Jika pada kasus saham nyangkut yang kami posting tadi pagi, dibahas mengenai penurunan ‘misterius’ BBNI yang didorong oleh aksi cut loss investor asing, saham kedua yang akan kami bahas hari ini dapat kita duga penyebab penurunannya. Di awal bulan ini SSIA melaporkan bahwa laba perusahaan di tahun 2015 lalu turun cukup signifikan salah satunya disebabkan karena kinerja Tol Cipali yang jauh di bawah harapan.
Saham SSIA memang terlihat mengalami penurunan yang drastis seminggu menjelang dirilisnya laporan keuangan perusahaan, setelah sebelumnya berada dalam trend bullish dan akumulasi yang cukup baik. Kondisi seperti ini memang terlihat dialami oleh banyak perusahaan-perusahaan property dalam 1 bulan terakhir.
Dari sudut pandang bandarmologi pun kita bisa melihat bahwa ada perubahan aksi bandar yang signifikan ketika terjadinya perubahan trend di saham ini.
Ketika harga saham ini naik dari tanggal 11 Feb – 20 April 2016 terilhat terjadi akumulasi yang menyertai trend bullish yang terjadi di saham ini, hal ini dapat dilihat dengan besarnya pembelian RX sebagai Top Buyer dan dua broker Ritel YP dan NI yang berada di posisi top seller. Dalam teori bandarmologi kita bisa melihat adanya akumulasi dalam periode ini.
Sementara ketika saham ini bergerak turun yang dimulai dari tanggal 21 April sampai penutupan kemarin, kita melihat posisinya berbalik, Top Seller terlihat lebih kuat dibandingkan denga top buyer dan broker – broker ritel seperti PD, NI dan YP semua berada dalam posisi sebagai top buyer. Gabanyngan kedua faktor tersebut mengindikasikan adanya distribusi pada periode ini.
Jika kita membandingkan kedua Trend di atas, kami melihat aksi akumulasi yang terjadi pada trend naik kurang lebih sama besarnya dengan aksi distribusi yang terjadi dalam trend turun. Namun karena penurunannya terjadi terlalu cepat, maka average harga ketika terjadi distribusi terlihat lebih rendah dari average harga yang terjadi ketika proses akumulasi dilakukan.
Dimana pada saat akumulasi, average akumulasi ada di kisaran 685 sementara pada saat distribusi averagenya di kisaran 670. Jadi meskitpun ada kerugian namun jumlahnya tidak terlalu besar, dan masih dalam posisi yang cukup wajar.
Namun yang membuat saham ini menarik adalah posisi harganya saat ini yang ada di kisaran 600an, jika kita melihat pergerakan harga kebelakang sejak tahun 2016 SSIA , hanya pernah 9 minggu berada di bawah level 600, dimana pertama terjadi akhir tahun 2013 (3 minggu) dan kedua krisis tahun lalu selama 6 minggu. Dengan level terendah yang pernah dicapai di saham ini di kisaran 550.
Hal ini berarti risk and reward membeli di kisaran harga saat ini cukup menarik, karena secara bandarmologi jika harga turun jauh ke bawah level tersebut bisa diasumsikan semua pihak yang melakukan penjualan sudah berada dalam posisi loss, kondisi yang umumnya hanya terjadi di perusahaan yang teracam kelangsungannya.
Jadi jika anda termasuk sebagai pihak yang percaya, bahwa SSIA adalah perusahaan yang sehat dan jauh dari ancaman kebangkurtan maka ini adalah peluang yang cukup menarik untuk membeli SSIA di harga yang cukup murah. Strategi pembelian tentu bisa disesuaikan dengan gaya trading masing-masing.
Atau jika anda dalam posisi nyangkut dan tidak berminat untuk average down maka level 550 adalah level yang crucial jika memang harga bisa turun ke bawah itu maka kemungkinan ada hal yang lebih buruk dari yang kita ketahui di saham ini, dan level tersebut dapat kita jadikan sebagai level cut loss kita.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market