana rebound IHSG kemarin mengembalikan trend IHSG ke trend bullish yang sudah berlangsung sejak awal tahun, pelemahan trend memang terjadi namun indikasi perubahan trend sudah berakhir dengan kenaikan kemarin.
Sementara jika kita menggukanan Technical Indicator sinyal divergen pada MACD terlihat semakin kuat memberikan sinyal akan terjadi perubahan trend dalam beberapa waktu kedepan.
FOREIGN FLOW
Melanjutkan analisa di atas saya akan memberikan analisa lebih mendalam mengenai analisa keluar masuk dana asing.
Dalam gambar di bawah saya menunjukan selama tahun 2013 terjadi 3 koreksi yang cukup signifikan pada IHSG, yang pertama terjadi di awal bulan Januari dimana selama 5 hari IHSG terkoreksi sebesar 2.36% namun di saat yang sama dana asing mengalami inflow sebesar 615M. Tidak heran setelah hal tersebut terjadi IHSG mengalami salah satu rally paling kuatnya dalam 5 tahun terakhir dan menguat dari 4.300 – 4.800.
Koreksi kedua terjadi pada bulan Maret, tepat setelah rally yang saya bahas di atas. IHSG terkoreksi sebesar -3.1% diiringi dengan keluarnya dana asing sebesar 1.7T, meskipun disertai dengan rebound yang sangat cepat namun secara foreign flow dana asing sudah tidak masuk lagi dalam jumlah besar sejak koreksi ini.
Koreksi selanjutnya terjadi minggu lalu dimana IHSG terkoreksi 2.2%, namun dengan kenaikan hari senin kemarin koreksi IHSG hanya tinggal 0.87% namun yang menarik disertai outflow sebesar 1.68T.
Melihat kondisi tersebut kita bisa melihat bahwa terjadi outflow yang cukup besar selama bulan Mei ini, dan reboundnya IHSG membuat hal tersebut menjadi lebih mengkhawatirkan.
Jika kita menganalisa lebih dalam dengan melihat list-list saham yang diakumulasi dan didistribusi selama bulan Mei ini. Kita melihat BMRI dan PGAS adalah saham yang paling banyak dijual asing dalam 4 hari terakhir, dengan total 768M dan 435M, sementara saham big caps lain yang dijual adalah INDF dan BBCA meskipun jumlahnya tidak besar.
Di sisi lain saham-saham yang masih dalam list inflow adalah BBRI, SMGR, GGRM dan TLKM, meskipun jumlahnya memang tidak terlalu signifikan namun ada beberapa fakta menarik yang bisa kita ambil dari list ini. Pertama BBRI masih diakumulasi asing, meskipun harganya terkoreksi selama bulan Mei, kedua UNVR tidak masuk list 15 besar saham yang diakumulasi asing meskipun harganya naik cukup besar dalam bulan ini.
Kesimpulan yang bisa kita dapat dari kedua list tersebut, kita bisa melihat bahwa hanya sebagian kecil saham big caps yang sudah masuk top selling asing, sebagian lagi malah berada di top buying, artinya posisi big player di saham-saham penopang index masih cukup besar. Namun kenaikan UNVR yang merupakan saham difensif tanpa disertai akumulasi asing memberikan kita sinyal siaga bahwa IHSG sedang di mark up dalam upaya big player untuk keluar dari bursa.
KESIMPULAN
Memepertimbangkan beberapa faktor di atas, seperti trend bullish di Amerika dan sinyal pembalikan arah secara technical di IHSG didukung lagi beberapa berita negatif yang mulai bermunculan di Indonesia.
Semuanya dipadukan dengan melihat reaksi asing menyikapi kondisi-kondisi tersebut, saya melihat ada kemungkinan yang bertambah besar bahwa phenomena Sell in May and Go Away bisa terjadi di IHSG tahun ini. Namun melihat kondisi jangka pendek 1-2 minggu kedepan saya masih melihat adanya potensi kenaikan di bursa kita, belum keluarnya dana asing dalam jumlah yang besar jika dibandingkan dengan yang masuk selama tahun ini. Juga masih minimnya saham-saham big caps yang dijual asing membuat saya masih optimis bahwa dalam 1-2 minggu kedepan IHSG masih bisa menguat, bukan mustahil masih dapat membentuk level tertinggi barunya.
Namun jika skenario tersebut benar-benar terjadi menarik kita memperhatikan aksi investor asing dibalik pergerakan tersebut, jika aksi jual masih terus mendominasi seperti yang terjadi hari Senin kemarin, saya menyarankan untuk kita bersiap-siap keluar market di akhir bulan ini, Sell in May and Go Away.
Sementara jika terjadi koreksi signifikan di minggu ini atau awal minggu depan hal tersebut merupakan kesempatan untuk melakukan buy on weakness, sama seperti rekan-rekan yang belanja hari Jumat lalu, karena posisi foreign flow masih aman.
Quote of The Day:
If you don’t learn to pass the small tests and do what God is asking you to do, it will keep you from the big things God has in store. God wants to know if He can trust you.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market