Minggu-minggu ini menjadi minggu yang cukup sibuk buat team Creative Trader, terutama setelah kami merilis artikel yang cukup kontroversial di bulan November yang berjudul : Cerita di Balik Keruntuhan Bisnis Saham Gorengan di Indonesia kami yakin sebagian dari anda masih ingat pembahasan dalam artikel tersebut. Kami menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi di balik layar, yang menyebabkan kejatuhan saham-saham gorengan yang akhirnya memberikan efek Domino pada kejatuhan banyak product-product Reksadana yang fokus di saham-saham yang pergerakan harganya diatur oleh Bandar Lokal.
Pasca dirilisnya artikel tersebut kami melihat ada begitu banyak kecaman yang ditujukan pada para Manajer Investasi. Banyak yang menganggap mereka tidak becus dalam memilih saham, dan menyebabkan kerugian ribuan investor karena berinvestasi di saham-saham gorengan.
Kecaman terhadap para Manajer Investasi tersebut sebenarnya cukup ironis, karena jika anda mundur 1-2 bulan kebelakang, dan mencari pemberitaan tentang product-product reksadana yang sama yang saat ini terjun bebas nilainya, bahkan sebagian di suspend, anda akan menemukan begitu banyak berita positif dan pujian-pujian terhadap product reksadana yang sama.
KINERJA REKSADANA-REKSDANA TERBESAR DI INDONESIA
Jika anda melihat tabel di atas, berikut adalah 10 Reksadana Saham dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia saat ini, dengan jumlah Dana Kelolaan berkisar dari 1 – 14 Triliun rupiah. Dan terlihat bahwa 9 dari 10 reksadana saham tebesar tersebut mencatatkan kinerja negatif sepanjang tahun 2019. Dan jika anda melihat saham-saham yang ada di dalam portfolio ke 10 reksadana tersebut, anda akan menemukan fakta yang menarik.
Setiap reksadana wajib mempubilikasikan 5 saham dengan nilai terbesar dalam portfolio kelolaan mereka, dan sebagai perusahaan yang selalu fokus mempelajari dan menganalisa pergerakan para pemain besar, kami secara rutin memantau pergerakan mereka, dan saham-saham yang mereka miliki.
Yang menarik adalah, jika anda melihat list saham-saham yang ada di posisi 5 besar dari setiap reksadana tersebut saat ini, maka anda akan menemukan semuanya punya saham BBRI, 9 reksadana memiliki TLKM dan BMRI, dan 7 memiliki ASII di Top 5 saham yang mereka miliki. Dan jika listnya diperbesar menjadi Top 10 saham yang dimiliki, maka kemungkinan ke 10 reksadana tersebut memiliki lebih dari 5 saham yang sama dalam portfolio mereka.
Dan jika anda sudah lama di market anda tentunya langsung mengerti kenapa kinerja para reksadana lokal tersebut semuanya minus? Karena portfolio kelolaan mereka memang dipenuhi oleh saham-saham yang di Bandari oleh Investor Asing, jadi memang kinerja dana kelolaan mereka tidak akan bisa naik, kalau investor asing tidak memutuskan untuk menaikan saham-saham tersebut. Dan karena kita tahu sepanjang tahun 2019 ini investor asing terus jualan jadi sangatlah wajar kinerja semua dana kelolaan tersebut mengecewakan sepanjang tahun ini.
REKSADANA KARYA ANAK BANGSA
Jadi apa yang dilakukan oleh para Manajer Investasi yang saat ini sedang bermasalah sebenarnya merupakan sebuah terobosan baru, mereka memilih untuk tidak menggantungkan nasib dana kelolaannya pada investor asing, dan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri.
Mereka ‘menciptakan’ sahamnya sendiri, membeli sahamnya sendiri dan menaikan harga sahamnya sendiri. Jadi bisa dibilang suksesnya kinerja dana kelolaan tersebut murni sebagai ‘karya anak bangsa’ dan sama sekali tidak ada campur tangan investor asing. Mereka bisa menentukan nasibnya sendiri, dan tidak menggantungkan nasibnya pada ‘kebaikan’ investor asing.
Tidak heran jika anda melihat pemberitaan sampai bulan September lalu, anda hanya akan mendapati pujian demi pujian dan penghargaan demi pengharagaan terus didapat oleh Manajer Investrasi para MI yang fokus di saham-saham yang dikendalikan Bandar Lokal tersebut.
Jadi menurut saya, sangat tidak adil ketika sekarang harga saham-saham mereka jatuh dan nilai dana kelolaanya turun lebih dari 50% dalam 1 bulan, kita tiba-tiba nyinyir dan menyalahkan mereka. Bahkan pihak-pihak yang beberapa bulan lalu memberikan penghargaan, sekarang malah meng-kritik habis-habisan para Manajer Investasi tersebut.
Menurut saya, kalau kita tidak senang dengan fakta bahwa IHSG diatur pergerakannya oleh Bandar Asing, maka kita harus mendukung aksi-aksi yang dilakukan Bandar Lokal.
Karena pada akhirnya hal terburuk yang bisa terjadi di pasar saham adalah ketika tidak ada Bandar yang mengatur pergerakan harga saham, dan publik/investor ritel menguasai saham-saham yang beredar. Karena kita tahu investor ritel tidak bisa mengatur pergerakan harga, investor ritel umumnya hanya bisa mencoret-coret grafik pergerakan harga di masa lalu, dan mempelajari ratio-ratio keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dan kita tahu semua usaha investor ritel tersebut tidak ada gunanya sama sekali kalau Bandar tidak memutuskan untuk mengerek harga saham tersebut. Tanpa adanya Bandar yang mengatur pergerakan harga, semua saham akan tidur dan bukan mustahil akhirnya delisting seperti TMPI.
Sekarang memang para Manajer Investasi tersebut dianggap melakukan kesalahan dalam mengelola portfolio mereka, karena dianggap terlalu berani berinvestasi di saham-saham gorengan. Namun menilai saham-saham yang mereka beli sebagai saham gorengan juga sebenarnya tidak fair, karena saham-saham tersebut baru dibilang gorengan sekarang ini, setelah harganya terjun bebas. Di awal bulan November sebelum harganya mulai jatuh, saham-saham yang sama disebut saham Multibagger, fundametalnya dianggap bagus (karena harganya terus naik), dan manajer investasinya dapat penghargaan.
Dan kita tahu dari sisi fundamental tidak ada yang berubah pada perusahaan-perusahaan seperti FORZ di awal bulan November lalu ketika harganya di 900an, dan sekarang harganya di 80an. Tidak ada juga yang berubah di saham ENVY yang di awal November masih di 3000an dan sekarang di 900an atau PURE yang turun dari 1.200an ke 270an hanya dalam waktu 3 minggu.
LALU KENAPA HARGA SAHAM GORENGAN BISA TIBA-TIBA HANCUR ?
Pertanyaan ini banyak sekali kami dapatkan beberapa minggu terakhir, terutama ditanyakan oleh rekan-rekan yang memang sudah memahami Ilmu Bandarmologi. Karena memang dalam artikel : Cerita di Balik Keruntuhan Bisnis Saham Gorengan di Indonesia.
Kami hanya menjelaskan latar belakang dan apa yang sedang terjadi di saham-saham gorengan yang terjun bebas harganya, dan hubungannya dengan reksadana-reksadana yang sedang bermasalah. Namun kami memang tidak menjelaskan mengapa secara tiba-tiba saham tersebut bertumbangan ? Mengapa satu project karya anak bangsa yang tidak bisa dinggangu gugat oleh Investor Asing bisa tiba-tiba runtuh dalam seketika ? Padalah sampai awal bulan November beberapa reksadana tersebut masih menjadi salah satu reksadana terbaik, dan menjadi pilihan banyak investor yang mau menginvestasikan uangnya di reksadana.
Karena kalau harga sahamnya tidak jatuh, maka NAV reksadananya pun tidak akan jatuh, dan tidak akan muncul kepanikan dan tidak akan terjadi krisis seperti yang kita alami saat ini. Jadi semua krisis ini dimulai karena kejatuhan saham-saham seperti TGRA, ENVY, JSKY, FORZ dll. Jadi bukan sebaliknya karena Reksadana-nya krisis, maka sahamnya jatuh.
Jadi pertanyaan pentingnya adalah kenapa saham-saham tersebut tiba-tiba jatuh ?
Dalam Ilmu Bandarmologi kita melihat umumnya ada 2 penyebab sebuah saham bisa jatuh secara luar biasa dalam waktu singkat seperti saham-saham di atas.
Pertama karena secara tiba-tiba bisnis yang dijalankan perusahaan tersebut terancam hancur dan berhenti, salah satu contohnya terjadi di saham AISA beberapa tahun lalu, ketika pabriknya digrebek oleh Kapolri dan ditutup secara paksa.
Dalam kondisi tersebut Bandar AISA tentunya panik, karena saham yang dimiliki bisa-bisa jadi kertas yang tidak berharga karena usahanya dibubarkan secara paksa. Dan kita tahu berita tersebut diberitakan secara besar-besaran oleh media massa, jadi bukan hanya Bandar yang tahu berita tersebut, Investor Ritel pun tahu kalau perusahaan tersebut terancam kelangsungannya. Dalam kondisi seperti itu Bandar akan berusaha menjual saham yang mereka miliki sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat-cepatnya sebelum perusahaannya benar-benar bubar, dan aksi jual Bandar tersebutlah yang menyebabkan kejatuhan harga.
Namun kita tahu bukan hal ini yang sedang terjadi di saham-saham gorengan tersebut, karena sampai saat ini tidak ada pemberitaan apa pun tentang krisis yang terjadi di perusahaan-perusahaan tersebut, lagian khan hampir mustahil kalau lebih dari 10 perusahaan di sector yang berbeda, dengan latar belakang dan pemilik yang berbeda, tiba-tiba bisa terancam kelangsungannya di hari yang sama, dan di hari yang sama pula terjun bebas harga sahamnya, tanpa ada berita apa-apa.
Jujur kami memang belum pernah melakukan riset mendalam mengenai perusahaan-perusahaan tersebut, jadi kami tidak bisa memastikan kalau perusahaanya benar-benar ada, atau hanya di atas kertas saja. Namun harusnya itu pun tidak terlalu penting, karena kalaupun perusahaan-perusahaan ini sebenarnya hanya perusahaan yang hanya ada di atas kertas, artinya memang sejak awal sudah begitu, jadi tidak membantu menjelaskan kenapa perusahaan turun sampai hampir 90% nilainya di bulan November. Karena toh sejak awal hanya di atas kertas, kalaupun kertasnya hilang atau terbakar, khan masih bisa di print ulang.
KEMUNGKINAN ADA PIHAK BESAR YANG DITUNTUNGKAN DENGAN KEJATUHAN HARGA SAHAM-SAHAM GORENGAN INI
Jika tidak ada hal extreme yang terjadi pada perusahaan yang membuat bandarnya panic selling yang menyebabkan kejatuhan harga sahamnya. Maka kemungkinan kedua yang bisa menyebabkan kejatuhan harga saham yang diajarkan dalam Ilmu Bandarmologi adalah karena ada pihak yang diuntungkan dengan kejatuhan harga saham tersebut.
Ada banyak kemungkinan mengapa Bandar bisa diuntungkan dengan kejatuhan harga suatu saham, salah satu yang paling sering terjadi adalah aksi profit taking yang dilakukan Bandar. Dimana setelah berhasil melakukan akumulasi di harga bawah, dan menaikan harga saham ini sambil ‘menghujani market’ dengan berita-berita positif untuk memancing investor ritel memborong saham ini, pada saat itulah waktu yang ideal untuk Bandar melakukan penjualan besar-besaran dan menyebabkan harga sahamnya mengalami kejatuhan.
Namun dalam kasus saham-saham gorengan ini kejatuhan harga jelas bukan disebakan aksi profit taking, karena penurunannya terlalu cepat dengan volume yang rendah, yang membuat kalaupun bandar jualan, jualannya tidak bisa banyak, dan harga sahamnya pun terlalu cepat turun yang membuat harga penjualannya pun menjadi sangat rendah, jadi jelas aksi ini bukan disebabkan karena aksi profit taking yang dilkukan Bandar.
Jika melihat ke belakang, di tahun 2017 lalu sempat ada kejatuhan harga yang cukup extreme di saham RIMO dimana hanya dalam waktu 4 hari harga sahamnya turun dari 600 ke 200. Kejatuhan tersebut terjadi karena sebelum kejatuhan harga, Bandarnya sudah selesai jualan di harga atas, dan setelahnya Bandar memutuskan untuk menhancurkan harga saham ini dan membuat harga saham ini ARB selama 4 hari berturut-turut.
Pada saat itu kami pun sempat merilis artikel yang menjelaskan kejatuhan saham tersebut melalui artikel kontroversial berjudul : Bagaimana Mr B hancurkan RIMO dalam 3 hari ?!
Namun untuk kasus ini pun rasanya sulit untuk Bandar bisa menjual seluruh sahamnya di harga atas bulan November lalu, karena saham-saham yang jatuh umumnya saham yang tidak terlalu dikenal oleh publik, jadi kalaupun Bandar jualan, jualannya pun tidak bisa banyak.
LALU SIAPA SEBENARNYA YANG DIUNTUNGKAN DENGAN KEJATUHAN HARGA SAHAM-SAHAM INI ?!
Jika anda sudah mengikuti pembahasan kami dalam beberapa bulan terakhir, anda tentunya menyadari bahwa dalam berbagai kesempatan kami mengatakan bahwa kondisi perbandaran di Indonesia sedang kurang baik, kami juga berulang kali mengatakan tentang bahaya yang akan muncul jika kita membuat Bandar marah.
Dari berbagai informasi dan riset yang kami lakukan beberapa bulan terakhir, sedikit banyak kami memahami apa yang sebenarnya menyebabkan kejatuhan harga saham-saham tersebut, dan siapa yang sebenarnya paling diuntungkan dengan kejatuhan ini.
Namun kami tidak berani menyampaikannya ke publik, karena kalau kami jelaskan alasannya, maka ada kemungkinan kami akan dituntut secara hukum dengan pasal Pencemaran Nama Baik, oleh pihak-pihak yang kami bahas.
Sebagai informasi saja beberapa bulan lalu, salah satu perusahaan investasi multinational yang berkantor pusat di Amerika, namun juga beroperasi di beberapa negara Eropa dan Asing mengirimkan utusannya dari Singapore untuk bertemu saya, dan beliau secara halus dia mengingatkan kepada saya, bahwa kalau saya tidak hati-hati saya bisa dituntut secara hukum. Karena pembahasan-pembahasan yang kami lakukan mengenai pergerakan Bandar.
Bagi para Alumni Bandarmologi tentunya masih ingat di awal November ini kami berencana mengadakan Gathering Khusus Alumni Bandarmologi dengan tema : The Secret Behind a Rise of Multibagger Stock
Dalam gathering tersebut kami berencana membahas secara mendalam mengenai ‘rahasia’ dibalik kenaikan harga saham-saham Multibagger, yang salah satu materinya adalah yang sedang dibahas pada artikel ini, dan artikel sebelumnya mengenai jatuhan saham Multibagger.
Namun 3 hari sebelum pelaksanaan, kami terpaksa membatalkan ini karena ada pihak yang merasa keberatan kami membahas ‘rahasia’ di balik kenaikan saham-saham yang multibagger tersebut. (pengumumannya kami kirimkan melalui Channel Telegram kami, dan bisa anda baca di samping)
Tidak lama setelah pembatalan tersebut, saham-saham multibagger terjun bebas, dan sampai hari ini kami belum berani menjadwalkan kembali gathering tersebut, karena kondisinya memang belum kondusif.
Namun meskipun kami tidak bisa memberikan alasannya ke publik, kami yakin jika rekan-rekan yang sudah memahami dasar-dasar Ilmu Bandarmologi, dan mengetahui mekanisme pembentukan product reksadana, maka anda akan menemukan salah satu celah yang memungkinkan adanya pihak yang diuntungkan dari kejatuhan harga saham-saham seperti yang terjadi saat ini. Satu hal yang bisa kita yakini, saham-saham tersebut tidak mungkin dihancurkan harganya tanpa alasan, jadi sangat mungkin ada pihak yang diuntungkan karena kejatuhan ini.
BAGAIMANA NASIB SAHAM-SAHAM EX-MULTIBAGGER YANG HANCUR HARGANYA
Dalam bagian kesimpulan artikel kami sebelumnya kami mengatakan :
Menurut pandangan kami dalam waktu dekat (kemungkinan minggu ini) kejatuhan saham-saham gorengan yang terjun bebas selama bulan November ini harusnya sudah akan berakhir. Namun sejauh ini kami belum mendapatkan cukup informasi yang bisa membantu kami memprediksi apakah ber-akhirnya kejatuhan tersebut akan disertai dengan rebound yang tidak kalah besarnya, atau hanya badainya saja yang mereda namun sahamnya akan tidur di keterpurukannya saat ini.
Terbukti setelah pembahasan tersebut, saham-saham yang dibahas langsung naik secara signifikan harganya selama 2 hari, namun sayangnya setelah diamati pergerakan Bandar dalam kenaikan tersebut, kami tidak melihat ada cukup niat dan usaha yang dilakukan Bandar untuk mengembalikan harga saham yang jatuh ke harga semula.
Fakta tersebut berulang kali kami bahas di Channel Telegram kami dalam 1 minggu terakhir, dimana kami mengatakan meskipun harga saham saham tersebut naik luar biasa pasca berakhirnya krisis, namun Bandar terus melakukan distribusi yang dalam periode tersebut. Jadi bisa dikatakan kenaikan tersebut hanyalah upaya Bandar untuk memancing investor ritel untuk membeli saham-saham ini, jadi tidak heran sekarang harganya sudah kembali turun ke level sebelum kenaikan.
Dan kemungkinan harga saham-saham ini kembali naik ke harga sebelum krisisnya semakin berkurang, setelah mengetahui ternyata ada pihak besar yang mungkin diuntungkan dengan kejatuhan saham ini, artinya mereka tidak punya kepentingan untuk mengembalikan harga saham ini, dan tetap diuntungkan meskipun harga sahamnya terus terpuruk.
Jadi prediksi kami meskipun kedepannya saham-saham ini kemungkinan masih akan menari-nari untuk memancing pembeli lebih banyak lagi di kalangan investor ritel, namun sangat sulit berharap harga saham-saham yang sudah jatuh akan kembali pulih dalam waktu dekat, bahkan dalam 1 tahun kedepan.
Well semoga prediksi saya ini salah, karena saya tahu ada banyak investor ritel yang menjadi korban karena kejatuhan ini, semoga saja tidak ada pihak yang diuntungkan dengan kejatuhan ini, sehingga Bandar saham ini punya kepentingan untuk mengembalikan lagi harga saham-saham yang sudah hancur ke level harga sebelumnya. Namun jika anda bertanya pendapat saya saat ini dari sudut pandang Bandarmologi, inilah pendapat saya.
Sampai beberapa tahun lalu, para investor ritel hanya diajarkan untuk melihat dan menganalisa naik turunnya candlestick untuk keputusan investasinya, namun perkembangan teknologi dan berbagai riset yang kami lakukan dalam 10 tahun terakhir, saat ini investor ritel sudah bisa memahami dan menganalisa pergerakan Bandar dengan lebih jelas dan akurat.
Kita tahu sampai saat ini mayoritas investor di Indonesia masih menganalisa bentuk-bentuk candlestick untuk memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang, dan kita juga tahu mayoritas investor di Indonesia mengalami kerugian di bursa saham. Karena Bandar-lah yang mengatur pergerakan harga saham, jadi Bandar memiliki kebebasan menggambar grafik harga saham sesuai yang mereka inginkan.
Itu sebabnya semakin hari kesadaran investor akan pentingnya pemahaman akan Analisa Bandarmologi terus bertumbuh, dan meskipun tahun ini kondisi IHSG tidak kondusif namun jumlah peserta Workshop Bandarmologi meningkat signifikan dibanding tahun lalu.
Jika anda termasuk salah seorang investor yang sudah bosan dikerjai Bandar, kami ingin meng-informasikan bahwa di bulan Desember ini kami akan mengadakan 3 Workshop Bandarmologi yang akan diadakan di Jakarta (14-15 Des), Surabaya (21-22 Des) dan secara Online (6-9 Des 2019). Masih terbuka kesempatan untuk bergabung dalam ketiga workshop tersebut, yang info lengkapnya bisa anda dapat disini.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God